Review Film Bila Esok Ibu Tiada, Mimpi Lihat Hubungan Anak Harmonis

Hayuning Ratri Hapsari | Alexander Joy
Review Film Bila Esok Ibu Tiada, Mimpi Lihat Hubungan Anak Harmonis
Bila Esok Ibu Tiada (IMDb)

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya jika tiba-tiba kehilangan sosok ibu yang sangat berpengaruh dalam hidup Anda? Bila Esok Ibu Tiada, film yang diangkat dari novel best seller karya Nuy Nagiga, menyajikan cerita yang realistis dan penuh emosi tentang sebuah keluarga yang harus berjuang melanjutkan hidup setelah kehilangan sosok ibu. 

Disutradarai oleh Rudy Soedjarwo, film ini menghadirkan penampilan mengesankan dari para aktor ternama seperti Christine Hakim, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, Yasmin Napper, dan Slamet Rahardjo.

Rahmi (Christine Hakim) adalah ibu dari empat anak yang telah ditinggalkan oleh suaminya, Haryo (Slamet Rahardjo), tiga tahun lalu. Haryo bukan hanya seorang suami dan ayah yang baik, tetapi juga lem perekat yang menjaga keharmonisan keluarga mereka. 

Setelah kepergiannya, Rahmi harus berusaha menyatukan kembali keluarganya yang mulai terpecah oleh masalah dan cobaan hidup masing-masing.

Film ini sangat menonjol dalam menggambarkan dinamika hubungan antarkarakter yang rumit dan penuh lapisan emosional. Meskipun setiap karakter memiliki niat baik, mereka semua memiliki kekurangan yang membuat mereka terasa begitu manusiawi. 

Rahmi yang berjuang mengatasi duka, Ranika (Adinia Wirasti) sebagai putri sulung yang keras kepala, Rangga (Fedi Nuril) yang masih belum mapan, Rania (Amanda Manopo) yang emosional, dan Hening (Yasmin Napper) yang terjebak dalam pergaulan anak muda.

Sutradara Rudy Soedjarwo berhasil meramu adegan-adegan penuh emosi dengan cara yang sangat menyentuh. 

Salah satu bagian paling kuat adalah cara film ini menampilkan cinta dan duka Rahmi terhadap suaminya yang telah tiada. Christine Hakim berhasil menyampaikan kesedihan yang mendalam dengan sangat baik, membuat penonton turut merasakan kehilangan yang ia alami.

Namun, film ini tidak hanya fokus pada Rahmi. Subplot yang melibatkan anak-anaknya juga diceritakan dengan menarik meskipun beberapa subplot terasa kurang dieksplorasi. 

Misalnya, subplot Ranika yang keras dan dominan terasa lebih menonjol dibandingkan subplot Rangga yang seharusnya bisa lebih dikembangkan.

Meskipun ada beberapa kelemahan dalam penanganan subplot, film ini tetap berhasil menyampaikan pesan utamanya dengan kuat. 

Setiap adegan pertengkaran antar saudara yang realistis dan penuh emosi menunjukkan betapa sulitnya menjaga keharmonisan keluarga setelah kehilangan sosok penting. Para aktor menunjukkan kemampuan improvisasi yang sangat baik, membuat dialog terasa natural dan mengalir.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Bila Esok Ibu Tiada adalah film yang sangat layak untuk ditonton. Film ini berhasil menggambarkan dinamika keluarga yang penuh dengan konflik dan cinta, serta efek mendalam dari kehilangan. 

Jadi, pastikan Anda membawa sekotak tissue sebelum menonton film ini, karena emosi yang disajikan akan sangat menyentuh hati. Bagaimana menurut Anda, siapkah Anda merasakan kisah mengharukan ini?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak