"Tugas nenek dan kakek adalah memanjakan cucu-cucu.
Tugas mendidik cucu-cucu ada pada orang tuanya, yaitu kamu dan suami.
Diperlukan kasih sayang dan pengertian untuk menjalankan tugas masing-masing dengan baik". (Halaman 233)
Bagaimana menempatkan diri sebagai ibunya anak-anak dan tetap menjadi menantu yang baik? Temukan jawabannya dalam buku berjudul 'The First 5 Years' karya Dewi Dewo dan Nies Endang ini!
Lantas, apa urgensinya sih membahas lima tahun pertama pernikahan sampai kedua penulis di atas mengangkat tema yang satu ini?
Sebab fase ini memang menjadi salah satu tahapan yang sulit dilalui oleh banyak pasangan baru karena menuntut adaptasi yang besar antara suami dan istri.
Saat itu, segala macam kekurangan dan sifat asli pasangan akan tertanggal satu per satu. Hal itu yang kadang membuat seseorang merasa kaget dengan realita pernikahan yang tidak seindah harapan.
Tidak hanya harus beradaptasi dengan karakter pasangan yang kadang menuntut banyak perbedaan, tapi fase ini juga adalah tentang proses menyesuaikan diri dengan keluarga baru di pihak suami atau istri. Di sinilah sering kali timbul polemik antara mertua dan menantu, atau menantu dan ipar-iparnya.
Belum lagi maraknya kasus perselingkuhan hingga KDRT di media sosial yang tampaknya membenarkan anggapan sebagian warganet bahwa marriage is scary.
Tapi, benarkah pernikahan memang serumit dan semenakutkan itu?
Untuk menjawab segala macam prahara dalam rumah tangga, buku The First 5 Years ini membahas tentang berbagai persoalan, mulai dari menghadapi kenyataan berumah tangga setelah usainya fase bulan madu, menghadapi perbedaan karakter, pengaturan finansial, polemik seputar pengasuhan anak, kasus perselingkuhan, kekerasan, hingga pembahasan khusus mengenai kehidupan bersama mertua.
Penulis yang juga merupakan seorang konselor pernikahan ini menyajikan banyak tips praktis untuk setiap permasalahan yang sering dijumpai dalam pernikahan tersebut.
Selain itu, buku ini juga disajikan dalam format tanya jawab dari pengalaman pribadi para pasangan muda sehingga hal-hal yang dipaparkan terasa relatable.
Hal yang menjadikan buku ini unik dibanding buku bertema pernikahan yang lain adalah bagaimana penulis mengemas tiap pembahasan dengan bahasa yang ringan, santai, dan tidak kaku.
Kesannya kita sedang diajak ngobrol oleh seseorang yang bisa memandang segala permasalahan tersebut dengan netral. Saya rasa, segala macam permasalahan yang kerap dikeluhkan, khususnya oleh seorang istri, dibahas hampir semuanya dalam buku ini.
Pembahasannya mengerucut, langsung ke inti masalah, tapi tetap menyelipkan pesan-pesan penuh empati bagi para pembacanya.
Selain cocok dibaca oleh para pasangan muda, buku ini juga penting untuk dibaca oleh para ibu mertua agar mampu mendukung keharmonisan dalam rumah tangga anak dan menantunya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS