Perseteruan Anak dan Orang Tua dalam Novel Hikayat The Da Peci Code

Hernawan | Fathorrozi šŸ–Šļø
Perseteruan Anak dan Orang Tua dalam Novel Hikayat The Da Peci Code
Buku Hikayat The Da Peci Code (Doc.Pribadi/Fathorrozi)

Novel Hikayat The Da Peci Code ini mengisahkan seorang anak bernama Rosid berambut kribo yang terusir dari rumahnya gara-gara perseteruan soal peci dengan ayahnya, Mansur. Mansur sudah beberapa kali mengganti panggilan untuk anaknya itu.

Pertama ia memanggilnya Sarang Kutu, kemudian Sarang Tawon, Rambutan Kering dan Anak Syaiton. Tapi, panggilan yang terakhir itu tak bertahan lama. Sejak kecil Rosid sering diajak ayahnya ke masjid untuk menunaikan salat jamaah, salah Jumat, salat Tarawih, dan acara-acara keagamaan lainnya.

Selain itu, Rosid juga selalu diajari untuk memakai sarung, baju koko, dan peci putih. Namun, akhirnya berbeda. Rosid memandang busana untuk ibadah, seperti peci, dengan sudut pandang yang berbeda.

Sejak seminggu yang lalu Rosid memang mempunyai masalah dengan peci putih; busana yang selama berabad-abad dengan aman bertengger di atas kepala. Hal itu kemudian mendorong Rosid melakukan sebuah upaya bersejarah; menggugat peci sebagai sebuah simbol agama. Akibat dari semua itu, Rosid harus terusir dari rumahnya. (Halaman 3).

Novel karya Ben Sohib ini sebenarnya adalah buku plesetan dari The Da Vinci Code versi kocak. Bukan cuma sisi kocak yang ditawarkan penulis, tapi sisi moral, pengetahuan, budaya dan agama diramu hingga menjadi tulisan yang menarik dan segar.

Tak perlu baca isi di dalamnya jika ingin mengetahui bahwa buku ini genre komedi. Dari cover saja sudah tampak jelas. Terdapat teks kutipan dari Majalah Aneka Yess yang menilai bahwa novel ini "Kritis, kocak, dan tidak mengguncang iman" dan "Misteri Tak Berbahaya di Balik Tradisi Berpeci".

Ben Sohib mengemas semua permasalahan dengan bahasa yang gokil dan sedikit nakal dengan percakapan khas Betawi. Bagi Abahnya Rosid (Mansur) peci adalah tradisi islami Bani Gibran yang patut dirawat dan dilestarikan, sedangkan bagi Rosid yang merupakan seorang aktivis di Sanggar Banjir Kiriman di Condet, peci hanyalah sebuah tradisi, dan nilai-nilai islami tidak bisa begitu saja disimpulkan dari akar budaya.

Lewat buku yang ditulis dengan bahasa ringan dan asyik ini, Ben Sohib ingin membawa para pembaca untuk berpikir ulang mengenai tradisi dan tuntutan agama. Cerita meliputi pertengkaran ayah dan anak yang ribut gara-gara si anak tidak mau memotong rambutnya yang kribo. Sedangkan Mansur, abahnya, ngotot ingin membawa anaknya ke seorang ustaz agar mau potong rambut dan bersedia pakai peci putih.

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Hikayat The Da Peci Code

Penulis: Ben Sohib

Penerbit: Bentang Pustaka

Cetakan: I, Mei 2010

Tebal: 186 Halaman

ISBN: 978-602-8811-06-4

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak