Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
Poster film The Exit 8 (IMDb)

Kalau kamu penggemar horor yang bikin bulu kuduk merinding sekaligus otak dipelintir, The Exit 8 wajib banget masuk watchlist kamu!

Film horor psikologis asal Jepang ini baru aja tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, 10 September 2025, dibawa oleh CBI Pictures ke jaringan bioskop keren seperti CGV, Cinepolis, dan Flix Cinema.

Diadaptasi dari game indie viral buatan Kotake Create yang nge-hits di 2023, film ini sukses bikin aku dan penonton lain deg-degan sekaligus penasaran. Yuk, simak langsung ulasannya!

The Exit 8 mengisahkan seorang pria yang dijuluki "The Lost Man," diperanin sama Kazunari Ninomiya, aktor top Jepang yang juga member Arashi.

Ceritanya simpel tapi mencekam: dia terjebak di lorong bawah tanah stasiun kereta yang kayak nggak ada ujungnya. Tujuannya cuma satu, cari pintu keluar nomor 8. Tapi, plot twist-nya, lorong ini penuh dengan anomali yang bikin aku mikir, "Ini beneran apa halu sih?"

Ada papan petunjuk dengan aturan aneh: “Jangan lewatkan anomali. Kalau lihat sesuatu yang ganjil, balik arah. Kalau nggak, lanjut jalan.” Satu langkah salah, boom, balik lagi ke titik awal.

Konsep looping ini diambil langsung dari game-nya, tapi versi filmnya nambahin elemen psikologis yang lebih dalem.

Karakter utama digambarin lagi stres berat gara-gara mantan pacarnya hamil dan minta tanggung jawab. Ini bikin aku ngerasa, “Wah, ini lorong cuma metafora buat kegelisahan batinnya, apa beneran tempatnya seram?”

Cerita ini cerdas banget mainin perasaan bingung dan cemas, apalagi ditambah visual lorong yang monoton tapi somehow bikin merinding sih.

Review Film The Exit 8

Salah satu adegan di film The Exit 8 (IMDb)
Salah satu adegan di film The Exit 8 (IMDb)

Sutradara Genki Kawamura berhasil banget bikin atmosfer film ini ngena. Bayangin, lorong stasiun yang keliatannya biasa, tapi ada sesuatu yang "off."

Lampu yang kedip-kedip, poster yang tiba-tiba berubah, atau suara langkah kaki misterius. Elemen horornya nggak cuma jump scare murahan, tapi lebih ke ketegangan psikologis yang bikin aku ngerasa terjebak bareng si Lost Man.

Apalagi, karakter pendukung kayak “Walking Man” (diperanin Yamato Kawachi) nambahin aura misterius tanpa perlu dialog panjang.

Sinematografinya juga juara. Pengambilan gambar close-up bikin kamu ngerasa sesak, apalagi pas si karakter mulai panik. Sound design-nya? Jangan ditanya. Dari suara langkah kaki sampai derit pintu, semuanya dirancang buat bikin jantungan.

Musiknya minimalis, tapi pas banget buat nambah ketegangan tanpa berlebihan. Kalau kamu tipe yang gampang parno, siap-siap deh bawa teman ke bioskop biar nggak sendirian ketakutan!

Kazunari Ninomiya bener-bener bawa peran The Lost Man ke level lain. Ekspresinya pas nunjukin kebingungan, ketakutan, sampai putus asa bikin kau dan penonton yang lain ikutan ngerasain emosinya.

Apalagi, backstory karakternya yang lagi krisis bikin kamu simpati, meski kadang pengin teriak, “Bro, fokus dong, cari pintu 8!” Pemeran pendukung seperti Nana Komatsu dan Yamato Kawachi juga solid, meski karakternya lebih sebagai pemicu ketegangan ketimbang punya arc cerita sendiri.

Buat yang udah main game The Exit 8, film ini tetep setia sama konsep looping dan anomali, tapi dikemas lebih dramatis.

Kalau di game kamu cuma fokus cari kejanggalan, di film ada tambahan elemen horor kayak penampakan anak kecil atau darah yang tiba-tiba muncul, yang bikin suasana lebih intens.

Tapi, ada sedikit kritik nih: buat yang nggak main game-nya, beberapa bagian cerita mungkin terasa agak lambat, apalagi di 20 menit pertama yang lebih fokus ke pengenalan karakter. Tapi begitu plotnya mulai jalan, dijamin kamu nggak bakal bisa lepas dari layar.

Film ini udah bikin heboh sejak pemutaran perdananya di Festival Cannes, Mei 2025, dan dapet standing ovation selama delapan menit!

Nggak heran, soalnya The Exit 8 berhasil nyeimbangin horor psikologis dengan narasi yang bikin penasaran. Di Indonesia, antusiasmenya juga tinggi, apalagi buat fans game-nya yang udah nggak sabar lihat adaptasi live-action ini.

Dengan durasi 95 menit, The Exit 8 cocok banget buat kamu yang suka horor yang nggak cuma ngagetin, tapi juga bikin mikir. Film ini nggak cuma soal takut, tapi juga soal perjuangan batin dan rasa terjebak yang relate banget sama kehidupan nyata.

Buat fans game-nya, ini kayak nostalgia yang dikasih bumbu ekstra horor. Buat yang baru kenal, siap-siap aja dibikin overthinking sama setiap anomali yang muncul.

Kalau kamu tipe yang suka film horor psikologis kayak Get Out atau Hereditary, The Exit 8 bakal jadi pengalaman yang nggak terlupain.

Tapi, kalau kamu nggak suka film yang bikin otak kerja keras, mungkin bakal agak bingung sama konsep looping-nya. Overall, film ini dapat rating: 8/10 dari aku—solid buat atmosfer dan akting, tapi minus sedikit buat pacing di awal.

Tips Nonton

  • Ajak teman: Serius, nonton sendirian bikin parno dua kali lipat.
  • Perhatikan detail: Setiap anomali di lorong mempunyai makna, jadi saranku jangan cuma tutup mata pas takut!
  • Cek jadwal: Film ini tayang di Cinema 21, XXI, CGV, Cinepolis, dan lainnya, jadi cek  di bioskop terdekatmu ya.

Jadi, siap masuk lorong tak berujung The Exit 8? Atau takut stuck di pintu nomor 8 selamanya? Gas ke bioskop sekarang, dan ceritain pengalaman nontonmu di kolom komentar!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak