Review Film Transformers One, Kali Ini Robotnya Jadi Lebih Humanis

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Transformers One, Kali Ini Robotnya Jadi Lebih Humanis
Poster Film Transformers One (IMDb)

Kamu bosan dengan versi live-action Transformers, yang penuh dengan ledakan dan aksi? Kabar menggembirakan buatmu, Film Transformers One hadir dengan pendekatan lebih ‘ramah’ sebagai film animasi, yang sudah rilis sejak 11 September 2024 di bioskop-bioskop kesayanganmu. 

Film Transformers One menggunakan latar di planet Cybertron, jauh sebelum Optimus Prime dan Megatron menjadi musuh bebuyutan. Bisa dibilang, “Transformers One” mengisahkan asal mula konflik abadi antara Autobot dan Decepticon, melalui tangan dingin Sutradara Josh Cooley, yang sebelumnya sukses dengan Film Toy Story 4. 

Film Transformers One—seperti yang sudah sedikit dijabarkan di atas—mengisahkan asal-usul konflik antara Autobot dan Decepticon di planet Cybertron. Kisah berpusat pada Orion Pax (Chris Hemsworth) dan D-16 (Brian Tyree Henry), dua sahabat karib yang bekerja sebagai robot penambang. Keduanya lahir tanpa kemampuan transformasi, menjadikan mereka berada di kasta bawah. 

Namun, suatu ketika, bersama B-127 dan Elita, yang sama-sama nggak bisa bertransformasi, memutuskan pergi ke permukaan planet. Di situlah, keempat robot menemukan kemampuan transformasi untuk pertama kalinya. Namun, perlahan persahabatan mereka retak. D-16 yang terjebak dalam hasrat kekuasaan pun nggak lagi sama. 

Ulasan:

Film ini menampilkan transisi dari persahabatan menjadi permusuhan dengan cukup smooth. Ya, kendatipum kita tahu D-16 nantinya akan menjadi Megatron, proses perubahannya dieksplorasi dengan cukup baik. Keinginan D-16 untuk menjadi lebih dari sekadar robot penambang perlahan-lahan membuatnya tergoda oleh kekuatan besar yang akhirnya mengubahnya menjadi tokoh antagonis. 

Yang perlu di-highlight dalam Film Transformers One, ialah bagaimana film ini memanfaatkan setting Cybertron (planet para robot) dengan maksimal. Dunia Cybertron yang sebelumnya hanya dilihat sekilas di film-film sebelumnya, dalam film ini menjadi latar utama yang keren dan memanjakan mata sih. Cooley dan tim animasi berhasil menciptakan visual yang punya daya pikat, terutama ketika para karakter utama akhirnya menemukan kemampuan transformasi mereka di "permukaan" planet. Visualnya indah, tapi juga nggak hanya menjadi latar aksi, melainkan juga elemen penting memperkuat cerita.

Sementara film versi live-action-nya menawarkan banyak aksi, Film Transformers One justru secara mengejutkan ngasih elemen humanis biarpun nggak menghadirkan karakter manusia. Menurutku, hubungan antara Orion Pax dan D-16 terasa sangat relatable. Orion tetap mempertahankan optimisme bahwa kedamaian bisa dicapai, sedangkan D-16 semakin dikuasai oleh kemarahan dan keinginan untuk mengambil alih Cybertron.

Selain itu, tokoh pendukung seperti Elita (Scarlett Johansson) dan B-127 alias Bumblebee (Keegan-Michael Key) cukup ngasih dinamika interaksi yang memuaskan. Keberadaan mereka nggak cuma menghibur, tapi juga memperkuat jalur cerita utama.

Dengan fokus pada asal-usul, film ini berhasil menghadirkan cerita yang lebih menyentuh tanpa mengorbankan aksi spektakuler. Film ini membuat kita jadi lebih memahami motivasi di balik konflik abadi Optimum Prime dan Megatron. Skor: 9/10. Perbedaan pendapat itu hal yang wajar, jadi selamat nonton ya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak