Kalau Sobat Yoursay kenal nama Ari Aster, kemungkinan besar juga pernah merasa nggak nyaman setelah nonton film-filmnya. Entah itu Hereditary (2018) yang sukses bikin kita mikir dua kali buat melihat boneka miniatur, atau Midsommar (2019) yang bikin festival bunga-bunga di Swedia jadi lebih seram dari Halloween.
Ari Aster tuh salah satu sutradara paling berani dan unik dari generasi sekarang karena keberaniannya ngulik trauma, psikologi manusia, dan horor yang pelan-pelan merayap.
Tapi kali ini, dia bikin kejutan besar.
Film keempatnya yang berjudul; Eddington, justru bukan horor. Bukan juga thriller psikologis. Melainkan black comedy.
Ya, kamu nggak salah baca.
Disutradarai dan ditulis Ari Aster, ‘Eddington’ adalah film produksi A24, rumah produksi indie favorit para pecinta film unik dan edgy. A24 juga yang dulu memproduksi karya-karya Ari Aster sebelumnya, jadi kolaborasi ini bukan hal baru. Namun, perpindahan genre ini jelas sesuatu yang mengejutkan.
Kenapa peralihan genre itu menarik? Karena Ari Aster selama ini sukses membangun identitas sebagai “raja horor baru” lewat film-film yang bukan cuma menakutkan, tapi juga mendalam secara emosional dan simbolik. Nah, genre black comedy punya karakteristik yang hampir berlawanan, yakni menyajikan kekacauan dan kesedihan manusia dalam balutan tawa getir. Humor yang gelap, sarkastik, bahkan pahit.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya horor dan black comedy punya benang merah. Dua-duanya sering menyentuh tema-tema tabu, dua-duanya bisa bikin penonton nggak nyaman. Namun bedanya, satu bikin merinding, satu lagi bikin tertawa … walaupun dengan rasa bersalah.
Bahkan di film sebelumnya, Beau is Afraid (2023), dia sudah mulai main-main dengan unsur surealis dan absurd yang lebih ke arah dark comedy ketimbang pure horror. Jadi bisa dibilang Film Eddington merupakan langkah nyata berikutnya.
Sekilas tentang Film Eddington
Latar film ini nggak kalah menarik, bahkan bisa dibilang berani.
‘Eddington’ mengambil tempat di kota kecil fiktif bernama Eddington, New Mexico. Waktu ceritanya? Mei 2020. Yap, saat dunia lagi dicekam ketakutan karena pandemi COVID-19. Semua orang diminta tinggal di rumah, ketakutan merajalela, dan ketegangan sosial memuncak.
Dalam situasi itu, terjadi konflik antara sheriff lokal dan walikota, yang memicu kekacauan di tengah masyarakat. Dari situ, warga mulai saling tuding, saling serang, dan saling adu, dengan atau tanpa alasan yang jelas. Gara-gara masker? Jarak sosial? Teori konspirasi? Bisa jadi semua ikut campur.
Kalau kamu masih ingat gimana suasana awal pandemi di dunia nyata, kamu pasti tahu betapa gampangnya ketegangan muncul di tengah ketidakpastian. Nah, Ari Aster tampaknya menangkap momen itu dan mengubahnya jadi bahan bakar untuk satire sosial yang penuh absurditas.
Meskipun cerita dan settingnya terkesan “sederhana”, jajaran pemainnya sama sekali nggak sederhana. Film ini dibintangi jajaran aktor top, di antaranya:
- Joaquin Phoenix
- Pedro Pascal
- Austin Butler
- Emma Stone
- Luke Grimes
Dan masih banyak lagi nama-nama besar lainnya yang belum diumumkan. Bayangkan kombinasi aktor-aktor kuat ini dalam satu panggung yang penuh konflik sosial dan komedi gelap. Joaquin Phoenix saja udah cukup buat mengangkat satu film, apalagi ditambah Emma Stone dan Pedro Pascal.
