Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Della Dwi Saputri
Potongan gambar film 1 Kakak 7 Ponakan (Instagram/1kakak7ponakan)

Film tema keluarga memang selalu menarik perhatian dan memberikan ruang sendiri di hati kita. Apalagi kalau kita tinggal di Indonesia yang menjunjung tinggi kekeluargaan, rasanya film-film dengan trope seperti ini sangat relate dengan kehidupan. 

Salah satu film tema keluarga yang tengah tayang, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ hadir dengan kisah keluarga yang dikemas haru dan hangat. 

Adaptasi dari sinetron populer pada tahun 90-an, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ mengisahkan kehidupan Moko, mahasiswa lulusan arsitek yang harus berjuang menghidupi keponakan-keponakannya setelah ditinggal sang kakak. 

Moko secara tiba-tiba harus menjadi orang tua tunggal, dan memilih antara impian, keluarga, dan kisah cintanya. 

Bukan hanya soal keluarga, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ hadir dengan lebih kompleks membawa masalah yang terasa dekat dan relate dengan kehidupan kita. 

Bukan cuma Moko, kita bisa melihat pov lain dari masing-masing karakter keponakan Moko. Semua karakter punya porsi masing-masing dengan ke-struggle-an mereka.

Dengan dialog yang natural dari para aktor dan shoot-shoot yang ciamik dari Yandy Laurens, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ berhasil menyampaikan rasa hangat dan haru ke hati penonton. 

‘1 Kakak 7 Ponakan’ Bukan Film Sedih

Potongan gambar film 1 Kakak 7 Ponakan (Instagram/1kakak7ponakan)

Ekspektasi pertama nonton ‘1 Kakak 7 Ponakan’ adalah banjir air mata yang bakal nyakitin hati. Benar memang banjir air mata, tapi bukan karena sedih. 

Nonton ‘1 Kakak 7 Ponakan’ tuh rasanya dalam suasana apa pun kita bakal nangis. Tapi nangisnya karena bahagia, karena terharu, mungkin memang ada beberapa momen sedih tapi bukan emosi yang meledak-ledak seperti itu. 

Jadi cukup nikmati aja setiap momennya selama menonton ‘1 Kakak 7 Ponakan’. Film ini sejak awal cerita rasanya hangat aja gitu. Banyak scene yang bikin senyum-senyum sendiri melihat momen keluarga Moko. 

Apakah Moko Terlalu Naif?

Potongan gambar film 1 Kakak 7 Ponakan (Instagram/1kakak7ponakan)

Sebagai karakter utama, semua problem dalam ‘1 Kakak 7 Ponakan’ rasanya memang menumpuk jadi satu di Moko. Tapi dari semua cobaan, kejadian, dan hal-hal buruk yang udah dilalui, apakah Moko ini terlalu naif?

Awalnya, saya juga berpikir seperti itu. Karakter Moko ini rasanya memang gak realistis, tapi kemudian setelah selesai menonton saya termenung. Kemudian muncul salah satu skrip dan cuplikan dari ‘1 Kakak 7 Ponakan’, momen Moko dan Maurin, momen ini mengubah cara pandang saya. 

Moko, sebenarnya punya space kok. Di beberapa momen, sebenarnya Moko juga sering menyendiri, termenung Dia juga punya kapasitasnya menampung masalah, dia juga capek, dia juga mau cerita tapi situasi dan kondisi dia saat itu gak mengijinkannya buat cerita. 

Dan dia sadar betul, kalau yang kesulitan bukan cuma dia, even keponakan-keponakannya juga punya masalah. Jadi ini masuk akall, Moko itu cuma terjebak aja di situasi sulit dan dia sadar betul bahwa yang sulit bukan cuma dia. 

Pelukan untuk Kita yang Sendirian

Potongan gambar film 1 Kakak 7 Ponakan (Instagram/1kakak7ponakan)

Nonton ‘1 Kakak 7 Ponakan’ rasanya kayak dipeluk. Semua momen, semua dialog rasanya hangat. 

Selain dari segi cerita yang memang bagus, ketrampilan aktornya juga luar biasa. Jadi rasanya, valuenya itu sampai ke penonton yang membuat kita terhubung secara personal.

Banyak sebenarnya pelajaran yang bisa diambil dari ‘1 Kakak 7 Ponakan’. Salah satunya, komunikasi dan cerita itu gak salah kok, berjuang sama-sama itu gak salah kok. 

Rasanya semua perasaan, semua uneg-uneg yang selama ini kita tahan diwakilkan lewat ‘1 Kakak 7 Ponakan’. Intinya, ‘1 Kakak 7 Ponakan’ berhasil menyajikan kisah menyentuh ke lubuk hati yang paling dalam. Jadi gak usah ragu lagi, cepat tonton sekarang di bioskop!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Della Dwi Saputri