Apa yang membuat tahun 1977 terasa spesial? Bagi generasi yang hidup di masa itu, mungkin terbayang suasana penuh warna dengan musik retro, mode ikonik, hingga cerita-cerita urban legend yang menggugah rasa penasaran. Dan kini, lewat Film Sumur Jiwo 1977, Egi Fedly sebagai sutradara akan membawa kita menjelajah waktu ke era tersebut, dengan balutan kisah horor dan komedi. Kira-kira bakal semenarik apa ya?
Sumur Jiwo 1977 yang diproduksi Black White Pictures merupakan debut penyutradaraan Egi Fedly, aktor senior yang sudah dikenal lewat banyak film. Dalam film ini, dia (mungkin) nggak cuma menyuguhkan cerita penuh imajinasi, tapi jelas akan membawa penonton kembali ke atmosfer 1970-an. Bersama para bintangnya: Fico Fachriza, Fadli Fuad, Annette Edoarda, Yatti Surachman, Jajang C. Noer, dan Mathias Muchus, film ini seharusnya bisa menghidupkan kembali nuansa masa.
Sinopsis Film Sumur Jiwo 1977
Cerita bermula dengan tiga pembuat film yang mengalami kegagalan beruntun dalam karir mereka. Mereka kemudian diajak seorang office boy untuk bertemu dengan seorang dukun sakti, berharap mendapatkan inspirasi untuk proyek terakhir mereka. Namun, pertemuan itu justru membawa mereka terjebak di tahun 1977, tepat saat sebuah pembunuhan terjadi. Rangkuman kisahnya cukup unik tapi riskan ya? Hmmm ….
Tahun 1977 yang masuk dalam judul, seharusnya bukan sekadar latar waktu film ya. Harus bisa jadi elemen yang membentuk suasana dan cerita. Pemilihan tahun ini kemungkinan besar nggak lepas dari keinginan untuk menghadirkan nostalgia buat penonton yang pernah hidup di masa itu, tapi juga, sekaligus memperkenalkan era tersebut kepada generasi muda. Ada banyak hal yang bisa ditonjolkan, mulai dari musik khas 70-an, gaya berpakaian retro, hingga detail visual yang mencerminkan Indonesia di era itu.
Nggak cuma itu, unsur sejarah dan budaya lokal pun berpeluang jadi bagian integral dalam cerita. Misalnya, bagaimana kehidupan masyarakat dan dinamika sosial di era 70-an berpengaruh pada karakter dan konflik dalam film ini. Kehadiran aktor-aktor senior seperti Yatti Surachman dan Jajang C. Noer juga seharusnya bisa menambah kredibilitas dalam membangun atmosfer yang otentik.
Yang menarik, Film Sumur Jiwo 1977, menurut rangkuman kisahnya, para karakter akan terjebak di tahun itu, bukankah ini berarti ada sentuhan sci-fi, terkait penjelajahan waktu? Seharusnya dengan kombinasi itu, film ini nggak akan cuma menghibur, tapi juga memancing rasa penasaran tentang bagaimana generasi masa kini menghadapi dunia yang sangat berbeda dengan yang mereka kenal.
Dipenuhi humor, misteri, dan teror, Film Sumur Jiwo 1977 bisa kamu jadikan referensi nonton. Tunggu kehadirannya di bioskop Indonesia tahun ini dan yuk kita tunggu kabar selanjutnya!
Baca Juga
-
Review Film Saint Clare: Niat Jadi Horor Ilahi, Hasilnya Malah Sesat
-
Untamed di Netflix: Luka Lama dan Rahasia Kelam di Taman Nasional
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
-
Review Film Smurfs: Petualangan Baru dan Sihir yang Nggak Lekang Oleh Zaman
-
Review Film Sentimental Value: Ladang Luka Lama yang Belum Sembuh
Artikel Terkait
-
Potret Pahit para Pengasuh Anak dalam Film Through the Night
-
Ketahui Beda Film Adaptasi dan Remake, Berkaca dari A Business Proposal Versi Indonesia
-
Benarkah Paddington in Peru Sekeren Film Sebelumnya? Ini Reviewnya!
-
Keajaiban Air Mata Wanita, Film yang Mengajarkan Kekuatan Doa dan Usaha
-
Film Panda Bear in Africa, Hiburan Tanpa Beban untuk Anak-Anak
Entertainment
-
Ada Hip Hop, R&B, dan Dance, BoA Tawarkan Beragam Genre di Album Crazier
-
5 Manga Terbaik dengan Vibe Mirip Dandadan, Kisah Sadis Berbalut Humor
-
Menegangkan! Drama Mary Kills People Rilis Trailer dan Cuplikan Baru
-
Bestie di Kehidupan Malam, Ini Sinopsis dan Jadwal Tayang Film 'Project Y'
-
Tayang 2027, Paramount Pictures dan HYBE America Umumkan Film K-Pop Terbaru
Terkini
-
Gelaran Piala AFF U-23 dan Sejarah Baru bagi The Young Azkals yang Sudah di Depan Mata
-
Malut United Asah Ketajaman Juru Gedor, Ini Tujuan Pelatih Alfredo Vera
-
Review Film Saint Clare: Niat Jadi Horor Ilahi, Hasilnya Malah Sesat
-
Toxic Positivity: Ketika Bahagia Jadi Kewajiban, Bukan Pilihan
-
4 Pelembab Korea Berbahan Cica untuk Kulit Sensitif dan Jaga Skin Barrier!