Ketika Kehilangan Menuntun pada Harapan: Review Novel 'Janji untuk Ayah'

Sekar Anindyah Lamase | Sabit Dyuta
Ketika Kehilangan Menuntun pada Harapan: Review Novel 'Janji untuk Ayah'
sampul novel Janji untuk Ayah (Gramedia)

Pernahkah kamu merasa hidup ini seperti teka-teki yang tak kunjung selesai? Begitulah Elang, tokoh utama dalam novel "Janji untuk Ayah" karya Nurunala, menjalani harinya.

Kehilangan ibunya akibat pandemi COVID-19 membuatnya sadar bahwa ada sosok yang selama ini hilang dalam hidupnya: sang ayah.

Berbekal secarik kertas dengan informasi seadanya, Elang memulai perjalanan yang mengubah cara pandangnya tentang kehidupan, cinta, dan keluarga.

Perjalanan Elang bukan sekadar pencarian fisik, tetapi juga pencarian emosional. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Pak Wiryo, pria tua yang menawarkan kebijaksanaan dari pengalaman hidup yang sederhana.

Pertemuan ini menjadi titik balik bagi Elang. Pak Wiryo adalah cerminan ayah yang ia dambakan, sosok yang mengajarkan bahwa keluarga bukan hanya tentang hubungan darah, tetapi juga tentang kedekatan hati.

Cerita ini semakin menarik dengan kehadiran Rana, anak Pak Wiryo, yang membawa Elang ke dalam dunia yang penuh tantangan.

Bersama Rana, Elang menghadapi konflik dengan pihak yang berkuasa, memberikan bumbu ketegangan dalam kisah ini.

Namun, di balik semua itu, novel ini tetap terasa hangat, menyuguhkan momen-momen kecil yang penuh makna—seperti saat Elang belajar arti keberanian dari tindakan sederhana.

Nurunala menghadirkan cerita yang begitu relevan dengan kehidupan nyata. Pandemi, kesenjangan sosial, hingga dilema keluarga menjadi elemen yang membuat kita merasa, "Ini kayaknya aku banget!"

Tapi, yang paling bikin hati terenyuh adalah pesan moralnya: kita semua punya luka, tapi perjalanan untuk menyembuhkan luka itu adalah yang membuat hidup ini berharga.

Salah satu kutipan yang membekas dari novel ini adalah, "Kadang, kita tak menemukan apa yang kita cari, tetapi kita selalu menemukan apa yang kita butuhkan." Kata-kata ini bagai tamparan halus yang mengingatkan bahwa hidup adalah soal menerima, bukan hanya mengejar.

Meski alur ceritanya menarik, beberapa pembaca mungkin berharap ada eksplorasi lebih dalam pada karakter antagonis untuk memperkuat konflik.

Tapi hey, siapa peduli? Dari kehangatan cerita dan relevansinya, "Janji untuk Ayah" tetap layak masuk daftar bacaanmu tahun ini!

Jadi, siap untuk menjelajahi kisah yang tak hanya menyentuh hati tetapi juga membuka pikiran? Pastikan kamu baca novel ini dan siapkan tisu, karena perjalanan Elang pasti akan membuat hatimu bergetar!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak