Do Patti, film Netflix yang dibintangi oleh Kajol dan Kriti Sanon, berhasil menyita perhatian penonton dengan mengangkat isu KDRT, perselingkuhan dan persaingan saudara kembar. Film ini menyajikan plot yang cukup menarik dengan beberapa twist yang tak terduga, tapi sayangnya beberapa aspek masih terasa kurang maksimal.
Kajol dan Kriti Sanon berhasil menghidupkan karakter mereka dengan sangat baik. Keduanya mampu menampilkan emosi yang kompleks dan mendalam, terutama dalam menggambarkan hubungan rumit antara dua saudara kembar.
Alur cerita yang disajikan Do Patti cukup kompleks dan penuh kejutan. Kisah ini dimulai dengan pengenalan dua saudara kembar, Saumya dan Shailee, yang memiliki sifat yang sangat berbeda. Saumya digambarkan sebagai sosok yang lembut dan penyabar, sementara Shailee lebih berani dan mandiri. Keduanya memiliki masa lalu yang kelam dan menyimpan rahasia masing-masing.
Film ini dengan berani mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang masih menjadi masalah serius di banyak masyarakat. Do Patti menggambarkan dengan jelas dampak psikologis yang dialami oleh korban KDRT, serta siklus kekerasan yang sulit diputus. Film ini juga menyoroti pentingnya dukungan sosial bagi para korban untuk berani keluar dari situasi yang berbahaya.
Pesan yang ingin disampaikan cukup kuat dan relevan dengan kondisi saat ini, yaitu pentingnya bagi korban untuk berani bersuara.
Sinematografi dalam film ini juga patut diapresiasi. Pengambilan gambar yang indah dan pemilihan warna yang tepat berhasil menciptakan suasana yang mencekam dan misterius. Adegan-adegan yang menampilkan keindahan alam India juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Film ini sangat kental dengan nuansa budaya India. Mulai dari kostum, musik, hingga latar belakang cerita yang sangat khas India. Hal ini membuat penonton dapat merasakan keindahan budaya India sekaligus memahami permasalahan sosial yang terjadi di negara tersebut.
Lagu-lagu yang digunakan dalam film ini sangat pas dengan suasana cerita. Musik latar yang mencekam berhasil menambah ketegangan dalam setiap adegan, sementara lagu-lagu yang lembut menciptakan suasana yang lebih intim.
Secara keseluruhan, sinematografi film ini cukup baik dalam membangun suasana tegang dan misterius. Namun, ada beberapa adegan yang terasa kurang rapi dan kurang maksimal. Beberapa adegan terasa terlalu dipaksakan dan kurang natural. Selain itu, pengembangan karakter beberapa tokoh pendukung terasa kurang mendalam.
"Do Patti" adalah film yang layak ditonton bagi mereka yang menyukai film thriller dengan sentuhan drama yang kuat. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan yang sangat bermakna. Meskipun ada beberapa kekurangan, secara keseluruhan Do Patti adalah film yang berkualitas dan patut diapresiasi.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Ulasan Buku Titik Menuju Dewasa: Panduan dari Remaja Menuju Dewasa
-
Ulasan Novel Ugly Love, Permainan Hati yang Berujung Luka
Artikel Terkait
-
4 Novel Thriller yang Bisa Dibaca Cepat tapi Berkesan Lama
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Tergoda Gift TikTok, Istri Bawa Kabur Anak dan Buku Nikah Demi Selingkuhan!
-
Paula Verhoeven Nangis vs Baim Wong Semringah usai Sidang Cerai: Lega Sudah Umbar Bukti Selingkuh?
-
Ulasan Novel Laila Tak Pulang, Pencarian Adik yang Hilang Misterius
Entertainment
-
3 Rekomendasi Film Maddie Ziegler yang Wajib Kamu Saksikan, Ada My Old Ass!
-
Bae Doona dan Ryoo Seung Bum Bersatu Hadapi Villain di Drama Korea Family Matters
-
Impian Lama Jadi Nyata, J-Hope BTS Siap Muncul di Variety Show I Live Alone
-
Curi Perhatian di Family by Choice, Inilah 3 Rekomendasi Drakor Seo Ji Hye
-
ADOR Tuntut Belift Lab Minta Maaf Atas Kasus Perundingan Hanni NewJeans
Terkini
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Sadar Posisi, Marc Marquez Tak Ingin Melompati Pecco Bagnaia di Ducati
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Calvin Verdonk Singgung Taktik Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Ini Alasannya