Film-film horor Indonesia tampaknya belum mau berhenti bikin jantung kita deg-degan, dan tahun ini ada satu judul yang bikin kepo para sinefil: Film Jalan Pulang.
Film ini bukan sekadar tambahan baru di deretan horor lokal, tapi jadi ajang pembuktian Jeropoint—nama yang terkenal media sosial lewat thread horor viralnya, seperti kisah Di Ambang Kematian yang sudah difilmkan. Kini, Jeropoint mengambil langkah besar dengan duduk di kursi sutradara, dan membawa cerita mencekamnya dari dunia maya ke layar lebar.
Diproduksi Leo Pictures, Film Jalan Pulang mengusung kisah yang sederhana tapi (sepertinya) penuh ketegangan.
Kisahnya tentang Lastini, sosok ibu yang rela melakukan apa pun demi menyelamatkan anaknya yang mengalami gangguan dari kekuatan gaib. Dalam usahanya itu, Lastini bahkan melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang nggak pernah dia bayangkan sebelumnya, demi mencari pertolongan yang bisa menyelamatkan sang buah hati.
Namun, seperti yang sudah bisa kita duga, jalan pulang Lastini penuh dengan rintangan dan teror yang nggak kasatmata. Pertanyaannya, mampukah dia menemukan jalan keluar sebelum semuanya terlambat? Hmmm … semenarik itu deh!
Semenarik Apa Film Jalan Pulang?
Kalau dilihat jajaran pemainnya, film ini seperti menyatukan para pemain papan atas yang namanya sudah nggak asing di dunia horor.
Luna Maya, sudah berkali-kali membintangi film horor sukses, di antaranya: Suzzanna: Bernapas dalam Kubur dan Film Sumala. Kali ini dia kembali memerankan karakter ibu yang kuat tapi juga rapuh.
Lalu ada Shareefa Danish, aktris yang identik dengan peran-peran menyeramkan seperti di Film Asih 2 dan Film Sebelum Iblis Menjemput.
Nggak ketinggalan pula ada Taskya Namya, Saskia Chadwick, Teuku Rifnu Wikana, Sujiwo Tejo, Kiki Narendra, Ruth Marini, hingga aktris legendaris Jajang C. Noer yang memperkuat daftar cast film ini.
Gabungan antara pemain senior dan generasi baru ini menorehkan warna yang menarik, sekaligus jadi daya tarik kuat buat penonton lintas generasi.
Terus ya, yang bikin Film Jalan Pulang terasa beda tuh terkait tajuk utamanya: Keluarga dalam balutan horor. Hubungan antara ibu dan anak yang jadi pusat cerita, terasa dekat dengan banyak orang, terutama di Indonesia yang rasa kekeluargaannya sangat kental.
Film-film horor lokal beberapa tahun terakhir memang kerap memakai konflik keluarga sebagai fondasi emosional, sebut saja Film Pengabdi Setan yang mengangkat tentang kehilangan ibu, Film Sewu Dino yang menyentuh soal perjuangan gadis muda menyelamatkan keluarga bosnya, hingga Film di Ambang Kematian itu sendiri yang kisahnya seputar keluarga dalam balutan pesugihan.
Sobat Yoursay paham, kan? Ketakutan yang paling dalam memang bukan semata soal hantu, tapi juga tentang kehilangan orang tercinta atau gagal melindungi keluarga sendiri. Dan Film Jalan Pulang tampaknya mencoba masuk ke ruang emosi itu, dengan menggabungkan rasa takut supernatural dengan rasa cemas yang lebih personal.
Langkah Jeropoint sebagai sutradara debutan juga jadi sorotan menarik. Ya, dia mewakili gelombang baru kreator yang lahir dari dunia digital—dari penulis thread viral di media sosial, kini dipercaya menggarap film layar lebar.
Fenomena ini bukan cuma terjadi di Indonesia, tapi juga di luar negeri, di mana storyteller dari platform seperti Reddit atau Twitter mulai dilirik sama industri film untuk membawa cerita yang lebih segar.
Dengan latar belakang sebagai penulis yang terbiasa membangun atmosfer seram lewat kata-kata, tantangan Jeropoint kini terkait bagaimana dirinya memindahkan seramnya narasi ke medium visual, yang tentunya harus bisa mengguncang penonton di bioskop.
Apakah Jeropoint mampu mentransfer nuansa mencekam dari thread ke pengalaman sinematik yang nyata? Itulah yang bikin debutnya ini pantas ditunggu.
Film Jalan Pulang jelas berpotensi jadi horor yang bukan cuma laris, tapi juga jadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta film. Jadi, siapkah Sobat Yoursay ikut dalam perjalanan mencekam dan mencari tahu apakah Lastini berhasil menemukan jalan pulang? Saksikan filmnya hanya di bioskop pada 19 Juni 2025!
Baca Juga
-
Review Film One Battle After Another: Pusaran Dendam yang Nggak Pernah Padam
-
Futsal, Psikologi Kompetitif dan Mental Toughness Gen Z di Lapangan
-
Review Film The Long Walk: Alegori Negara yang Menumbalkan Rakyat
-
Futsal dan Pendidikan: Dari Ekstrakurikuler Jadi Jalan Serius
-
Padel dan Kesehatan Mental Gen Z, Olahraga yang Jadi Ruang Healing
Artikel Terkait
-
Menu Unik di Nikahan Luna Maya Bikin Salfok: Kalau di Kampung Bakal Dibahas 40 Hari 40 Malam
-
Produk Lokal Kualitas Papan Atas, Maxime Bouttier Pakai Make Up Rp20 Ribuan saat Nikahi Luna Maya
-
Kata Ustaz Yusuf Mansur soal Tudingan Pernikahan Luna Maya Tidak Sah Gegara Jeda Ijab Kabul
-
Beda 10 Tahun dengan Anaknya, Reaksi Spontan Ibu Luna Maya soal Maxime Bouttier: Ngapain Kawin?
-
Apa Itu Tradisi Garter? Luna Maya dan Maxime Bouttier Bawa Budaya Abad Kegelapan Eropa di Resepsi
Entertainment
-
Pernah Coba Akhiri Hidup, Olla Ramlan Kini Fokus Bangkit dan Hidup Positif
-
Tayang 6 November di Bioskop! Intip Teaser Trailer Resmi Film Horor Kuncen
-
Ungkap Ada Rasa Spesial? Ini Hubungan Titi DJ dan Thomas Djorghi
-
Bedu Ajukan Cerai Talak, Rumah Tangga Bersama Irma Kartika di Ujung Tanduk
-
Dita Karang Eks SECRET NUMBER Buka Akun X, Netizen Langsung Ramai!
Terkini
-
Problem MBG Bikin Ahli Gizi Masyarakat Murka, Saatnya Evaluasi atau Stop?
-
Calvin Verdonk dan Perwujudan Nyata Harapan Level Eropanya yang Terpendam Setengah Dekade
-
Jadwal Perempat Final Korea Open 2025: Peluang Jojo Balaskan Dendam Ginting
-
Prabowo dan Presiden FIFA Sepakat Kolaborasi Majukan Sepak Bola Indonesia
-
Ironisme Marceng, Harus Terbuang dari Skuat saat Pasukan Garuda Berhadapan Lawan Favoritnya!