Siapa di antara kalian yang tidak mengenal Marcus Aurelius? Tentu saja, saya kira, sebagian dari kalian pasti telah mengenal atau setidaknya pernah mendengar nama tokoh yang satu ini.
Marcus Aurelius Antonius atau yang memiliki nama lahir Marcus Catilius Severus Annius Verus adalah seorang Kaisar Romawi ke-16 yang juga merupakan seorang filsuf, yang dari beberapa karya tulisnya turut mengembangkan aliran filsafat Stoikisme, yakni aliran filsafat yang mengutamakan pengendalian atau pengontrolan diri.
Berbicara tentang Marcus Aurelius dan aliran filsafat Stoikisme, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sebuah buku karya Marcus Aurelius yang memuat nilai-nilai dasar aliran filsafat Stoikisme. Penasaran dengan buku yang akan saya ulas? Mari, baca artikel ini sampai tuntas.
Buku karya Marcus Aurelius yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah buku yang berjudul Meditations. Adapun buku ini diperkirakan ditulis pada tahun 170—180 Masehi, selama kampanye militer Marcus Aurelius melawan suku-suku barbar di perbatasan utara Kekaisaran Romawi.
Sementara itu, buku Meditations ini pada mulanya hanya merupakan catatan-catatan pribadi Marcus Aurelius yang berbentuk jurnal dalam beberapa bagian, yang secara keseluruhan memuat nilai-nilai refleksi dalam menghadapi hidup dan mengembangkan diri ala aliran filsafat Stoikisme. Barulah setelah itu, setelah kurang lebih sepuluh abad, jurnal-jurnal tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku.
Sedangkan, buku yang saya gunakan untuk ulasan kali ini ialah sebuah buku hasil terjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo, yang diberi judul Perenungan, dan yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh Noura Books.
Pada buku Meditations ini, terdapat dua belas bagian buku yang secara keseluruhan berisi catatan-catatan pribadi dan gagasan-gagasan Marcus Aurelius dalam menghadapi hidup dan mengembangkan diri ala aliran filsafat Stoikisme.
Pada bagian pertama, Sang Kaisar menuliskan tentang sifat-sifat dan kepribadian-kepribadian para leluhurnya yang menjadi prinsipnya dalam menjalani hidup, seperti ayahnya, ibunya, kakaknya, paman-pamannya, guru-gurunya, serta para filsuf terdahulu.
Pada bagian kedua, Sang Kaisar menuliskan secara rinci tentang pandangannya dalam menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan, seperti menghargai waktu dan kesempatan, selalu berbuat baik, selalu menjadi orang yang bermartabat tetapi tetap rendah hati, dan lain sebagainya.
Sementara itu, pada bagian-bagian selanjutnya, Sang Kaisar menuliskan secara rinci tentang pentingnya pengendalian pikiran dan diri sendiri, serta pentingnya untuk mengabaikan hal-hal yang berada di luar pengendalian diri kita ala aliran filsafat Stoikisme.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam buku Meditations ini, menurut saya, antara lain ialah isinya yang penuh pembelajaran. Sebab, sebagaimana yang kita ketahui, buku Meditations ini memuat catatan-catatan dan pandangan-pandangan reflektif-kritis dari Sang Kaisar Marcus Aurelius terkait kehidupan dan pengembangan diri.
Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam buku Meditations ini, menurut saya, antara lain ialah kaya akan aspek sejarah. Sebab, seperti yang kita ketahui, buku ini telah ditulis sejak berabad-abad yang lalu, dan tentunya turut melibatkan konteks sosial dan budaya pada zaman itu, khususnya di wilayah Kekaisaran Romawi.
Menurut saya, buku Meditations karya Marcus Aurelius ini sangat cocok untuk kalian baca, karena isinya yang penuh pandangan reflektif-kritis terkait kehidupan dan pengembangan diri ala aliran Stoikisme, serta kekayaan aspek sejarah terkait kehidupan manusia di wilayah Kekaisaran Romawi pada zaman itu.
Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku karya Marcus Aurelius yang berjudul Meditations. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca buku ini?