Ulasan Film 'The Eight Hundred': Perang Cina-Jepang dengan Ending Mengharukan

Hayuning Ratri Hapsari | Angelia Cipta RN
Ulasan Film 'The Eight Hundred': Perang Cina-Jepang dengan Ending Mengharukan
Poster Film 'The Eight Hundred' (IMDb)

Ada banyak sekali tontonan seru yang bisa dinikmati di akhir pekan untuk menyegarkan pikiran dari hari-hari sibuk lainnya. Termasuk bagi kamu yang suka dengan film bergenre perang dan sejarah. Film asal CinaThe Eight Hundred’ bisa menjadi solusinya.

Film ini juga menjadi salah satu film perang terbaik, yang mana berhasil memenangkan 23 penghargaan film bergengsi, salah satunya adalah penghargaan Asian Film Awards 2021.

Tontonan bersejarah ini juga dibintangi oleh artis papan atas Cina seperti Huang Zhizhong, Hao Ou, Jiang Wu, Zhang Yi, Li Chen, Vision Wei, Wang Qianyuan hingga Zheng Kai.

‘The Eight Hundred’ merupakan film bertema perang asal Cina yang mana kisahnya menggambarkan pertempuran Shanghai dan perlawanan Tiongkok terhadap agresi Jepang di tahun 1937. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Perang Sino-Japanese Kedua.

Sinema yang dirilis pada tahun 2021 ini juga diadaptasi dari kisah nyata pertahanan Gudang Sihang, Shanghai oleh pasukan NRA Tiongkok. Film ini juga turut menggambaran tentang semangat patriotisme dan keberanian rakyat Tiongkok dalam melawan sekutu Jepang.

Ceritanya dimulai pada saat Jepang mulai menginvasi Shanghai dan berakhir pertempuran yang dikenal sebagai Perang Sino-Japanese Kedua.

Setelah menahan Jepang selama lebih dari 3 bulan meski mengalami kerugian besar, tentara Tiongkok terpaksa mundur karena terjebak. Bahkan beberapa adegan menunjukan rasa nasionalisme yang kuat. Tanpa gentar mereka melawan Jepang dengan beragam cara.

Bahkan dalam cerita sosok Letnan Kolonel Xie Jinyuan dari Resimen ke-524 Divisi ke-88 Tentara Revolusioner Nasional memimpin sekitar 452 tentara untuk mempertahankan Gudang Sihang dan melawan Divisi Kekaisaran Jepang ke-3 yang berjumlah sekitar 20.000 pasukan.

Kisahnya mengharukan, beberapa adegannya pun berhasil menyentuh hati para penonton. Selain mengisahkan perjuangan, film ini juga mengajak para penonton untuk mencintai negerinya.

Selain itu, dalam tontonan ini kamu juga akan melihat sebuah pemukiman seberang Sungai yang mewah, berhadapan dengan Gudang Sihang (yang menjadi markas pertahanan para Pasukan Shanghai). Di pemukiman itu sangat berbeda, di mana warga Cina dan Internasional lainnya memilih acuh dan tidak melawan.

Namun, perlahan-lahan mereka melihat kepedihan yang dialami para tentara negaranya, akhirnya mereka memilih untuk melawan dari kejauhan. Tentara Tiongkok di Gudang Sihang berhasil membangkitkan semangat nasionalis warga Cina lainnya di pemukiman tersebut.

Adegan paling menyedihkan dalam film fenomenal ini adalah ketika banyak tentara Cina yang memutuskan untuk mengorbankan dirinya dengan membawa bom di tengah-tengah kepungan sekutu Jepang.

Ditambah lagi, scene mereka berusaha tetap mengibarkan bendera Cina dengan ujaran “Cina tidak akan runtuh” walaupun akhirnya mereka diserang melalui serangan udara Jepang.

Ada sepatah kata lagi yang akan membuatmu semakin larut dalam haru adalah ketika slogan nasionalisme dikatakan yakni ‘berkat kalian, Cina masih berdiri’.

Hingga di akhir film, tentara Shanghai yang tersisa memilih untuk menyebrangi jembatan menuju pemukiman elite yang sudah siap sedia membantu dan melawan Jepang bersama mereka.

Film ‘The Eight Hundred’ ini menggambarkan jiwa patriotisme, persatuan dan nasionalisme yang kuat sehingga menjadi memo bagi kita semua tentang ketangguhan manusia dalam menghadapi segala tantangan. Jadi, film ‘The Eight Hundred’ ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang suka sekali film perang!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak