Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sumaiyah Putri
Ilustrasi daging (pexels.com) / Rachel Claire.

Inflamasi atau peradangan berfungsi melindungi tubuh dari infeksi, tetapi secara jangka panjang dapat mengarah pada penyakit kronis. Uniknya, sejumlah makanan sehari-hari ternyata bisa menyebabkan inflamasi. 

Disadur dari hellosehat, berikut ini berbagai contoh makanan yang dapat menyebabkan peradangan dan harus anda batasi konsumsinya.

1. Daging Olahan

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa daging olahan merupakan penyebab inflamasi dalam tubuh. Ini karena daging olahan banyak mengandung AGEs, yakni zat yang terbentuk saat tubuh mengalami glikasi. Glikasi merupakan proses ketika gula dalam darah berikatan dengan lemak atau asam amino. Tubuh sebenarnya mampu membuang AGEs dalam jumlah kecil.

Namun, bila produksinya berlebihan, terutama akibat kadar gula darah yang tinggi, AGEs bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Selain itu, jumlah AGEs yang tinggi juga berkaitan dengan komplikasi pada pengidap diabetes. Zat ini berperan dalam proses terjadinya kerusakan mata, saraf, ginjal, hingga munculnya penyakit jantung terkait diabetes.

2. Minyak Nabati

Sebagian besar makanan penyebab inflamasi tergolong sebagai makanan yang tidak menyehatkan. Akan tetapi, jenis minyak nabati tertentu rupanya juga bisa menimbulkan peradangan dalam tubuh karena kandungan omega-6-nya yang tinggi. Omega-6 sebenarnya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi mengonsumsinya harus sebanding dengan omega-3.

Studi terhadap hewan menunjukkan bahwa mengonsumsi omega-6 yang jauh lebih tinggi dari omega-3 justru meningkatkan inflamasi dalam tubuh. Sebaiknya, makanan tinggi omega-3 seperti minyak ikan, ikan berlemak, dan kacang kenari membantu mengurangi peradangan. Jadi, jika anda ingin mengonsumsi makanan tinggi omega-6, imbangilah dengan mengonsumsi omega-3.

3. Makanan Mengandung Lemak Trans

Lemak trans diperoleh dengan menambahkan hidrogen ke dalam lemak tak jenuh hingga bentuknya padat. Ada banyak efek negatif dari makanan mengandung lemak trans, salah satunya penyebab inflamasi dalam tubuh. Lemak trans meningkatkan kolesterol jahat LDL dan menurunkan kolesterol baik.

Studi juga menunjukkan kaitan konsumsi lemak trans dengan meningkatkan jumlah protein C-raektif (CRP). Tingginya CRP menandakan tubuh mengalami peradangan. Guna menghindari dampak lemak trans, kamu harus mengurangi konsumsi gorengan, makanan instan, dan makanan siap saji. Selain itu, lemak trans banyak terkandung dalam mentega putih, popcorn cepat saji, dan berbagai junk food.

4. Karbohidrat Olahan (karbohidrat rafinasi)

Makanan mengandung karbohidrat olahan dapat menyebabkan inflamasi dalam tubuh. Karbohidrat olahan bisa menyebabkan peradangan karena tidak lagi mengandung banyak serat. Serat Sangatlah penting untuk mengontrol gula darah, memberikan rasa kenyang, dan menjaga keseimbangan bakteri usus.

Sebaliknya, karbohidrat olahan justru mendukung pertumbuhan bakteri usus yang menyebabkan peradangan. Akibatnya, kamu lebih rentang terhadap obesitas dan penyakit radang usus. Untuk mencegahnya, batasi konsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan seperti pasta instan, sereal manis, dan makanan olahan mengandung gula tambahan.

5. Makanan Tinggi Gula

Setelah kamu mencerna makanan, kada gula darah akan meningkat. Pankreas lalu melepaskan insulin untuk membantu sel mengubah gula energi. Namun, jika ada terlalu banyak gula, tubuh akan menyimpannya dalam bentuk sel lemak. Lama-kelamaan, sel lemak terus membesar dan bertambah banyak. Penumpukan lemak memicu sistem imun untuk mengeluarkan reaksi peradangan.

Seiring waktu, peradangan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko diabetes, stroke, dan penyakit lainnya. Inilah mengapa kamu harus membatasi konsumsi makanan manis seperti donat, cake, permen, dan sejenisnya. Hindari pula minuman tinggi gula seperti kopi dengan krimer dan krim, bubble tea dengan boba, serta minuman bersoda.

Untuk menjaga keseimbangan inflamasi dalam tubuh, batasi mengonsumsi makanan yang menyebabkan reaksi ini. Selain itu, perbanyak mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan.

Sumaiyah Putri