Stranger Things 4 Vol.2 melanjutkan perjuangan geng Hawkins menyelamatkan dunia dari ancaman monster Upside Down yang brutal dan cerdas. Sebagai cerita lanjutan dari Vol.1 yang telah lebih dahulu tayang pada 27 Mei 2022, cerita yang menjadi headline pada Vol.2 ini menggambarkan pertaruhan berbahaya Eleven yang harus melawan Vecna, di mana dirinya harus mempertaruhkan segala hal, termasuk jalinan persahabatan dengan para sahabatnya di geng Hawkins dan nama baik sebagai remaja penyelamat dunia.
Euforia semesta Stranger Things kembali berlanjut setelah dirilisnya Stranger Things 4 Vol.2 oleh Netflix pada 1 Juli 2022. Pertanyaan utama tentang nasib akhir Max setelah berhasil lolos dari godaan maut Vecna pada Vol.1 dan nasib umat manusia, khususnya masyarakat kota Hawkins, Indiana, dalam beberapa tahun mendatang akan terjawab dalam Vol.2 ini.
Stranger Things 4 Vol.2 menceritakan tentang balada pertempuran lanjutan geng Hawkins yang terbagi ke dalam tiga grup, yaitu grup California yang dipimpin oleh Eleven (Millie Bobby Brown), grup Hawkins yang dipimpin oleh Nancy Wheeler (Natalia Dyer), dan grup Soviet yang dipimpin oleh Jim Hopper (David Harbour) melawan Vecna a.k.a One a.k.a Henry Creel (Jamie Campbell Bower), pria paruh baya yang menguasai seluruh Upside Down menggunakan wujud monster bertubuh tegap, berwajah seram, dan memiliki kekuatan yang menghancurkan tubuh manusia dalam waktu sekejap.
Meski dipisahkan oleh jarak dan waktu, mereka bekerja sama untuk menggagalkan visi mengerikan Vecna yang ingin mengubah tatanan dunia secara total. Selain itu, geng Hawkins juga bahu-membahu menghalau Vecna membunuh Max Mayfield (Sadie Sink) dan menjadikannya sebagai pintu utama yang menghubungkan dimensi Upside Down dengan dunia manusia.
Kendati pun hanya memiliki dua episode, premis cerita Stranger Things 4 Vol.2 memiliki efek getar yang lebih kuat bila dibandingkan dengan Vol.1. Getaran tersebut berawal dari semakin meningkatnya ketegangan di kota Hawkins yang dipicu oleh aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh seluruh warga terhadap ketua Hellfire Club dan juga sahabat Dustin, Eddie Munson (Joseph Quinn).
Premis cerita semakin menunjukkan intensitas ketegangan ketika muncul pergolakan di dalam batin Eleven, di mana dirinya berani mengambil inisiatif untuk mempersingkat masa pemulihan kekuatan supernya dan pergi ke Hawkins untuk menyelamatkan para sahabatnya dari ancaman Vecna. Meski berisiko, kuatnya perasaan cinta dari Mike Wheeler (Finn Wolfhard) terhadap dirinya dan perasaan tidak ingin kehilangan Max sebagai sahabat perempuan satu-satunya yang memahami segala kekurangannya semakin menambah efek getar premis cerita yang mampu memicu rasa haru dan sedih di dalam batin penonton.
Perasaan cinta yang datang dari Mike sebagai pacar dan cinta terhadap Max sebagai sahabat tersebut menyiratkan pesan berharga kepada penonton mengenai betapa manjurnya kekuatan cinta yang tulus dan datang dari hati sanubari paling dalam, sehingga mampu menggerakkan hati dan pikiran seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan, bahkan dapat mempertaruhkan nyawa.