Dengan aktor-aktor seperti itu, bisa jadi filmnya nggak sekadar lucu dan absurd, tapi juga penuh penampilan akting kelas atas yang bisa menyentuh sekaligus menyindir.
Terus yang Menarik dari Film Eddington Apa Lagi?
Yang bikin Film Eddington terasa makin menjanjikan karena Ari Aster nggak pernah bikin film yang "biasa aja". Bahkan saat dia masuk ke genre komedi, besar kemungkinan dia akan membawa lapisan-lapisan makna di dalamnya. Humor mungkin jadi permukaan, tapi di bawahnya pasti ada sesuatu yang lebih dalam. Misalnya mengupas soal kekuasaan, ketakutan kolektif, atau bahkan rasa kemanusiaan yang diuji di tengah krisis.
Apalagi film ini bakal tayang perdana di Festival Film Cannes, yang artinya ekspektasi dari dunia film internasional juga cukup tinggi. Cannes bukan tempat buat film komedi receh atau hiburan semata. Ini pertanda kalau Film Eddington bisa jadi salah satu film penting tahun ini, baik secara artistik maupun tematik.
Perpindahan Ari Aster dari horor ke black comedy lewat Film Eddington bukan cuma soal ganti genre, tapi soal eksplorasi. Gimana kalau rasa takut diganti dengan tawa getir? Gimana kalau setan dihapus, tapi diganti dengan manusia yang saling curiga di tengah pandemi?
Dengan rumah produksi A24 di belakang layar, jajaran cast papan atas, dan tangan dingin Aster yang sudah terbukti punya visi unik, Film Eddington bisa jadi film yang nggak hanya menghibur, tapi juga memancing diskusi. Dan buat Sobat Yoursay yang sudah kangen film yang “beda dari yang lain”, ini jelas salah satu yang paling ditunggu tahun ini.
Yuk kita tunggu kabar selanjutnya dari film kece ini!
Baca Juga
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam
-
Film Drop: Kencan Pertama yang Jadi Teror Mematikan
-
Review Film The Green Mile: Jalan Sunyi Menuju Keadilan yang Gelap Gulita
-
Review Film G20: Aksi Heroik di Tengah Diplomasi dan Krisis Global
-
Review Film Athirah: Potret Sunyi Sosok Ibu di Balik Nama Besar Jusuf Kalla
Artikel Terkait
-
Daftar Film Indonesia Tayang 17 April, Ada Karya Terbaru Joko Anwar!
-
Review Film The Green Mile: Jalan Sunyi Menuju Keadilan yang Gelap Gulita
-
Tembus 2 Juta Penonton, 'Komang' Resmi Jadi Film Adaptasi Lagu Terlaris
-
5 Film Korea Dibintangi Lee Hye Young, Terbaru The Old Woman With The Knife
-
3 Rekomendasi Film Orisinal Netflix yang Dipuji Kritikus, Jarang Disorot!
Entertainment
-
Ceria dan Berjiwa Muda, Intip Highlight Medley Album Baru TWS 'Try With Us'
-
Dijuluki The Red Hair Guy, Heeseung ENHYPEN Tampil Membara di Coachella
-
Serial Harry Potter Resmi Umumkan Jajaran Pemain, Diisi Wajah-Wajah Baru
-
Tak Hanya One Piece, Ini 4 Anime Populer dengan Jumlah Episode Terbanyak
-
5 Drama Korea dengan Peran Sebagai Artis, Ada Celebrity dan Shooting Stars!
Terkini
-
Timnas U-17 Tersingkir di Babak 8 Besar Piala Asia, Nova Arianto Gagal Samai Capaian sang Mentor
-
Modal Impor Mahal, Harga Jual Naik: Apakah Daya Beli Konsumen Stabil?
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
5 Karakter Anime One Piece yang Beresiko Mati Sebelum Egghead Arc Berakhir