Jawaban Pertanyaan Hidup di Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan

Ayu Nabila | Ellyca Susetyo
Jawaban Pertanyaan Hidup di Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan
Buku 'Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan' (Goodreads)

Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan karya Jeong Seunghwan menuturkan 'kalimat-kalimat kehidupan yang mengembalikan diriku yang hilang', sesuai dengan tagline-nya.

Jadi pembaca diajak merenung tentang apa yang benar-benar ia inginkan? Apakah ia sudah hidup dengan benar? Bagaimana ia harus menjalani hidup kedepannya?

Mengapa hatiku selalu merasa sepi dan hampa? Mengapa bertemu orang lain menjadi hal yang melelahkan? Mengapa aku tidak merasa bahagia padahal sudah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya? Apakah hidup tanpa jiwa seperti ini bisa disebut kehidupan?

Kehidupan memang seperti rangkaian pertanyaan yang tak berujung dan menemukan sendiri jawaban tidaklah mudah.

Kalau berbagai pertanyaan ini terus muncul, pasti kita merasa lelah dan tidak bersemangat semangat melakukan segala hal. Nggak hanya itu, kita juga bisa sering menangis tiba-tiba.

Tangisan ini muncul karena luapan emosi terpendam saat menjalani hari-hari yang sibuk. Jadi kita nggak punya waktu untuk menenangkan hati dan fisik yang capek atau sekedar memikirkan jawaban dari pertanyaan di atas.

Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan karya Jeong Seunghwan isinya kumpulan quote, puisi, kutipan dari buku-buku populer yang dibaca penulis. Kumpulan kata-kata dari buku yang memberi dampak dalam kehidupan penulis ada di sini.

Jadi membaca buku ini membuat kita seolah melihat diri sendiri. Apa yang telah terjadi, emosi apa yang dirasakan, relasi yang kita bangun, dan masih banyak hal lain yang terbagi dalam empat bagian. Semuanya terasa penting.

Jadi membaca buku ini membuat kita mengasah kemampuan untuk menganalisis perasaan sehingga nantinya diharapkan bisa memecahkan masalah secara tidak langsung.

Kita 'dibantu' untuk mengambil keputusan dengan pertimbangan matang. Lalu di sisi lain juga membuatmu merasa punya teman. Jadi seolah kita tidak sendiri dan sedang dipeluk, padahal cuma bca buku aja.

Kita merasa dimengerti dan didengar tanpa dihakimi. Jadi keinginan terdalam rasanya bisa ikut bersuara.

Meski begitu, ada kutipan-kutipan puisi yang sangat panjang. Jadi rasanya kurang nyambung sama pembahasannya dan membuat saya sedikit kurang nyaman. Namun selebihnya, buku ini bagus banget.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak