Artis sensasional Roro Fitria mengaku pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berupa serangan verbal. Apa yang dialami Roro Fitria kala itu terjadi saat dirinya masih berstatus sebagai istri Andre Irawan.
KDRT tersebut berimbas buruk pada kondisi psikis dan batin Roro Fitria hingga ia mengalami trauma. Ia sampai harus menjalani terapi untuk memulihkan kondisinya. Bagaimana cerita selengkapnya? Simak artikel berikut ini.
Masih Terbelenggu dalam Trauma, Roro Fitri Jalani Hipnoterapi
Seperti diketahui KDRT merupakan tindak kekerasan yang terjadi dalam ranah rumah tangga. Beberapa tahun terakhir sedang marak kasus KDRT dari kalangan selebriti, salah satunya datang dari Roro Fitria.
Dikabarkan jadi korban KDRT verbal dari sang suami, Roro Fitria kini berjuang menyembuhkan luka batin dan psikisnya. Dibalik penampilan fisiknya yang terlihat baik-baik saja, wanita yang akrab disapa Nyai itu disebut masih menyimpan trauma mendalam.
Roro Fitria bahkan menderita kesulitan tidur hingga alami sesak napas. Tak ingin terus-menerus terbelenggu dalam penderitaan, ia pun menjalani sesi hipnoterapi di rumahnya.
Hipnoterapi merupakan salah satu metode terapi dengan memasuki alam bawah sadar seseorang untuk memberi sugesti-sugesti tertentu. Sang terapis yang rutin menangani Roro pun turut menjadi saksi betapa Roro mengalami perubahan besar sebelum hingga setelah menjalani hipnoterapi.
BACA JUGA: Anak Dilecehkan, Pinkan Mambo Malah Ungkit Nafkah: Coba MA Cari Uang Rp50 Ribu, Gampang Nggak?
Pasca menjalani hipnoterapi dari tahun lalu, Roro Fitria pun merasakan sejumlah efek positif. Ia mulai tidur teratur dan perlahan bisa kembali beraktivitas normal seperti semula.
"(Terapi) sejak awal September. Udah hampir 10 bulan dari yang bener-bener susah sekali tidur sampai sesak napas karena traumanya amat sangat mendalam nah sekarang udah bisa fokus ke baby Sultan, udah bisa fokus berkarya," ungkap Roro Fitria, mengutip dari kanal YouTube SCTV pada Rabu (2/8/2023).
"Serba-serbi kehidupan dijalani dengan lebih tenang, lebih baik, lebih produktif. Jadi sangat membawa dampak positif untuk diri Nyai," paparnya kembali.
"Nyai sudah sangat merasakan efek luar biasa dari konselor. Jadi kita bisa mencurahkan segala isi hati. Bisa step by step disembuhkan rasa-rasa traumatik dan juga sampai sesak napas sampai nggak bisa bobok," tutur wanita berhijab itu.
Itulah kabar terkait Roro Fitria yang menjalani hipnoterapi untuk memulihkan trauma masa lalunya. Bagaimana tanggapanmu?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Rilis Teaser, Film The Lost Bus Suguhkan Aksi Penyelamatan yang Dramatis
-
Five Nights at Freddy's 2 Dipastikan Tak Ulang Kesalahan Film Pertama
-
Dinilai Kurang Sukses, Serial Etoile Gagal Lanjut ke Season 2
-
Jackie Chan Dibuat Pusing Chris Tucker saat Syuting Rush Hour, Ini Sebabnya
-
Setelah G20, Viola Davis Digaet Jadi Bintang Utama di Film Ally Clark
Artikel Terkait
-
Berkas Perkara Suami KDRT Istri Hamil Dilimpahkan ke Kejari Tangsel, Terancam 10 Tahun Bui
-
Anang Hermansyah Buka Suara soal Aurel yang Trauma dengan Perceraian Ortu: Wajar, Dia Paham Banget...
-
Kembali Sindir Dewi Perssik, Saipul Jamil: Pelaku tapi Teriak Korban KDRT
-
Biodata Lengkap Novi Atazen, Selebgram yang Ledek Lesti Kejora Ini Ternyata Orang Ternama di Palembang
-
5 Fakta Selebgram Palembang Novi Atezan Diamuk Lesti Kejora Karena Konten 'Cekik Banting Dedek'
Entertainment
-
Debut 23 Juni, THEBLACKLABEL Perkenalkan Member Grup Co-ed ALLDAY PROJECT
-
Rilis Teaser, Film The Lost Bus Suguhkan Aksi Penyelamatan yang Dramatis
-
BOYS II PLANET Mulai Produksi, Simak Format Debut dan Tanggal Tayangnya
-
Doyoung NCT Mengenang Indah di Lagu Comeback Solo Terbaru Bertajuk Memory
-
7 Rekomendasi Film Romantis Korea yang Bikin Baper dan Terharu
Terkini
-
Ulasan Lagu Answer oleh ATEEZ: Pesan Kuat dari Perjalanan Mencari Jati Diri
-
Tragisnya Pemain Keturunan Malaysia, Dinaturalisasi Hanya untuk Bermain di JDT!
-
Dampak Nikel terhadap Ikan Pari dan Penyu: Raja Ampat Sudah Tak Aman
-
Review Film Love and Leashes, Eksperimen Cinta yang Unik di Dunia Kerja
-
Budaya Me Time: Self-Care, Self-Reward, atau Konsumerisme Terselubung?