Ritme cerita yang ditonjolkan pada Stranger Things 4 Vol.2 yang dimulai dari episode pertama, yaitu “Chapter Eight: Papa” sampai dengan episode kedua, yaitu “Chapter Nine: The Piggyback”, menggunakan alur cerita campuran dengan ritme cerita yang sangat bergelombang. Gelombang cerita terlihat dari adegan penuh aksi yang menekankan pada elemen ketegangan, seperti Hopper yang melawan Demogorgon dan Demodog yang bebas berkeliaran membunuh para sipir di dalam penjara Kamchatcka mampu dirangkai dengan adegan sederhana dan melankolis yang menekankan pada elemen ketenangan, seperti adegan Max dan Lucas yang berbicara menggunakan secarik kertas menanyakan tentang keadaan masing-masing ketika menunggu instruksi adik Lucas, Erica (Priah Ferguson) dari luar rumah keluarga Creel di Hawkins.
Meski menggunakan alur cerita bergaya campuran yang merupakan alur bolak-balik dan banyak menceritakan tentang kehidupan pribadi karakter di masa lalu, makna di balik cerita dapat tersampaikan dengan sangat baik. Kombinasi apik alur cerita dan adegan cerita berbeda karakter tersebut mampu menambah pengalaman menonton serial televisi bergenre Fantasy, Horror, dan Sci-Fi yang umumnya hanya menekankan pada aksi epik karakter protagonis membunuh karakter antagonis menggunakan teknologi canggih dan mengandalkan sikap heroisme sejati demi dapat menumpahkan darah lawan sebanyak-banyaknya.
Pengembangan karakter (character development) di dalam Stranger Things 4 Vol.2 ini juga berjalan dengan sangat apik, bahkan memunculkan banyak kejutan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karakter Eddie yang digambarkan sebagai karakter emotion yang egois berubah menjadi karakter sidekick dengan menanggalkan keegoisan dirinya terhadap orang lain dan rela mengorbankan nyawa demi membantu anak-anak Hawkins membunuh Vecna.
Karakter pendatang baru yang mengalami perkembangan pesat berikutnya adalah Argyle (Eduardo Franco). Pada Vol.2 ini, predikat sebagai karakter penggembira yang hanya mementingkan nafsu seksual dan ganja berubah ketika dirinya muncul sebagai karakter sidekick yang membantu Eleven melakukan keahlian supernya dengan memanfaatkan fasilitas pekerjaan sebagai karyawan restoran Surfer Boy Pizza.
The Duffer Brothers piawai dalam mengembangkan kedua karakter pendatang baru tersebut, sehingga dapat menaikkan status mereka dari karakter anak bawang menjadi karakter kuda hitam (underdog) yang patut diperhitungkan berkat pemikiran dan tindakan mereka yang berani dan kreatif yang out of the box. Berkat bantuan Argyle, grup California memiliki kontribusi terbesar dalam melawan Vecna bila dibandingkan dengan kontribusi grup Hawkins dan grup Soviet.
Karakter Max juga mengalami pengembangan kepribadian yang lebih pesat dari yang telah ditampilkan dalam Vol.1. Pada Vol.2 ini, The Duffer Brothers selaku penulis naskah mengungkapkan sisi gelap kepribadian Max yang belum pernah terlihat sebelumnya. Ketika berbicara dengan arwah Vecna di loteng bekas rumah keluarga Creel di Hawkins, Max mengharapkan agar kakak laki-laki tirinya, Billy Hargrove (Dacre Montgomery), dapat segera mati di dalam mobil kesayangannya, Chevrolet Corvette 1980, dengan cara mengenaskan.
Penambahan sisi gelap kepribadian tersebut cukup brilian, kendati dapat mendatangkan resiko yang mendegradasi citra positif Max sebagai karakter deuteragonis. Sisi positifnya adalah penonton dapat mengetahui dengan jelas tentang faktor apa yang membentuk karakteristik Max yang pemurung, kasar, dan selalu berbicara lugas terhadap orang lain, khususnya terhadap pacarnya, Lucas Sinclair (Caleb McLaughlin) dan sahabatnya dalam geng Hawkins, Dustin Henderson (Gaten Matarazzo).
Tapi, layaknya pisau bermata dua, pengungkapan sisi gelap kepribadian Max tersebut dapat mengurangi tingkat empati penonton terhadap penderitaan Max dibawah kungkungan Billy. Jika terlalu fokus pada hal tersebut, bisa saja penonton akan menganggap Max sebagai remaja perempuan tomboy yang cengeng, manja, dan berani berbuat tega terhadap saudaranya sendiri.
