Bayangkan sebuah kota yang hancur dalam hitungan menit—rumah-rumah rata dengan tanah, mobil-mobil terbalik, dan puing-puing berserakan sejauh mata memandang. Begitulah situasi yang dihadapi Joplin, Missouri, pada 22 Mei 2011, ketika tornado EF5 menerjang dengan kecepatan lebih dari 200 mph. Bencana itu merenggut 161 nyawa dan jadi salah satu tornado paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Netflix menghidupkan kembali momen mengerikan itu dalam dokumenter The Twister: Caught in the Storm, yang sudah tayang sejak 19 Maret 2025.
Disutradarai Alexandra Lacey, film ini menampilkan kisah nyata para penyintas yang selamat dari amukan angin dan bagaimana mereka menghadapi trauma pascabencana. Dengan durasi ± 88 menit, dokumenter ini nggak hanya sekadar menyajikan kengerian tornado tapi juga mengangkat pentingnya mitigasi bencana.
Belajar dari Kisah Para Penyintas
Tahukah Sobat Yoursay, bahwa satu di antara hal menarik dari film dokumenter ini adalah caranya menyajikan cerita langsung dari mereka yang mengalami kejadian itu.
Ada Kaylee dan Mac, dua remaja yang bertahan dari badai di sebuah restoran cepat saji. Ada juga Chad Crilley, si pemburu badai yang datang ke Joplin untuk mengejar tornado, hanya untuk menyadari bahwa dirinya terlalu dekat dengan bahaya.
Melalui wawancara dan rekaman asli dari ponsel serta CCTV, film ini membawa penonton merasakan ketegangan yang luar biasa dan tentunya ngajak pula untuk belajar dari bencana yang sudah terjadi dan tentunya ke depannya.
Namun, di luar aspek dramatisnya, dokumenter ini juga punya pesan yang lebih besar: Betapa pentingnya kesiapsiagaan terkait bencana alam. Banyak korban di Joplin yang nggak memiliki waktu cukup untuk berlindung karena peringatan datang terlambat atau nggak memahami notif peringatan bencana itu dengan baik.
Momen tersebut menunjukkan pada kita (penonton) bahwa edukasi dan kesadaran bencana bukan sekadar opsi, tapi kebutuhan dan keharusan yang mutlak dipelajari.
Mengapa Mitigasi Bencana Itu Penting?
Setelah menyaksikan kehancuran yang ditampilkan dalam dokumenter ini, satu pertanyaan yang muncul adalah: Bisakah kita mengurangi dampak bencana seperti ini? Jawabannya adalah iya.
Beberapa pelajaran dari tornado Joplin yang aku pelajari selepas nonton dan tentu bisa diterapkan dalam mitigasi bencana, di antaranya yakni:
- Peningkatan Sistem Peringatan Dini: Banyak korban di Joplin nggak menyadari seberapa serius ancaman tornado hingga semuanya terlambat. Setelah kejadian itu, sistem peringatan dini di AS diperbaiki agar lebih akurat dan dapat menjangkau lebih banyak orang.
- Pembangunan dengan Standar Ketahanan Bencana: Banyak rumah di Joplin nggak dirancang untuk menahan tornado sebesar itu. Kini, semakin banyak rumah yang dibangun dengan bahan dan desain yang lebih tahan serangan angin kencang.
- Edukasi dan Simulasi Bencana: Menyaksikan dokumenter seperti The Twister: Caught in the Storm seharusnya nggak cuma membuat kita terkejut, tapi juga sadar akan pentingnya kesiapan menghadapi bencana. Sekolah dan komunitas perlu lebih sering melakukan simulasi evakuasi agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang.
Tontonan yang Bukan Sekadar Hiburan, tapi Juga menumbuhkan Kesadaran dan Sigap Bencana Alam
Film ini tuh nunjukin ke kita kalau bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun, bukan berarti kita nggak bisa mempersiapkan diri. Kesadaran akan mitigasi bencana adalah langkah pertama untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan.
Jadi, jika kamu menonton ‘The Twister: Caught in the Storm’, jangan hanya melihatnya sebagai tontonan yang menegangkan, tapi juga sebagai pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan. Karena pada akhirnya, dalam menghadapi kekuatan alam, persiapanlah yang menentukan siapa yang selamat dan siapa yang nggak, bukan siapa yang beruntung dan yang nggak beruntung.
Selamat menonton kesaksian nyata korban badai tornado ya, Sobat Yoursay.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS