Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Diana Retnasari
Ilustrasi anak perempuan yang sering tantrum dalam kesehariannya (Freepik/andreas)

Menurut National Health Services, tantrum adalah sebuah kondisi pada anak yang terjadi ketika mereka berusia 18 bulan ke atas dan sangat wajar terjadi. Beberapa perilaku yang sering anak-anak lakukan saat tantrum adalah menangis, memukul, bahkan menggigit orang di sekitarnya.

Kondisi tersebut kerap terjadi saat anak merasa kesulitan untuk mengekspresikan diri dan mengungkapkan keinginan mereka. Tanda awal tantrum yang harus diketahui adalah saat anak mulai bicara cepat dengan nada tinggi.

Tantrum bisa disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling sering terjadi adalah saat mereka merasa lapar, lelah, frustrasi, kurang perhatian, dan overstimulated.

BACA JUGA: 5 Cara Menyikapi Anak yang Sedang Tantrum, Orang tua Harus Tenang!

Meskipun tantrum adalah kondisi yang normal, namun jika frekuensi tantrum sering terjadi pada anak Anda, maka hal tersebut bisa menjadi pertanda dari suatu masalah kesehatan.

Dilansir dari artikel Verywellfamily.com, setidaknya ada 4 penyakit serius yang harus diwaspadai ketika anak Anda terlalu sering mengalami tantrum.

1. Anxiety

Banyak orang berpikir bahwa mengalami kecemasan atau anxiety hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Padahal masalah kesehatan tersebut juga bisa terjadi pada anak-anak.

Menurut dokter di One Medical New York yang bernama Navya Mysore MD, anxiety bisa menjadi salah satu faktor penyebab tantrum pada anak. Beberapa gejala yang dialami oleh anak karena penyakit ini antara lain, gangguan tidur, sering ketakutan saat malam, hingga frekuensi tantrum yang terlalu sering.

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD adalah masalah yang sering dialami oleh anak-anak namun, luput kerap luput dari diagnosa. Gejala paling umum dan bisa dilihat secara langsung adalah perilaku hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian.

Anak-anak yang menderita ADHD sering merasa frustrasi saat menghadapi sesuatu, akibatnya mereka menjadi gampang tantrum.

BACA JUGA: 5 Tindakan Preventif agar Anak Tidak Tantrum di Tempat Umum

3. Autisme

Anak yang menderita autisme diketahui lebih sering mengalami tantrum dibanding yang lain. Mereka kesulitan dan kewalahan dengan banyaknya stimulasi dari luar sehingga bisa mengalami overstimulation.

Anak-anak dengan gangguan autisme lebih sensitif terhadap banyak hal misalnya cahaya lampu atau suara. Namun mereka tidak bisa mengomunikasikan hal tersebut, sehingga terjadilah tantrum.

4. Mood Disorders

Mood disorders adalah sebuah gangguan yang umum diderita oleh anak-anak masa kini. Masalah kesehatan ini bisa lebih parah jika dibarengi dengan depresi yang diderita oleh mereka.

Oleh sebab itu, para orang tua harus selalu peka terhadap tumbuh kembang anak dan gerak cepat jika menemukan tanda-tanda yang tidak normal pada perilaku anak yang sering tantrum.

Jadilah orang tua yang selalu suportif sehingga dapat membantu anak-anak Anda untuk mengatasi masalah tersebut agar kondisi mereka bisa lebih baik di masa depan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Diana Retnasari