Pada Stranger Things 4 Vol.2 ini, The Duffer Brothers kembali menunjukkan kepiawaiannya dengan merangkai peta konflik yang ada secara runtut, logis, dan terstruktur dengan baik. Berbeda dengan Vol.1 yang hanya terpaku pada proses pencarian fakta Vecna sebagai sumber konflik, peta konflik yang ada pada Vol.2 telah mengarah pada konflik batin yang sifatnya pribadi, spesifik, dan membutuhkan totalitas perjuangan karakter utama untuk mengatasi masalah tersebut.
The Duffer Brothers sukses menyulitkan seluruh karakter utama dalam balada pertempuran melawan Vecna. Adegan pertarungan Eleven yang berjuang sekuat tenaga melawan Vecna yang berhasil mengikat sekujur tubuhnya dengan akar tanaman merambat di dalam Upside Down menjadi adegan yang penuh makna dan sayang untuk dilewatkan.
Tidak hanya Eleven, adegan Nancy, Steve Harrington (Joe Keery), dan Robin Buckley (Maya Hawke) yang hampir mati akibat kuatnya jeratan akar tanaman merambat yang melilit sekujur tubuh mereka di tangga rumah keluarga Creel di Upside Down, Lucas yang harus menerima luka lebam di wajah, mata, serta bekas cekikan pada leher akibat bertarung fisik dengan kapten tim basket SMA Hawkins, Jason Carver (Mason Dye) di loteng rumah keluarga Creel di Hawkins, dan Hopper yang hampir menjadi santapan makan malam Demodog yang lapar di penjara Kamchatcka adalah beberapa adegan yang sukses mengaduk emosi penonton sampai pada titik tertinggi.
Berbagai adegan yang mustahil dilewati tersebut dapat dieksekusi dengan sangat baik berkat solusi realistis yang digerakkan dengan semangat penuh totalitas dan pantang menyerah dari para karakter utama, sehingga mampu mengatasi segala tekanan fisik dan mental dari karakter antagonis.
The Duffer Brothers mampu memberikan ujian dan cobaan sulit pada setiap karakter utama bahkan melebihi porsi kekuatan mereka, sehingga dapat menciptakan skema resolusi konflik yang unik, variatif, dan mampu menantang ketahanan fisik serta mental. Strategi tersebut sukses menanamkan pikiran dalam kepala penonton untuk tidak pernah bosan mengikuti cerita semesta Stranger Things hingga mencapai musim terakhir (final season).
Ada adegan ikonik yang sayang untuk dilewatkan dalam Stranger Things 4 Vol.2 ini, di mana Eddie memainkan sebuah lagu rock menggunakan gitar elektrik di atas trailer untuk memancing keluar Demobat yang berjaga di atap rumah keluarga Creel di Upside Down. Hal menarik yang bisa dilihat disini adalah lagu yang dimainkan, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh grup band Metallica berjudul “Master of Puppets” yang dirilis pada tahun 1986.
Music Director Stranger Things, Nora Felder, cerdas dalam memilih lagu yang ditulis oleh vokalis Metallica, James Hetfield, tersebut sebagai lagu pengiring Eddie dalam melaksanakan misinya di Upside Down. Lantunan musik rock yang menggelegar, ritme lagu yang cepat, dan lirik yang menyiratkan pesan tentang pentingnya melawan sesuatu yang candu mampu meresonansi suasana batin orang yang berjuang melawan pesona Vecna yang memikat korbannya dengan segudang harapan indah yang palsu.
Permainan lagu yang sesuai dengan penggambaran suasana Upside Down yang gelap dan penuh dengan bahaya diiringi dengan permainan gitar Eddie yang apik membuat lagu tersebut mampu memanjakan telinga. Pemilihan lagu “Master of Puppets” sebagai latar musik salah satu adegan penting di Upside Down tersebut mampu membangun ekuilibrium adegan epik yang mampu menghubungkan ketiga unsur penting di dalam cerita, yakni kesesuaian lagu, latar tempat dan peristiwa terkini, serta performa gitar dan gitaris, sehingga menjadikan adegan Eddie yang mengadakan konser musik di Upside Down sebagai salah satu adegan memorable Stranger Things 4 yang sayang untuk dilewatkan.
