Ulasan Buku Berani Bahagia, Raih Kebahagiaan Lewat Nalar Psikologi Sosial

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku Berani Bahagia, Raih Kebahagiaan Lewat Nalar Psikologi Sosial
Sampul Buku Berani Bahagia (Goodreads)

'Berani Bahagia' adalah salah satu buku self-improvement yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga pada tahun 2016.

Setelah kedua penulis sukses dengan buku berjudul Berani Tidak Disukai, buku Berani Bahagia ini seolah melanjutkan pembahasan menarik dalam memandang sebuah kebahagiaan.

Hal yang membuat buku ini unik adalah kemampuan penulis mengemas bahasan filsafat menjadi sesuatu yang sederhana dan mampu dinalar dengan mudah.

Lewat buku ini, penulis kembali menggali gagasan kebahagiaan lewat sudut pandang filsuf Alfred Adler.

Melalui pendekatan psikologi sosial, penulis merumuskan tentang cara menggapai kebahagiaan hidup lewat prinsip yang pernah dikemukakan oleh Adler, bahwa kita tidak hidup untuk memuaskan ekspektasi orang lain.

Oleh karena itu, kita harus berani untuk mengambil langkah dengan sadar untuk menentukan kebahagiaan kita sendiri.

Selain pembahasan filsafat Adler yang dikemas menjadi sesuatu yang mudah dipahami, buku ini juga hadir dengan cara bernarasi yang anti-mainstream.

Sebagaimana buku Berani Tidak Disukai, buku ini juga hadir dalam bentuk percakapan seorang pemuda yang pemarah dan seorang filsuf tua yang bijaksana.

Sebagian besar isi percakapan antara pemuda dan sang filsuf adalah permasalahan tentang pendirikan dan moral para siswa yang ditemui oleh sang pemuda.

Ia mendapati bahwa rasanya begitu sulit untuk mengendalikan tingkah siswanya yang melanggar aturan dan sulit mendengarkan arahan.

Maka dari itu, pemuda ini mengadukan seluruh keluhannya kepada sang filsuf terkait penerapan teori filsafat Adler yang rasanya hanya mengawang-awang.

Ia merasa bahwa apa yang dikemukakan oleh Adler hanya sebatas teori yang sulit untuk diterapkan pada kehidupan manusia yang kompleks.

Namun, pada akhirnya, sang filsuf berhasil menyadarkan pemuda tadi. Bahwa dengan pendekatan dari Adler tentang bagaimana kita meletakkan rasa hormat pada orang lain tanpa rasa pamrih, kita mampu menciptakan sebuah kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ada satu kutipan percakapan dari sang filsuf yang menurut saya menarik terkait prinsip Adler dalam menemukan kebahagiaan, sebagaimana berikut.

"Jangan takut kalau orang lain melihatmu, jangan memperhatikan penilaian orang lain, dan jangan mencari pengakuan dari orang lain. Pilih saja jalan yang terbaik dan yang kau percayai. Selain itu, kau tidak boleh mengintervensi tugas-tugas orang lain, dan tidak boleh membiarkan orang lain mengintervensi tugas-tugasmu pula"
(Halaman 13)

Apa yang dikemukakan oleh sang filsuf sebenarnya adalah hal yang barangkali dipahami oleh banyak orang. Namun dalam mengimplementasikannya, entah mengapa rasanya begitu sulit.

Berdasarkan hal tersebut, tampaknya kita memang butuh sebuah keberanian untuk mendobrak hal yang selama ini menahan kita untuk tegas dengan kehidupan kita sendiri.

Jadi, bagi yang ingin belajar untuk menerapkan hal di atas dan butuh bacaan yang relevan, Berani Bahagia ini adalah salah satu rekomendasi buku yang bisa dijadikan pilihan!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak