Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Anggia Khofifah P
Taylor Swift dalam Album "Folklore" (Instagram/taylorswift)

Siapa yang tidak asing lagi dengan lagumirrorball” dari Taylor Swift? Tapi, apakah kamu tahu? Bahwa dalam lagu tersebut menggambarkan kehidupan seorang people pleaser, lho!

Artikel ini akan mengupas secara singkat tentang lagu "mirrorball" supaya kita lebih paham dari kecenderungan seorang people pleaser. Check this out!

Taylor Swift menggunakan lagu "mirrorball" untuk menggambarkan diri seseorang sebagai bola cermin, sebuah objek yang sering digantung di atas lantai dansa di diskotik sebagai sumber cahaya dan keindahan dalam ruangan gelap.

Dalam lirik “I want you to know I’m a mirrorball. I can change everything about me to fit in”, Taylor Swift menyiratkan bahwa seseorang bersedia untuk menunjukkan kepada orang lain berbagai versi dari diri mereka.

Hal tersebut mirip dengan bagaimana bola cermin memantulkan cahaya untuk menerangi apa yang ada di sekitarnya dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Ciri-ciri ini tentu berkaitan dengan perilaku dari seorang people pleaser.

Melansir dari Psychology Today, "people pleaser" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang cenderung berusaha sangat keras untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika hal itu harus mengorbankan kebutuhan, keinginan, atau nilai-nilai pribadi mereka sendiri.

Dalam menjalani kehidupannya, people pleaser tidak dapat menjadi diri sendiri sepenuhnya dan terus berusaha dengan berbagai cara agar mendapatkan validasi dari orang lain. Nah, validasi ini akan memberikan kepastian bagi people pleaser bahwa mereka berarti di hidup orang lain.

Seperti dalam lirik “I’ve never been a natural. All I do is try, try, try. I’m still on that trapeze. I’m still trying everything to keep you looking at me.”

Meskipun terasa sakit, people pleaser mungkin akan menutup secara rapat apapun yang mereka rasakan dan menyetujui segala hal demi menyenangkan hati orang lain.

Hal itu mereka lakukan agar tidak menimbulkan konflik, meskipun itu berarti mereka harus menempatkan diri mereka sendiri di urutan kedua dalam hidup mereka dan mendorong mereka menjadi pribadi yang berbeda.

I’ll get you out on the floor
Shimmering beautiful
And when I break it’s in a million pieces

Menyenangkan orang lain mungkin terasa indah bagi people pleaser. Tetapi, perasaan tersebut hanya sementara dan tidak bertahan lama.

Pada akhirnya, hal ini akan merugikan people pleaser, karena mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mencintai dirinya sendiri.

Seiring waktu, perilaku ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan kehilangan identitas diri.

Maka dari itu, penting untuk kita menemukan keseimbangan yang sehat antara menyenangkan orang lain dan memenuhi kebutuhan diri sendiri agar dapat menjalani kehidupan yang memuaskan dan seimbang.

Apakah kamu merasa relate dengan lagu "mirrorball" dari Taylor Swift dan pernah menjadi people pleaser juga?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Anggia Khofifah P