Secara keseluruhan, kemampuan The Duffer Brothers dalam menyutradarai dua episode Stranger Things 4 Vol.2 cukup mumpuni. Sebagai sutradara, mereka mampu merangkai setiap adegan dengan proses perpindahan adegan (sequence) yang tepat dan memasukkan setiap detail yang diperlukan. Hal ini membuat setiap pesan yang tersirat di dalam setiap adegan dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dimengerti.
Namun, ada adegan filler yang seharusnya dipotong karena dapat membingungkan penonton dan menghamburkan durasi tayang episode. Adegan filler itu adalah adegan Eleven yang menyelami pikiran Max, di mana Eleven masuk ke dalam salah satu memori masa kecil Max yang saat itu masih tinggal di California. Sebenarnya, adegan tersebut tidak terlalu penting untuk dimasukkan karena tidak ada pesan apa pun yang dapat menjelaskan dasar korelasi antara masa kecil Max dengan situasi genting Max yang sedang berjibaku melawan Vecna.
Itulah ulasan serial Stranger Things 4 Vol.2 yang sedang hype di kalangan generasi milenial dan Gen Z saat ini. Penulis memberikan nilai 4.9/5 berkat kerja sama yang baik dan brilian antara The Duffer Brothers selaku kreator, Shawn Levy dan para produser eksekutif lainnya, para pemain, para penulis naskah, serta seluruh anggota kru dalam merangkai, memproduksi, dan menyunting cerita sampai menjadi episode siap tayang. Kualitas cerita Vol.2 yang lebih baik dibandingkan dengan Vol.1 membuat Stranger Things 4 tidak terlalu mengecewakan dan patut mendapat apresiasi, sehingga sangat direkomendasikan untuk dimasukkan ke dalam watchlist kamu pada waktu senggang.
Baca Juga
-
5 Film Sci-Fi Hollywood Karya Steven Spielberg tentang Alternate Universe
-
Apa Alien itu Nyata? Tonton 3 Film Sci-Fi Hollywood Steven Spielberg Ini
-
Ulasan Film Avatar: The Way of Water, Air yang Menghubungkan Kehidupan
-
Mengenal Anwar Ibrahim, PM Malaysia Penggagas Politik Islam Moderat
-
Jokowi Dukung Anwar Ibrahim Memperkuat One Channel System untuk PMI
Artikel Terkait
-
Kembali Kolaborasi dengan Netflix, Zack Snyder Siap Garap Film Action
-
Teror Hiu Belum Berakhir, Netflix Kembangkan Sekuel Film Under Paris
-
Cameron Diaz Siap Beraksi di Film Back in Action, Intip Teaser Perdananya
-
Sinopsis When the Phone Rings, Drama Terbaru Yoo Yeon Seok di Netflix
-
Sinopsis Mary, Perjalanan Hidup Maria Ibu Yesus Segera Tayang di Netflix
Entertainment
-
MEOVV Terjebak dalam Hubungan 'Toxic' di Lagu Comeback Terbaru
-
Taeyeon Tulis Pesan Hangat untuk Diri Sendiri di Lagu 'Letter To Myself'
-
Penuh Chemistry! 4 Film dan Serial yang Dibintangi Dion Wiyoko bersama Sheila Dara
-
Rating Melejit! Akhir Drama Korea Jeongnyeon Pecahkan Rekor, Happy Ending?
-
4 Rekomendasi Film Komedi Korea yang Wajib Ditonton, Dijamin Ngakak!
Terkini
-
3 Serum Brightening Murah Meriah Cocok untuk Pelajar, Harga Rp20 Ribuan
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Kisah Pengkhianatan Masa Lalu
-
Fans Tak Perlu Banyak Menuntut, STY Pasti Miliki Alasan Tersendiri Tak Mainkan Eliano Reijnders
-
Terbiasa Bicara Kasar, Ini Alasan Bermain Game Memengaruhi Emosi Gamers
-
3 Film India Dibintangi Raashi Khanna Tayang 2024, Ada The Sabarmati Report