Ada sebuah penjara, tapi ini bukan penjara dengan ruang kelabu dan lorong penuh teriakan disertai suara rantai. Ini penjara yang sunyi, bersih, dengan locker berhias stiker buah, dan dinding berwarna pastel yang lebih mirip rumah sakit modern. Di situlah kisah Film Visiting Hours dimulai. Dan dari kesan pertama saja, kita tahu ini bukan sekadar drama biasa tentang kehidupan di balik jeruji.
Film yang bisa Sobat Yoursay tonton di KlikFilm ini, disutradarai Patricia Mazuy, dan membawa Aktris Isabelle Huppert dan Hafsia Herzi ke dalam kisah tentang dua perempuan asing yang sama-sama ditinggal suami yang dipenjara. Ini adalah cerita tentang bagaimana ruang kunjungan penjara bisa menjadi tempat lahirnya hubungan yang ganjil, rumit, dan perlahan-lahan jadi berbahaya.
Penasaran dengan kisahnya? Sini kepoin terus!
Sekilas tentang Film Visiting Hours
Di awali dengan Alma (Huppert), perempuan Prancis kelas atas yang hidupnya tampak rapi dan penuh seni. Dia punya rumah di pedesaan yang lapang dan tenang, dihiasi karya seni kontemporer.
Berikutnya, Mina (Herzi), perempuan muda yang notabene imigran, hidup pas-pasan, dan harus mengatur logistik demi anak-anak dan jadwal kunjungan ke penjara.
Nah, mereka bertemu pertama kali saat Mina salah tanggal kunjungan dan memprotes keras ke petugas. Semua orang di ruang tunggu bersikap apatis, kecuali Alma yang diam-diam memperhatikan.
Pertemuan singkat itu berlanjut di halte bus. Alma, entah karena kasihan atau kesepian, menawarkan tumpangan. Dan dari satu kebaikan kecil, berkembanglah undangan menginap, dan kemudian tawaran kerja. Mina awalnya ragu, tapi keadaan memaksanya menerima. Sejak saat itu, kedua perempuan itu hidup satu atap, meski mereka berasal dari dua dunia yang berbeda jauh.
Lebih lanjut. Lama-lama, yang terjadi di antara Alma dan Mina adalah sebuah kedekatan yang ganjil.. Yap, relasi mereka dibentuk atas ketimpangan, rasa ingin tahu, dan (mungkin) sedikit rasa bersalah.
Alma tampak terlalu bersemangat ingin “menyelamatkan” Mina. Di balik gestur manisnya, ada aura manipulatif yang sulit dijelaskan.
Mina, sementara itu, jauh lebih tertutup. Wajahnya seperti kanvas kosong, tapi keadaannya menyiratkan kalau ada ‘badai’ di dalam dirinya. Bahkan saat Alma tampak tulus, Mina nggak bisa sepenuhnya percaya.
Interaksi Alma dan Mina perlahan berubah. Dari sekadar basa-basi, menjadi semacam ikatan yang ambigu. Ya, gabungan antara simpati, ketergantungan, dan tarik-menarik getaran yang terus terbangun.
Namun, sejak awal, hubungan mereka memang diprediksi nggak akan bertahan lama. Ada sesuatu yang akan meledak.
Dan benar saja. Ketegangan memuncak menuju babak akhir yang mengejutkan tapi nggak terhindarkan.
Kejadian macam apa yang menimpa mereka? Tontonlah di KlikFilm!
Impresi Selepas Nonton Film Visiting Hour
Secara teknis, ‘Visiting Hours’ tuh sajian yang cantik sekaligus menusuk. Sinematografinya menangkap warna-warna merah pekat, kontras dengan alam pedesaan Prancis yang tenang.
Lalu, scoring music dari Amine Bouhafa menyusup ke dalam adegan dengan nada-nada yang menggetarkan, indah, tapi juga menyimpan rasa nggak nyaman.
Pada akhirnya, ‘Visiting Hours’ di tangan Patricia Mazuy, jadi nggak cuma kisah dua perempuan yang ‘nyambung’ karena nasib suami mereka. Ini potret kompleks tentang perempuan yang sama-sama terkurung.
Di momen terakhir film, ada satu gestur sederhana yang menyimpan makna besar: Terkadang hubungan paling bermakna dalam hidup adalah yang paling nggak masuk akal. Yang nggak bisa didefinisikan. Yang hanya bisa dikenang, bukan dilanjutkan. Selamat nonton ya