Ulasan Novel Malice: Jejak Kebencian di Balik Misteri Pembunuhan

Ayu Nabila | aisyah khurin
Ulasan Novel Malice: Jejak Kebencian di Balik Misteri Pembunuhan
Novel Malice (goodreads.com)

Novel "Malice" karya Keigo Higashino adalah sebuah karya fiksi kriminal yang cerdas dan penuh intrik, menampilkan kisah investigasi pembunuhan yang tidak hanya mengungkap siapa pelaku, tetapi juga motif yang tersembunyi di baliknya.

Higashino, yang dikenal dengan gaya ceritanya yang penuh kejutan, menyusun narasi dengan struktur yang unik, di mana pembaca diajak untuk menelusuri teka-teki melalui sudut pandang beberapa karakter utama.

Novel ini menghadirkan permainan psikologis yang mendalam, membuat pembaca terus bertanya-tanya hingga halaman terakhir.

Cerita berpusat pada kasus pembunuhan seorang penulis terkenal bernama Kunihiko Hidaka, yang ditemukan tewas di rumahnya sesaat sebelum ia berencana pindah ke luar negeri bersama istrinya.

Investigasi kasus ini dipimpin oleh Detektif Kyoichiro Kaga, seorang penyelidik yang cerdas dan penuh perhatian terhadap detail. Seiring berjalannya penyelidikan, perhatian Kaga tertuju pada sahabat lama Hidaka, Osamu Nonoguchi, yang juga seorang penulis.

Nonoguchi tampaknya memiliki hubungan yang kompleks dengan Hidaka, dan perannya dalam kasus ini menjadi semakin mencurigakan.

Salah satu kekuatan terbesar novel ini terletak pada struktur penceritaannya yang tidak linear. Higashino menggunakan teknik narasi ganda, di mana sudut pandang Nonoguchi dan Kaga saling bergantian mengungkapkan fakta-fakta baru.

Motif di balik pembunuhan menjadi elemen yang paling mencengangkan dalam cerita ini. Jika kebanyakan novel misteri berfokus pada mencari tahu siapa pelaku kejahatan, Malice justru mengajak pembaca menelusuri alasan di balik tindakan tersebut.

Higashino dengan cerdik membangun narasi di mana motif pelaku perlahan terkuak, memperlihatkan kedalaman kebencian dan rasa iri yang terpendam selama bertahun-tahun. Aspek psikologis ini memberikan dimensi yang lebih kompleks pada cerita dan karakter-karakternya.

Berbeda dengan detektif pada umumnya, Kaga dikenal karena pendekatannya yang metodis dan ketajamannya dalam membaca motif tersembunyi di balik tindakan seseorang. Hubungannya dengan Nonoguchi di masa lalu menambah lapisan emosional pada investigasi ini, di mana Kaga tidak hanya mengejar kebenaran, tetapi juga menghadapi rasa bersalah dan pertanyaan tentang hubungan manusia.

Tema kebencian, pengkhianatan, dan pencarian pengakuan menjadi inti dari novel ini. Higashino mengeksplorasi bagaimana rasa iri dan dendam yang terpendam bisa berkembang menjadi obsesi yang berujung pada tragedi. Malice tidak hanya menyajikan misteri yang cerdas, tetapi juga menggali kedalaman emosi manusia yang kelam, memperlihatkan betapa kompleksnya hubungan antarindividu.

Keigo Higashino juga memperlihatkan kemampuannya dalam membangun atmosfer yang menegangkan. Setiap petunjuk yang ditemukan Kaga membuka lapisan baru dalam cerita, memaksa pembaca untuk terus menebak-nebak hingga akhir. Plot twist yang dihadirkan di penghujung cerita terasa sangat memuaskan karena dirancang dengan cermat, membuat keseluruhan misteri terasa begitu rapi dan logis.

Secara keseluruhan, "Malice" adalah sebuah mahakarya dalam genre misteri yang memadukan penyelidikan yang cerdas dengan eksplorasi mendalam terhadap sifat manusia. Higashino berhasil menciptakan cerita yang penuh kejutan, di mana setiap detail memiliki makna dan setiap karakter menyimpan rahasia.

Novel ini tidak hanya menawarkan teka-teki yang menggugah pikiran, tetapi juga refleksi tentang kekuatan dan bahaya dari emosi yang terpendam. Malice adalah bacaan wajib bagi penggemar cerita kriminal yang menginginkan lebih dari sekadar mencari tahu siapa pelaku kejahatan, melainkan mengupas alasan di baliknya.

Identitas Buku

Judul: Malice

Penulis: Keigo Higashino

Penerbit: Minotaur Books

Tanggal Terbit: 7 Oktober 2014

Tebal: 288 Halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak