Ulasan Buku Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya

Hikmawan Firdaus | Ruslan Abdul Munir
Ulasan Buku Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya
Buku Berdamai dengan Diri Sendiri Karya Muthia Sayekti (Goodreads)

Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang merasa terjebak dalam perasaan cemas, takut, dan tidak cukup baik dalam segala hal.

Buku Berdamai dengan Diri Sendiri karya Muthia Sayekti hadir sebagai pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berasal dari pencapaian atau pengakuan orang lain, tetapi dari bagaimana kita menerima dan mencintai diri sendiri.

Buku ini mengajak pembaca untuk melakukan perjalanan reflektif dalam memahami diri sendiri, menerima kelemahan, dan menemukan kedamaian di tengah hiruk-pikuk kehidupan.

Buku ini membahas berbagai aspek tentang bagaimana seseorang bisa berdamai dengan dirinya sendiri, terutama dalam menghadapi perasaan negatif seperti kegagalan, kekecewaan, dan tekanan sosial.

Penulis menekankan bahwa setiap individu memiliki keunikan masing-masing dan tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain.

Dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami, Muthia Sayekti memberikan sudut pandang yang menenangkan bagi mereka yang sering merasa gelisah dan terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri.

Salah satu kekuatan utama dari buku ini adalah cara penulis menyajikan pengalaman hidup dan refleksi yang bisa diterapkan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya berbicara tentang konsep teoretis, buku ini juga memberikan berbagai contoh nyata yang membuat pembaca merasa lebih terhubung dan memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka.

Setiap bab membawa pesan yang mendalam tentang pentingnya menerima diri sendiri, mengenali batas kemampuan, dan tidak terlalu keras dalam menilai diri. Menghargai sertiap pencapaian kecil dalam diri adalah sebuah hal yang penting.

Buku ini juga mengajak pembaca untuk mengubah cara pandang terhadap kesalahan dan kegagalan. Dalam banyak kasus, kita cenderung terlalu fokus pada kekurangan dan hal-hal negatif yang terjadi dalam hidup.

Selain itu, kita juga sering kali tidak menyadari bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Muthia Sayekti mengingatkan bahwa menerima ketidaksempurnaan adalah langkah awal untuk benar-benar mencintai diri sendiri.

Selain itu, buku ini juga membahas bagaimana seseorang bisa mengembangkan kebiasaan positif yang mendukung ketenangan batin, seperti meditasi, menulis jurnal, atau sekadar meluangkan waktu untuk diri sendiri tanpa merasa bersalah.

Melalui pendekatan yang penuh kasih dan pengertian, penulis memberikan motivasi bagi pembaca untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dan emosional pembacanya.

Buku ini sangat cocok untuk kamu yang sedang mengalami pergulatan batin atau ingin lebih memahami diri kamu sendiri. Buku ini bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga teman yang memberikan penghiburan dan motivasi di saat kita merasa lelah dengan dunia.

Dengan membaca buku ini, kita akan belajar bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari kesempurnaan, tetapi dari penerimaan dan cinta terhadap diri sendiri.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak