Novel "Once Upon a Curfew" karya Srishti Chaudhary adalah kisah yang berlatar belakang di India pada tahun 1974, sebuah periode yang penuh gejolak akibat keadaan darurat yang diumumkan oleh Perdana Menteri Indira Gandhi. Dengan latar historis ini, Chaudhary menyajikan sebuah narasi yang menggabungkan kisah cinta, perjuangan perempuan, serta dinamika sosial yang relevan dengan masanya.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Indu, seorang perempuan muda yang terpaksa meninggalkan Delhi setelah pertunangannya dibatalkan. Dalam pelariannya, ia menemukan dirinya berada di kota kecil bersama bibinya, dan dari sinilah perjalanan emosional serta intelektualnya dimulai. Indu adalah karakter yang kuat dan berpikiran maju, tetapi ia juga masih terikat oleh norma-norma tradisional yang mengharuskan perempuan untuk patuh pada ekspektasi keluarga dan masyarakat. Konflik batinnya antara tradisi dan modernitas menjadi inti dari perkembangan karakternya sepanjang cerita.
Salah satu aspek paling menarik dari novel ini adalah keputusannya untuk membuka perpustakaan khusus perempuan. Dalam masyarakat yang masih membatasi peran perempuan, langkah Indu adalah tindakan revolusioner. Perpustakaan ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidaksetaraan gender dan berfungsi sebagai ruang aman bagi perempuan untuk mengeksplorasi pemikiran mereka di luar batasan budaya patriarki. Ide ini juga menjadi refleksi dari perjuangan feminisme yang berkembang di India saat itu, meskipun dalam bentuk yang lebih personal.
Selain Indu, karakter-karakter pendukung dalam novel ini juga menarik. Ada Bibinya, yang meskipun sudah tua, tetap menjadi sosok yang bijaksana dan memahami perubahan zaman. Kemudian ada Rana, seorang pria yang menjadi kepentingan romantis Indu tetapi juga merepresentasikan kebingungan seorang laki-laki yang mencoba menyeimbangkan antara modernitas dan tradisi. Hubungan mereka tidak sekadar romansa biasa, tetapi juga menyajikan dinamika yang memperlihatkan bagaimana laki-laki dan perempuan pada masa itu berusaha menemukan keseimbangan dalam hubungan personal dan sosial.
Latar tahun 1974 yang penuh gejolak memberikan nuansa dramatis dan realistis pada novel ini. Keadaan darurat yang diberlakukan pemerintah membawa dampak besar bagi masyarakat, dan novel ini menyoroti bagaimana peristiwa politik berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Meski aspek politiknya tidak mendominasi, keberadaannya cukup untuk memperkuat konteks cerita dan menjadikannya lebih berbobot daripada sekadar kisah cinta biasa.
Dari segi gaya penulisan, Srishti Chaudhary menggunakan bahasa yang sederhana tetapi puitis, sehingga mudah diikuti tetapi tetap memiliki daya tarik emosional. Ia mampu membangun atmosfer yang menggambarkan nostalgia era 1970-an, lengkap dengan detail tentang pakaian, musik, serta budaya saat itu. Dialog-dialognya juga terasa alami dan mampu menggambarkan karakter masing-masing dengan baik.
Secara keseluruhan, "Once Upon a Curfew" adalah novel yang memadukan romansa dengan latar sejarah yang kuat serta isu-isu sosial yang relevan. Kisah Indu menawarkan inspirasi tentang bagaimana perempuan dapat menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri meskipun berada di lingkungan yang mengekang. Bagi pembaca yang menyukai novel berlatar sejarah dengan tokoh utama perempuan yang kuat, karya ini layak untuk dibaca.
Identitas Buku
Judul: Once Upon a Curfew
Penulis: Srishti Chaudhary
Penerbit: Penguin eBury Press
Tanggal Terbit: 18 April 2019
Tebal: 304 Halaman