Mengisahkan Ranmaru Mori, seorang vampir berusia 450 tahun yang bersembunyi dan bekerja paruh waktu di sebuah pemandian umum di Jepang. Namun, tujuan utamanya tinggal di sana bukanlah sekadar mencari tempat tinggal, melainkan mengincar darah perjaka berusia 18 tahun dengan cita rasa terbaik. Targetnya adalah Rihito, putra semata wayang pemilik pemandian yang saat ini berusia 15 tahun.
Targetnya adalah Rihito, putra semata wayang pemilik pemandian yang saat ini berusia 15 tahun. Ranmaru bertekad untuk melindungi keperawanan Rihito sampai waktunya tiba, namun rencananya mulai terancam ketika Rihito memasuki masa pubertas dan menaruh hati pada seorang gadis di sekolahnya. Dimulailah usaha kocak dan penuh kekacauan Ranmaru untuk mencegah Rihito kehilangan keperjakaanya.
Biasanya, kisah-kisah vampir seringkali membayangkan makhluk abadi ini bersemayam di lokasi-lokasi yang selaras dengan aura misteri dan kegelapan mereka. Kita terbiasa dengan citra kastil tua yang angker di puncak bukit, perkebunan luas yang diselimuti kabut tebal, ruang bawah tanah yang lembap atau bahkan dunia malam urban yang penuh rahasia dan kemewahan tersembunyi. Kehidupan mereka digambarkan terisolasi, jauh dari keramaian manusia biasa, hanya berinteraksi saat berburu atau terlibat dalam sesama makhluk supernatural.
Namun, anime Babanbabanban Vampire mendobrak stereotip tersebut dengan penempatan tokoh utamanya, Ranmaru Mori, di tempat pemandian umum tradisional Jepang, atau sentou. Ranmaru bukanlah penguasa malam yang bersembunyi di balik bayangan, melainkan seorang pekerja paruh waktu yang tinggal di pemandian tersebut.
Kontras inilah yang menjadi salah satu daya tarik unik dan sumber komedi utama dalam anime ini. Bayangkan seorang vampir berusia 450 tahun, dengan segala potensi kekuatan dan sejarah panjangnya, justru menghabiskan hari-harinya dengan melakukan tugas-tugas sehari-hari layaknya manusia biasa di sebuah pemandian: membersihkan lantai, membantu operasional, dan berinteraksi dengan pemilik dan pelanggan.
Latar pemandian umum ini memberikan sentuhan slice of life yang kuat. Alih-alih berfokus pada pertempuran epik melawan pemburu vampir atau drama abadi yang melankolis, cerita justru berkutat pada rutinitas harian di pemandian, dinamika antara Ranmaru dengan keluarga pemiliknya terutama Rihito, dan masalah yang sangat manusiawi seperti cinta pertama seorang remaja.
Keberadaan vampir kuno dalam lingkungan yang begitu membumi dan penuh kehidupan komunal ini menciptakan situasi-situasi absurd dan lucu. Bagaimana Ranmaru harus menyembunyikan identitas aslinya, bagaimana dia mengelola kebutuhan vampirnya di tempat yang ramai atau bagaimana dia bereaksi terhadap kejadian-kejadian sepele namun penting dalam kehidupan Rihito, Semua ini dieksplorasi dengan komedi unik.
Humor serial ini tidak hanya ringan, tetapi seringkali ke ranah absurd, lahir dari benturan antara sifat supernatural vampir Ranmaru dan situasi kehidupan sehari-hari yang ia hadapi, terutama terkait misi utamanya. Inti dari komedi ini adalah tujuan Ranmaru mendapatkan darah perjaka berusia 18 tahun dari Rihito, yang saat ini masih berusia 15 tahun. Begitu Rihito menunjukkan tanda-tanda normal seorang remaja yang mulai tertarik pada lawan jenis dan berpotensi menjalin hubungan, Ranmaru langsung dilanda kepanikan yang luar biasa.
Kepanikan inilah yang memicu serangkaian tindakan putus asa, konyol, dan seringkali di luar nalar. Ranmaru tidak hanya diam menunggu, ia menjadi penjaga keperjakaan Rihito dengan cara-cara yang paling aneh. Dia mungkin mencoba menyabotase kencan Rihito dengan cara yang memalukan, memberikan nasihat tentang cinta yang justru terdengar seperti ancaman atau bahkan merancang skema-skema rumit yang akhirnya berantakan dengan sendirinya karena kecanggungan atau interpretasi logika vampirnya yang nyeleneh terhadap situasi manusia.
