Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Kalina Oktaviani
Cuplikan drama Korea bertajuk A Shop for Killers (IMDb)

A Shop for Killers merupakan drama Korea lirisan tahun 2024 bergenre laga yang disutradarai oleh Noh Gyu-seob drama Korea ini mendapuk Lee Dong-wook dan Kim Hye-jun menjadi pemeran utama. Drama Korea ini sendiri menceritakan tentang seorang gadis berusia 21 tahun yang telah menjadi yatim-piatu setelah kematian pamannya, Jeong Jinman, hingga harus mengatasi orang-orang asing yang hendak membunuhnya.

Sebagai protagonis utama A Shop for Killers, Jeong Jian mempunyai masa yang sulit sedari kecil hingga sekarang. Pada masa kecilnya, dia tak bisa menjadi anak-anak biasa, seperti yang lainnya. Dia yang belum mengetahui apa pun di dunia ini harus menghadapi serangkaian tragedi yang mengerikan, contohnya tiga kejadian di bawah ini. Jika penasaran, terus simak, ya?

1. Dijadikan target pembunuhan oleh orang-orang yang asing baginya

cuplikan drakor A Shop for Killers (m.imdb.com/A Shop for Killers)

Sejak kedatangan pamannya, Jinman, yang dikabarkan menghilang beberapa tahun yang lalu, hidup Jian dan keluarganya tak lagi aman. Entah apa yang mengejar dan mengawasi Jinman terus-menerus, mereka berada dalam bahaya tanpa mereka ketahui. Meskipun begitu, mereka tak pernah mendapatkan penjelasan dari Jinman.

Saat hari pemakaman neneknya, Jian melakukan kesalahan hingga dia dikirim ke rumah oleh orang tuanya ditemani dengan Jinman. Belum lama berada di rumah, dia melihat Jinman yang ditelepon seseorang, lalu raut wajah pamannya berubah. Tanpa mengetahui apa pun, dia disuruh menunggu di rumah selagi Jinman kembali ke rumah duka. Sebelum itu, dia diperingatkan oleh Jinman bahwa dia tak bisa membuka pintu sembarangan, kecuali orang itu bisa menjawab teka-teki. 

Belum lama Jinman keluar, seseorang datang, lalu Jian menanyakan jawaban dari teka-teki yang sudah disiapkan sebelumnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban, dia melihat orang itu langsung merangsek masuk. Sebelum sempat diketahui oleh orang itu, dia masuk ke dalam kamar hingga orang lain datang dan menghajar orang yang pertama masuk itu.

Di balik pintu yang sedikit membuka, dia menyaksikan kejadian mengerikan hingga dia melarikan diri melalui jendela kamar. Meskipun berhasil kabur, dia terus-menerus dikejar oleh orang-orang yang membawa senjata tajam.

2. Menyaksikan ibunya yang terbaring kaku di kamar mayat dari dekat

cuplikan drakor A Shop for Killers (m.imdb.com/A Shop for Killers)

Selama pelariannya dari orang-orang yang mengerikan, Jian tak melihat ada sebuah mobil yang menuju ke arahnya hingga dia tertabrak. Saat terbangun, dia mengetahui dirinya sudah ada di rumah sakit, seorang diri, dan melihat ilusi seekor anjing jelek yang membawa potongan tangan. Tak lama kemudian, dia merasa bahwa dia berada dalam bahaya, yang akhirnya membuatnya berlari ke luar.

Saat berlari, Jian mengetahui bahwa memang benar ada orang yang mengikutinya. Dengan ketakutan, dia menuruni tangga darurat hingga sampai di ujung koridor. Di sana, hanya ada dua pintu, yang sayangnya satu pintu tersebut terkunci. Sebab tak ada pilihan lain, dia segera memasuki kamar mayat yang pintunya yak dikunci. Sebab tak ada tempat bersembunyi, mau tak mau dia membuka penyimpanan salah satu mayat dan ternyata mayat itu sangat dia kenali.

Sebab belum bertemu Jinman, Jian tak mengetahui apa yang terjadi di rumah duka, yang akhirnya dia ketahui sendiri dengan mata kepalanya. Tepat saat dia memasuki salah satu penyimpanan mayat, dia segera mengetahui bahwa mayat itu adalah ibunya. Dengan perasaan ngeri mengetahui bahwa ibunya dan ayahnya sudah tiada sekaligus nyawanya yang sedang dalam bahaya, dia hanya bisa menutup mata sambil memeluk ibunya yang sudah seputih salju dan terbujur kaku.

3. Dirundung oleh teman-teman sekelasnya

cuplikan drakor A Shop for Killers (m.imdb.com/A Shop for Killers)

Bagaimanapun, Jian harus melanjutkan hidupnya meski telah mengalami tragedi-tragedi mengerikan. Namun, dia tak bisa lagi menjadi gadis kecil yang tak tahu apa-apa. Dia berbeda dengan yang lain berkat trauma yang muncul pada dirinya. Sejak tragedi itu, dia tak lagi mampu berbicara hingga semua teman sekelasnya menjahili dan merundungnya.

Hingga suatu ketika, Jian dikurung di sebuah gudang yang ada di sekolah tanpa diketahui siapa pun, kecuali para perundung itu. Dia yang tak mampu berbuat apa pun hanya duduk terdiam hingga anjing jelek yang pernah dia lihat di rumah sakit kembali menghampirinya sambil menenteng sepotong tangan yang sama. Di kegelapan, dia hanya bisa menggedor-gedor pintu sambil sesenggukan mengucapkan nama Jinman. Untungnya, dia berhasil diselamatkan oleh Jinman yang ternyata sudah mencarinya dari tadi.

Meskipun masih berusia di bawah 10 tahun, Jian berusaha untuk melawan rasa takutnya. Dia harus tetap bergerak maju meski dia belum bisa mengabadikan tragedi-tragedi yang sudah tertera dalam daftar di atas sepenuhnya. Untungnya, dia ditampakkan seperti gadis biasa saat dia sudah berumur 21 tahun. Entah apa yang dia hadapi dan lakukan, dia telah berhasil melawan rasa trauma yang pernah menghantuinya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Kalina Oktaviani