Kemunculan kembali penyakit telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Terlepas dari kemajuan signifikan dalam bidang kedokteran dan teknologi, penyakit tertentu telah berulang dalam beberapa tahun terakhir, yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Penyakit tersebut antara lain polio, campak, TBC, malaria, dan batuk rejan. Pada artikel ini, kita akan membahas kelima penyakit ini dan alasan di balik kemunculannya kembali.
1. Polio
Polio adalah infeksi virus yang mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Disadur dari health.com, polio adalah masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di masa lalu, tetapi dengan diperkenalkannya vaksin polio, penyakit ini hampir diberantas.
BACA JUGA: Fakta-Fakta Demam Keong yang Mewabah di Sulawesi Tengah, Kenali Gejalanya
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kebangkitan kasus polio di beberapa bagian dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per Agustus 2022, ada 126 kasus polio yang dilaporkan di seluruh dunia, dengan Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria menjadi negara yang paling terkena dampaknya.
Kemunculan kembali polio dikaitkan dengan kurangnya cakupan vaksinasi di beberapa bagian dunia, sanitasi dan kebersihan yang buruk, serta konflik dan ketidakamanan yang menghambat kampanye vaksinasi.
2. Campak
Campak adalah penyakit virus yang sangat menular yang menyebabkan ruam, demam, dan gejala pernapasan. Seperti halnya polio, vaksin campak telah berhasil mengurangi kejadian penyakit tersebut.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi lonjakan kasus campak di seluruh dunia. WHO melaporkan bahwa pada tahun 2020, terdapat lebih dari 200.000 kasus campak secara global, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan di kawasan Afrika dan Pasifik Barat.
Kemunculan kembali campak disebabkan oleh penurunan cakupan vaksinasi, khususnya di beberapa negara maju, dan peningkatan perjalanan global, yang memungkinkan virus menyebar dengan cepat.
BACA JUGA: 3 Vaksin yang Dibutuhkan Penderita Diabetes
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang terutama menyerang paru-paru. Bakteri menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan juga dapat ditularkan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Gejala TBC antara lain batuk, nyeri dada, demam, dan kelelahan.
TB dinyatakan sebagai keadaan darurat global oleh WHO pada tahun 1993, dan kemajuan signifikan telah dicapai dalam mengurangi jumlah kasus.
Namun, TB tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang utama, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dengan akses kesehatan yang terbatas. Munculnya jenis TB yang resistan terhadap obat juga mempersulit upaya untuk mengendalikan penyakit tersebut.
4. Batuk rejan
Batuk rejan, juga dikenal sebagai pertusis, adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang menyebabkan batuk parah. Bakteri menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan juga dapat ditularkan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Menurut CDC, ada lebih dari 48.000 kasus batuk rejan di Amerika Serikat pada tahun 2012, jumlah tertinggi sejak tahun 1955. Peningkatan kasus disebabkan oleh berkurangnya kekebalan vaksin pertusis dan munculnya strain bakteri baru.
4. Malaria
Malaria adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk. Gejala malaria termasuk demam, menggigil, dan gejala mirip flu. Malaria merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang utama di banyak bagian dunia, terutama di sub-Sahara Afrika.
Menurut WHO, diperkirakan ada 229 juta kasus malaria di seluruh dunia pada tahun 2019, dengan lebih dari 400.000 kematian. Munculnya strain parasit malaria yang resistan terhadap obat telah mempersulit upaya untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Kesimpulannya, munculnya kembali penyakit ini merupakan pengingat akan pentingnya vaksinasi dan tindakan kesehatan masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit menular.
Sangat penting bagi pemerintah dan organisasi layanan kesehatan untuk berinvestasi dalam kampanye vaksinasi, program pengawasan, dan penelitian untuk mengembangkan perawatan baru dan mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tentukan Budget, Ini 6 Tips Membeli Rumah untuk Pasangan yang Baru Menikah
-
5 Fakta Leptospirosis, Penyakit yang Sudah Memakan Korban Jiwa di Indonesia
-
York adalah Pengkhianat, Ini 5 Fakta Manga One Piece Chapter 1078
-
Ada Mikasa Ackerman, Ini 5 Karakter Wanita Terbaik di Anime 'Attack on Titan'
-
Selamat Hari Perawat Nasional, Ini 5 Fakta Sejarah Perawat di Indonesia
Artikel Terkait
-
Obat Penyakit Kardiovaskular Berpotensi Cegah Risiko Demensia? Ini Faktanya
-
Bahaya Penyakit Jantung Bawaan dari Lahir, Ini Tanda-tandanya
-
Deretan Penyakit Musim Hujan dan Banjir yang Perlu Diwaspadai, Ini Saran Dokter
-
Catat! Ini Pentingnya Pemantauan Gula Darah Rutin bagi Penderita Diabetes
-
Gejala Kanker Ginjal Yang Patut Diwaspadai, Jangan Sampai Terlambat Dan Parah
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!