Serial Netflix Adolescence yang tayang pada Maret 2025 menyuguhkan kisah psikologis yang mendalam tentang remaja bernama Jamie Miller (Owen Cooper), yang dituduh membunuh teman sekolahnya, Katie. Namun, alur cerita yang kompleks ini tidak hanya dibangun dari dialog dan adegan, tetapi juga dari penggunaan emoji yang memiliki makna tersembunyi. Berikut adalah kamus emoji yang perlu kamu pahami agar bisa menangkap pesan tersembunyi dalam serial ini.
1. Pil Merah
Emoji pil merah merujuk pada konsep dari film The Matrix, yang berarti 'terbangun' atau menyadari kebenaran. Dalam konteks Adolescence, emoji ini digunakan oleh kelompok 'manosphere' untuk menunjukkan pencerahan mereka terhadap pandangan misoginis dan anti-feminisme.
2. Dinamit
Emoji dinamit digunakan untuk menunjukkan ketegangan atau potensi ledakan emosional. Dalam serial ini, emoji ini sering muncul bersamaan dengan pil merah, menandakan bahwa seseorang telah 'terbangun' dan siap untuk bertindak sesuai dengan pandangan ekstrem mereka.
3. Seratus
Emoji seratus digunakan untuk menekankan keyakinan atau kepastian. Dalam konteks ini, emoji ini digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang sepenuhnya setuju dengan pandangan yang diajarkan oleh kelompok tertentu, seperti 'manosphere'.
4. Kacang Ginjal
Emoji kacang ginjal digunakan oleh kelompok 'incel' (involuntary celibate) sebagai simbol identitas mereka. Dalam serial ini, emoji ini digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang adalah bagian dari kelompok tersebut dan memiliki pandangan yang serupa.
5. Warna Hati
Emoji hati berwarna memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteksnya:
Merah: Cinta atau kasih sayang.
Oranye: Ketertarikan atau minat.
Kuning: Persahabatan atau perhatian.
Hijau: Kedamaian atau kesejahteraan.
Biru: Kepercayaan atau kesetiaan.
Ungu: Penghargaan atau rasa hormat.
Dalam serial ini, pemilihan warna hati digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau niat tertentu antara karakter-karakternya.
6. Kuda
Emoji kuda digunakan sebagai kode untuk obat-obatan, khususnya ketamin. Dalam serial ini, emoji ini muncul dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut terlibat dalam penggunaan narkoba.
7. Daun
Emoji daun digunakan sebagai kode untuk ganja. Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut terlibat dalam penggunaan narkoba.
8. Salju
Emoji salju digunakan sebagai kode untuk kokain. Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut terlibat dalam penggunaan narkoba.
9. Balon
Emoji balon digunakan sebagai kode untuk nitrous oxide (gas tertawa). Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut terlibat dalam penggunaan narkoba.
10. Mata Memandang
Emoji mata memandang digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang mengawasi atau memperhatikan sesuatu dengan seksama. Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut sedang memperhatikan atau mengawasi situasi tertentu.
11. Cabai
Emoji cabai digunakan sebagai kode untuk konten seksual eksplisit atau 'panas'. Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut terlibat dalam percakapan atau perilaku seksual.
12. Balon Pikir
Emoji balon pikir digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang berpikir atau merenung. Dalam serial ini, emoji ini digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut sedang memikirkan atau merenungkan sesuatu.
Dengan memahami makna-makna tersembunyi di balik emoji-emoji ini, kamu dapat lebih mendalami pesan yang ingin disampaikan dalam serial Adolescence. Serial ini tidak hanya mengisahkan tentang peristiwa kriminal, tetapi juga tentang bagaimana komunikasi digital dapat mempengaruhi perilaku dan pandangan seseorang. Emoji yang tampaknya sederhana ternyata memiliki makna yang dalam dan kompleks, mencerminkan dinamika sosial dan psikologis yang terjadi di dunia maya.
Baca Juga
-
Kecemasan Digital: Bagaimana Algoritma Politik Membentuk Pikiran Kita?
-
Dari Dongeng ke Scrolling: Hilangnya Sentuhan Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak
-
Ulasan The Family Experiment: Ketika Anak di Rekayasa Lewat Meta Children
-
Potret Buruh di Indonesia, Antara Kesejahteraan dan Eksploitasi
-
Di Balik Teriakan Aksi: Apa yang Masih Diperjuangkan Kaum Buruh?
Artikel Terkait
-
Rilis 14 Mei, Final Destination: Bloodlines Tak Ada Pemotongan Adegan
-
Dapat Izin Remake, Produser Film Parasite Siap Garap Agak Laen Versi Korea
-
Review Vulcanizadora: Film Indie ala Meditasi Gelap tentang Hidup
-
Review Film Pavements: Yang Nggak Mau Jadi Dokumenter Musik Biasa
-
6 Film Indonesia Tayang di Festival Film Cannes 2025, Ada Jumbo hingga Pangku!
Entertainment
-
4 Member OH MY GIRL Perpanjang Kontrak, YooA dan Arin Tinggalkan Agensi
-
Bawa Bukti Rekaman, Pihak Kim Sae Ron Ajukan Gugatan dan Libatkan FBI
-
Skip Jakarta, Doyoung NCT Umumkan Jadwal Terbaru Konser 'Doors' di Asia
-
Marvel Resmi Ubah Judul Thunderbolts* Jadi The New Avengers
-
Kiss of Life 'Live, Love, Laugh' Pesan untuk Menghargai Momen dalam Hidup
Terkini
-
Terhadang Deretan Tim Favorit, Jay Idzes Temui Jalan Terjal untuk Selamatkan Venezia
-
Kecemasan Digital: Bagaimana Algoritma Politik Membentuk Pikiran Kita?
-
Ekonomi 'Sehat' Versi Pemerintah vs Dompet Tipis Rakyat: Siapa yang Bohong?
-
Taipei Open 2025: Tiga Wakil Ganda Campuran Sukses Buka Kemenangan Awal
-
NARA Coffee, Rekomendasi Kafe Hidden Gem ala Ghibli di Malang