Ulasan Novel The Magical Language of Others: Perbedaan Budaya dan Bahasa

Hikmawan Firdaus | aisyah khurin
Ulasan Novel The Magical Language of Others: Perbedaan Budaya dan Bahasa
Novel The Magical Language of Others (goodreads.com)

E. J. Koh dalam "The Magical Language of Others" menyajikan sebuah memoar yang begitu intim dan emosional tentang identitas, kehilangan, serta pencarian makna di tengah luka antar generasi. Buku ini tidak hanya sekadar kisah pribadi sang penulis, tetapi juga refleksi mendalam tentang imigrasi, keterasingan, dan hubungan keluarga yang rapuh akibat perbedaan bahasa dan budaya. Koh menyusun narasinya dengan cara yang puitis, menyentuh, dan sangat personal, menjadikannya lebih dari sekadar memoar biasa, melainkan juga karya sastra yang menggugah perasaan.

Memoar ini berpusat pada pengalaman Koh yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di Amerika saat remaja, sementara mereka kembali ke Korea untuk bekerja. Ia dan kakaknya harus bertahan tanpa kehadiran fisik orang tua, hanya mendapatkan surat-surat yang dikirim ibunya dalam bahasa Korea. Surat-surat itu menjadi benang merah dalam narasi Koh, di mana ia kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, membangun jembatan antara masa lalu dan masa kini, serta antara dirinya dan ibunya. Koh menggunakan surat-surat ini sebagai alat untuk memahami dan menerima sejarah keluarganya yang kompleks.

Salah satu aspek paling menarik dari buku ini adalah bagaimana Koh menyoroti dampak trauma generasi yang diwariskan melalui sejarah keluarganya. Ibunya, yang tampak dingin dan jauh, ternyata juga tumbuh dalam keluarga yang keras dan penuh tekanan. Dengan menelusuri kehidupan ibunya dan neneknya, Koh menunjukkan bagaimana pola hubungan yang sulit ini terbentuk dari generasi ke generasi. Ia menggambarkan bagaimana bahasa, baik yang terucap maupun yang tidak, memainkan peran penting dalam membentuk hubungan keluarga dan identitas seseorang.

Selain tema keluarga dan bahasa, Koh juga mengeksplorasi pengalaman imigran Asia di Amerika. Ia menyoroti perasaan terasing sebagai anak imigran yang harus beradaptasi dengan budaya yang berbeda, serta tekanan yang datang dari harapan keluarga yang begitu tinggi. Koh berbagi pengalaman tentang bagaimana rasanya tumbuh di lingkungan yang tidak selalu memahami atau menerima identitasnya, serta bagaimana perjalanannya dalam memahami diri sendiri akhirnya membantunya menerima dan menghargai warisan budayanya.

Gaya penulisan Koh yang puitis dan introspektif memberikan kekuatan emosional pada narasinya. Ia menggunakan kalimat-kalimat yang indah namun menyakitkan, mengundang pembaca untuk merasakan kedalaman emosi yang ia alami. Struktur buku yang tidak selalu linear, dengan kilas balik dan perpindahan perspektif, memperkuat kesan memoar ini sebagai kumpulan potongan kenangan yang perlahan-lahan menyatu menjadi sebuah pemahaman yang lebih besar.

Buku ini mengajarkan bahwa meskipun ada jarak yang tercipta karena perbedaan budaya, bahasa, dan pengalaman hidup, selalu ada cara untuk menjalin kembali hubungan yang renggang, meski butuh waktu dan usaha yang tidak mudah.

Secara keseluruhan, "The Magical Language of Others" adalah memoir yang menyentuh, puitis, dan mendalam tentang cinta keluarga, bahasa, dan pencarian identitas. Koh menulis dengan kejujuran yang menyayat hati, membuat pembaca merenungkan hubungan mereka sendiri dengan keluarga, bahasa, dan akar budaya mereka. 

Identitas Buku

Judul: The Magical Language of Others

Penulis: E.J. Koh

Penerbit: Tin House Books

Tanggal Terbit: 7 Januari 2020

Tebal: 209 Halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak