Defense Mechanisms atau Mekanisme pertahanan adalah strategi psikologis yang secara tidak sadar digunakan untuk melindungi seseorang dari anxiety (kecemasan). Adapun anxiety tersebut timbul dari pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima.
Defense Mechanisms ini memiliki beberapa macam bentuk. Dirangkum dari werywellmind berikut 20 macam bentuk alat pertahanan diri dari anxiety.
Defense Mechanism merupakan bentuk respons yang secara tidak sadar dilakukan, digunakan untuk melindungi diri dari perasaan kecemasan, digunakan untuk meningkatkan self-esteem, dan hal-hal yang tidak ingin mereka pikirkan atau tangani.
Anna Freud, seorang psikolog dari aliran psikoanalisis mendeskripsikan 10 jenis defense mechanisms.
1, Displacement (Pelampiasan)
Displacement melibatkan hal-hal seperti menghilangkan frustasi, perasaan, dan impuls pada orang atau objek lain.
Contoh umumnya adalah apabila seseorang memiliki kemarahan yang besar dan mengungkapkannya dengan melempar barang-barang atau mungkin melampiaskannya pada orang yang tidak salah.
2. Denial (Penyangkalan)
Bentuk defense mechanism yang paling umum adalah penyangkalan terhadap realita atau fakta. Dengan cara ini seseorang memilih untuk menghindari situasi yang menyakitkan.
3. Represi (Penindasan)
Mekanisme pertahanan represi ini berpengaruh terhadap cara seseorang menjalin hubungan dengan sesama. Mekanisme pertahanan dengan cara ini secara sadar menyimpan kenangan yang akan mempengaruhi perilaku kedepannya. Contohnya seseorang yang pernah mengalami perilaku abusive dari orang tua akan kesulitan dalam menjalin hubungan saat dewasa.
4. Sublimasi
Sublimasi dianggap memiliki strategi positif. Orang yang menerapkan mekanisme ini melampiaskan emosi atau perasaannya kepada objek atau aktivitas yang lebih aman (kearah yang positif).
Contohnya ketika seseorang merasa marah ia akan melampiaskan emosinya dengan berolah raga atau aktivitas positif lainnya.
5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan orang lain. Apabila ada sesuatu hal yang tidak dapat kita terima kita akan menjelaskan dan menceritakannya kepada orang lain.
Proyeksi bekerja dengan membiarkan ekspresi berjalan dan dapat mengurangi kecemasan.
6. Intelektualisasi
Intelektualisasi bekerja untuk mengurangi kecemasan dengan memikirkan peristiwa dengan cara yang dingin.
Mekanisme pertahanan ini memungkinkan kita untuk menghindari berpikir tentang stres, aspek emosional dari situasi dan memilih untuk fokus pada komponen intelektual.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan yang memilih melakukan perilaku yang salah, walaupun dirinya sendiri tahu bahwa hal tersebut merupakan hal yang salah.
Contohnya ketika seseorang menyalahkan gurunya karena memperoleh nilai yang jelek, daripada menyadari bahwa dirinya tidak belajar dengan bersungguh-sungguh.
8. Regresi
Defense Mechanisme ini paling mudah terlihat pada anak-anak. Ketika seseorang dihadapkan pada peristiwa yang membuat stres, terkadang seseorang tersebut akan kembali ke perilaku pada fase sebelumnya. Apabila pada anak-anak, dapat berupa mengompol atau menghisap jempol.
9. Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi dapat mengurangi kecemasan dengan mengambil perilaku yang berlawanan.
Alasan orang melakukan hal ini, menurut Freud, mereka menggunakan mekanisme pertahanan ini untuk menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya dan mengekspresikan dengan berperilaku sebaliknya.
10. Mekanisme Pertahanan yang lainnya
Penelitian lain terus menemukan bentuk mekanisme pertahanan diri untuk mengurangi kecemasan. Berikut macamnya.
- Acting out; melakukan tindakan daripada mengakui dan menanggung perasaan tertentu
- Aim inhibition; menerima hasil lain dari tujuan asli. (menjadi pelatih basket daripada menjadi atlet profesional)
- Altruism; membantu orang lain
- Avoidance; tidak ingin terlibat pada situasi apapun
- Compensation
- Dissociation
- Fantasy
- Humor
- Passive-aggression
- Undoing; menebus kesalahan yang dilakukan (merasa menyakiti hati seseorang, lalu menawarkan diri untuk membantunya).
Defense Mechanisme sangat dibutuhkan semua orang untuk meredakan stres sementara. Tidak hanya berpengaruh negatif, defense mechanisme juga berdampak positif. Perlu diingat untuk tidak berlebihan dalam menggunakan mekanisme pertahan diri.
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
Kembali Diperbincangkan, Teman dan Rekan Sebut Mental Justin Bieber Kacau
-
Temuan Peneliti Swedia: Mengendus Bau Badan Bisa Bermanfaat dalam Terapi Kecemasan
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa
-
7 Obat Herbal Indonesia yang Terbukti Ampuh Atasi Stres dan Kecemasan
Health
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
Terkini
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Timnas Indonesia U-17 Diminta Move on dari Korea Utara, PSSI Rencanakan Agenda Khusus
-
Kalahkan Woodz, Mark NCT Raih Trofi Kedua Lagu 1999 di Program 'Music Bank'
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Masalah Pecco Bagnaia Belum Usai, Davide Tardozzi: Hadapi Saja!