Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Kalina Oktaviani
cuplikan anime Oshi no Ko (anime-planet.com/Oshi no Ko)

Oshi no Ko ialah salah satu anime Spring 2023 yang berhasil merebut perhatian. Merupakan adaptasi manga yang dikarang oleh Aka Akasaka dan Mengo Yokoyari, anime ini menghadirkan kisah unik yang berpusat pada kehidupan kelam dari industri hiburan. Karena antusias penggemar, anime ini pun akan menyapa kembali melalui musim terbarunya. 

Kesuksesan anime Oshi no Ko tak bisa lepas dari cerita menarik manganya. Maka dari itu, jika kamu menjadi salah satu penggemar anime populer ini, kamu bisa membaca sederet manga serupa. Nah, jika merasa tertarik, silakan simak daftar berikut yang berisi tiga rekomendasi manga terbaik untuk kamu, penggemar anime ini. 

1. Boku dake ga Inai Machi oleh Kei Sanbe (2012 - 2016)

cover manga Boku dake ga Inai Machi oleh Kei Sanbe (anime-planet.com/Boku dake ga Inai Machi)

Gagal menjadi mangaka, pria 29 tahun bernama Satoru Fujinuma bekerja paruh waktu sebagai tukang pengantar pizza. Dia mungkin dinilai sebagai pria biasa yang kurang beruntung. Namun, tanpa diketahui siapa pun, dia memiliki kekuatan misterius yang memungkinkannya kembali ke masa lalu. 

Sebab kemampuannya kembali ke masa lalu, Satoru sering terlibat dengan nyawa seseorang. Sebelum berhasil menyelamatkan nyawa orang yang terancam, dia tak bisa kembali ke masa kini. Hal itu pun kembali dia alami saat dia dituduh sebagai tersangka atas ibunya yang terkapar tak bernyawa. 

Satoru dikirim ke 18 tahun yang lalu, tepat sebelum insiden hilangnya teman sekelasnya yang bernama Kayo Hinazuki. Kembali menjadi siswa sekolah dasar, dia harus menyelamatkan nyawa Kayo. Entah bagaimana dan mengapa, dia merasa bahwa insiden Kayo berkaitan dengan masa kini.

Boku dake ga Inai Machi mengusung Satoru yang kembali menjadi anak kecil demi mengungkap misteri pembunuhan, seperti karakter Gorou Amamiya dari Oshi no Ko. Kedua manga ini pun menyajikan dua elemen yang serupa, yakni penyelidikan dan pembunuhan ibu dari masing-masing protagonis. Maka dari itu, kedua anime ini memiliki getaran misteri yang sama. 

2. Hibiki: Shousetsuka ni Naru Houhou oleh Mitsuharu Yanamoto (2014 - 2019)

cover manga Hibiki: Shousetsuka ni Naru Houhou oleh Mitsuharu Yanamoto (anime-planet.com/Hibiki: Shousetsuka ni Naru Houhou)

Di tengah resesi penerbitan yang sedang dihadapi oleh industri sastra, majalah sastra Mokuren mempunyai kabar duka lain. Demi menanggulangi resesi penerbitan, mereka berharap bahwa naskah untuk Penghargaan Pendatang Baru adalah naskah apik yang memenuhi syarat. 

Sayangnya, naskah untuk Penghargaan Pendatang Baru yang dikirim ke departemen penyuntingan Mokuren adalah naskah yang mengabaikan syarat-syarat yang ada. Namun, siapa sangka, naskah itu menarik editor tunggal. Akibatnya, dunia sastra pun mulai berubah. 

Hibiki: Shousetsuka ni Naru Houhou dan manga Oshi no Ko mengusung tema yang serupa, yakni seni yang digeluti oleh masing-masing karakter utama. Kedua manga ini pun menunjukkan bagaimana protagonis keren mengambil setiap langkah mereka. Namun, kedua manga ini menyoroti cerita yang berbeda. 

3. Act-age oleh Tatsuya Matsuki dan Shiro Usazaki (2018 - 2020)

cover manga Act-age oleh Tatsuya Matsuki dan Shiro Usazaki (anime-planet.com/Act-age)

Tertarik dengan dunia akting sedari kecil, Kei Yonagi selalu mempelajari bagaimana tindakan dan emosi bergantung pada jenis karakter. Sayangnya, dia harus mengalami kemalangan yang mengubah hidupnya. Usai kematian sang ibu, dia ditinggalkan oleh ayahnya yang tak bertanggung jawab. 

Kei, yang masih remaja, pun harus menghidupi diri sendiri dan adik-adiknya secara finansial. Karena tak kunjung mendapat kabar baik dari setiap audisi yang dia ikuti, dia berpikir bahwa dia harus merelakan mimpinya. Namun, dia bertemu sutradara terkenal Sumiji Kuroyama, yang memberinya harapan, di tengah-tengah keputusasaannya. 

Seperti manga Oshi no Ko yang berkutat dengan industri hiburan, terutama akting, Act-age pun demikian. Kedua manga ini sama-sama mengulas lebih dalam sisi kelam dari industri hiburan. Namun, Act-age berfokus pada keterampilan akting, berbeda dengan Oshi no Ko, yang berfokus pada dampak industri hiburan terhadap mental orang-orang. 

Seri manga Oshi no Ko memang tak kalah menarik dari serial adaptasinya, begitu pun tiga manga yang telah tertera di atas. Meskipun memiliki kesamaan dengan Oshi no Ko, tiga manga di atas menyajikan kisah menawan dengan cara yang berbeda-beda. Jadi, jika tertarik, tak usah ragu untuk membaca manga-manga di atas, ya!

Kalina Oktaviani