Ulasan Buku Legenda Danau Lipan, Perang Dua Negara Akibat Prasangka Buruk

Hayuning Ratri Hapsari | Fathorrozi 🖊️
Ulasan Buku Legenda Danau Lipan, Perang Dua Negara Akibat Prasangka Buruk
Buku Legenda Danau Lipan (Gramedia)

Mencari informasi yang valid dan bukan sekadar prasangka, sangatlah penting, terlebih di era informasi seperti sekarang ini. Sebab, dengan mendapatkan informasi yang valid kita terhindar dari penyebaran hoaks atau berita palsu.

Informasi yang tidak valid sering kali menyebabkan kebingungan pada masyarakat, bahkan memicu tindakan yang merugikan. Akibat informasi yang tidak akurat juga berdampak negatif terhadap pengambilan keputusan.

Prasangka buruk sering kali muncul dari kurangnya informasi yang benar atau hanya mengandalkan informasi sepihak. Risikonya, kita tidak dapat mengelak dari konflik yang dapat timbul akibat salah paham.

Demikianlah pesan yang dapat saya tangkap dari buku Seri Cerita Rakyat Nusantara Kalimantan Timur: Legenda Danau Lipan.

Informasi tidak akurat yang diperoleh oleh Perdana Menteri menyebabkan peperangan antara Negeri Muara Kaman pimpinan Ratu Aji Bidara Putih dengan Negeri Tiongkok pimpinan Raja Tiongkok.

Maka, janganlah mudah berprasangka buruk. Banyak pertengkaran yang terjadi diawali dengan prasangka. Lebih baik bertanya langsung daripada menduga-duga.

Saat Ratu Aji Bidara Putih dilamar oleh Raja Tiongkok, ia segera mengutus Perdana Menterinya untuk menyelidiki raja tersebut. Perdana Menteri menyelinap ke kapal kerajaan Tiongkok dan mendengar suara babi hutan dari kamar raja.

Ia pun melapor kepada Ratu Aji Bidara Putih bahwa Raja Tiongkok merupakan siluman babi hutan. Padahal yang sebenarnya terjadi, suara mirip babi hutan itu adalah suara Raja Tiongkok yang sedang menikmati sajian mie.

Suara-suara tadi merupakan suara yang keluar dari mulutnya untuk menikmati mie. Begitulah cara orang Tiongkok menghargai hidangan yang dimakannya.

Mendengar laporan Perdana Menteri, Ratu Aji Bidara Putih menolak lamaran Raja Tiongkok dan mengembalikan hadiah pemberiannya. Karena amarah bercampur rasa malu sudah menguasai jiwa Raja Tiongkok, ia tak mampu menahan diri untuk menyerang Negeri Muara Kaman.

Tahu bahwa Raja Tiongkok dan pasukannya segera menyerang istana kerajaan, Ratu Aji Bidara Putih kalut. Namun, ia ingat bahwa dirinya adalah keturunan raja-raja sakti.

Saat derap langkah kaki pasukan Tiongkok mendekati gerbang istana, Ratu mengeluarkan kotak penyimpanan sirih. Ia lalu mengunyah sirih sebanyak mungkin dan kunyahannya digenggam erat-erat, kemudian melemparkannya ke udara.

Ajaib, kunyahan sirih itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang jumlahnya banyak sekali. Lipan-lipan tersebut menghadang serbuan para prajurit Negeri Tiongkok, hingga mengejarnya sampai ke kapal. Raja Tiongkok pun memerintahkan agar pasukan membatalkan serangan. 

Sayangnya, perintah itu terlambat. Para lipan sudah membalikkan kapal hingga tenggelam. Sejak itulah tempat bekas tenggelamnya kapal Tiongkok disebut dengan Danau Lipan. Selamat membaca! 

Identitas Buku

Judul: Seri Cerita Rakyat Nusantara Kalimantan Timur, Legenda Danau Lipan

Penulis: Dian K.

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer

Cetakan: I, 2023

Tebal: 32 Halaman

ISBN: 978-623-04-1369-8

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak