Alopecia atau dikenal juga dengan kebotakan merupakan penyakit kulit kepala yang membuat rambut rontok hingga kulit kepala terlihat tidak tumbuh rambut.
Mari mengenal lebih dalam mengenai Alopecia termasuk pengertian, gejala, penyebab, dan faktor risiko, seperti dirangkum dari WebMD serta Alodokter.
Pengertian Alopecia
Normalnya rambut manusia mengalami kerontokan sebanyak 50-100 helai perhari. Apabila rambut Anda rontok melebihi 100 helai per harinya, ada kemungkinan Anda mengalami alopecia.
Jenis kebotakan dibagi menjadi 3 jenis yaitu Alopecia Areata yaitu kebotakan pada area tertentu; Alopecia Totalis yaitu botak keseluruhan kepala; dan Alopecia Universalis yaitu kehilangan keseluruhan rambut di tubuh.
Jenis alopecia yang paling sering terjadi adalah alopecia areata atau kebotakan pada area tertentu. Hal ini diakibatkan oleh penyakit autoimun, yaitu kondisi sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat pada tubuh. Penyakit ini membuat folikel rambut mengecil dan berhenti memproduksi rambut. Terkadang, rambut tumbuh lagi tapi kemudian kembali rontok. Ada pula yang tidak tumbuh kembali untuk selamanya.
Gejala Alopecia
Gejala utama Alopecia adalah kerontokan rambut, tapi Anda juga dapat memperhatikan hal berikut ini untuk memastikan:
- Bercak botak kecil di kulit kepala atau bagian tubuh lainnya.
- Bercak tersebut semakin meluas menjadi sebuah area kebotakan yang tidak merata.
- Kerontokan rambut yang ekstrem dalam waktu singkat terutama di cuaca dingin.
- Kuku jari tangan dan kaki menjadi merah, rapuh, dan permukaan menjadi tipis dan kasar.
- Biasanya, bercak kebotakan pada kulit kepala halus tanpa ruam atau kemerahan. Tapi mungkin ada rasa gatal atau terbakar pada kulit sebelum rambut rontok.
Penyebab dan Faktor Risiko
Memiliki penyakit autoimun akan menyerang sistem kekebalan tubuh. Untuk alopecia areata akan menyerang folikel rambut. Penyakit ini terjadi diduga karena faktor genetik dan hormon dalam tubuh mereka yang memicu kerontokan rambut.
Ada pula faktor risiko yang diperoleh apabila mengidap Alopecia:
- Faktor genetik
- Pengaruh pertambahan usia (di atas 50 tahun)
- Memasukki masa menopause
- Asma
- Down Syndrom
- Anemia Pernisiosa
- Alergi
- Vitiligo
- Penyakit Tiroid
Apabila merasakan tanda-tanda di atas, harap segera hubungi dokter untuk segera diobati. Adapula pencegahan yang dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan perawatan rambut yang membuat rambut kering. Termasuk penggunaan bahan kimia yang berisiko merusak rambut.
Tag
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
Mengenal Sindrom Marie Antoinette, Diduga Dialami Kim Sae Ron sebelum Meninggal
-
Bleaching Tanpa Khawatir! Inovasi Pewarna Rambut dengan Perlindungan Maksimal
-
Ingin Punya Rambut Gondrong? Begini 7 Cara Merawat agar Sehat dan Lebat
-
Transformasi Drastis, Luna Maya Tampil Berani dengan Gaya Rambut Baru
-
Murah Meriah, Segini Harga Jepit Rambut Baby Lily Putri Nagita Slavina
Health
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
Terkini
-
5 Poster Karakter Pemain Utama Film Korea The Old Woman with the Knife
-
Review Film Dead Teenagers: Lima Remaja Berjuang Bertahan Hidup dalam Ancaman
-
Dehumanisasi Digital: Saat AI Mengambil Peran Manusia
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik
-
Hajar Yaman, 3 Faktor Ini Buat Timnas Indonesia U-17 Sukses Menang Telak?