Makna 'Wake Me Up When September Ends', Jadi Lagu Wajib Saat September Tiba

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Makna 'Wake Me Up When September Ends', Jadi Lagu Wajib Saat September Tiba
Green Day (Instagram/@greenday)

"Wake Me Up When September Ends" adalah sebuah lagu milik band punk legendaris Green Day. Dirilis pada tahun 2004 sebagai bagian dari album American Idiot, lagu ini telah menjadi salah satu karya ikonik yang selalu populer setiap kali bulan September tiba. Bagi banyak orang, lagu ini menjadi semacam anthem tak resmi untuk bulan tersebut.

Dikutip dari American Songwriter, "Wake Me Up When September Ends" ditulis oleh Billie Joe Armstrong, vokalis utama Green Day dan berdasarkan dari pengalaman pribadi yang dialami Billie Joe ketika ayahnya, Andrew Armstrong meninggal dunia pada 10 September 1982 akibat kanker yang dideritanya.

Saat itu, Billie Joe baru berusia 10 tahun, dan peristiwa tersebut memberikan luka yang mendalam baginya. Lagu ini mencerminkan kesedihannya yang mendalam dan dampak emosional yang terus ia rasakan setiap kali bulan September tiba.

Lirik lagu ini mulai dengan baris pertama yang sederhana namun cukup mendalam "Summer has come and passed / The innocent can never last / Wake me up when September ends" (Musim panas telah datang dan berlalu, kepolosan tak akan pernah bertahan ,bangunkan aku saat September berakhir)

Menggambarkan perubahan musim sebagai simbol dari kehidupan yang terus berjalan, namun tetap tidak bisa mengembalikan apa yang hilang. "The innocent can never last" bisa diartikan sebagai perasaan bahwa kepolosan dan kebahagiaan masa kecil Billie, sirna setelah kehilangan ayahnya.

Refrain "Wake me up when September ends" menggambarkan keinginan Billie untuk melewati bulan September yang selalu mengingatkannya pada kehilangan tersebut.

Penggalan lirik "Here comes the rain again / Falling from the stars / Drenched in my pain again / Becoming who we are" (Hujan datang lagi, jatuh dari bintang-bintang,basah kuyup dalam rasa sakitku lagi, menjadi siapa diri kita)

Lirik ini menggabungkan metafora hujan dengan rasa sakit dan kesedihan yang mendalam. "Hujan" di sini bisa diartikan sebagai simbol kesedihan yang terus-menerus datang. Kesedihan ini, menurut Billie, membentuk dirinya dan menjadi bagian dari siapa dirinya sekarang.

Billie menggunakan gambaran alam untuk menunjukkan bagaimana kenangan pahit itu datang kembali. 

Penggalan lirik lain, "Like my father’s come to pass / Twenty years has gone so fast " (Seperti ayahku yang telah pergi, dua puluh tahun berlalu begitu cepat) merupakan ungkapan langsung tentang kematian ayah Billie, yang terjadi 20 tahun sebelum lagu ini ditulis. Baris ini menyiratkan betapa cepat waktu berlalu, namun duka tersebut masih terasa nyata.

Secara musikal, "Wake Me Up When September Ends" adalah balada rock yang dimulai dengan gitar akustik yang lembut, kemudian berkembang dengan tambahan instrumen lain.

Lagu ini memiliki ritme yang stabil dan lambat, namun penuh dengan intensitas emosional yang berangsur-angsur meningkat seiring dengan progresi instrumen.

Aransemen ini sangat mendukung tema lagu yang penuh dengan kesedihan dan kehilangan. Pada bagian akhir, lagu ditutup dengan beberapa not gitar yang bergema, memberikan kesan hampa yang menekankan perasaan kehilangan yang tersisa.

Video musiknya, yang disutradarai oleh Samuel Bayer,menampilkan pasangan muda yang dipisahkan oleh perang, dengan Jamie Bell berperan sebagai seorang pria yang pergi ke medan perang, dan Evan Rachel Wood sebagai kekasih yang ditinggalkan. Video ini sering dikaitkan terhadap Perang Irak, walaupun lagu itu sendiri tidak secara eksplisit mengacu pada perang tersebut.

Menariknya, lagu ini juga menjadi semacam anthem untuk berbagai peristiwa di luar makna awalnya, seperti setelah terjadinya Badai Katrina pada tahun 2005 dan Serangan 11 September pada tahun 2001.

Secara keseluruhan "Wake Me Up When September Ends" adalah lagu yang mencerminkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan dan duka.

Green Day berhasil menciptakan sebuah karya yang menyentuh banyak orang di berbagai tingkat emosi. Baik dari sisi pribadi Billie Joe yang kehilangan ayahnya, maupun dari interpretasi yang lebih luas.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak