Cerebral Atrophy, apakah kalian baru mendengar istilah tersebut? Cerebral Atrophy merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem saraf pusat, yaitu otak. Kita juga bisa menyebutnya sebagai atrofi otak. Dilansir dari hellosehat.com, penyakit ini menyebabkan penyusutan dan penurunan fungsi pada otak. Sel saraf yang ada tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gejala Cerebral Atrophy pada anak
Gejala dari atrofi otak dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Demensia
Demensia juga merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Anak yang mengidap Demensia dapat dilihat melalui hal-hal berikut ini.
a. Hilang ingatan
b. Bermasalah dalam berkomunikasi
c. Gangguan suasana hati
d. Halusinasi
e. Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
Apabila anak sering mengeluh karena sakit kepala dan tanda-tanda sudah terlihat, akan lebih baik jika langsung berkonsultasi dengan dokter.
2. Kejang
Gejala kedua yaitu anak mengalami kejang. Bisa disebabkan karena lonjakan listrik secara tiba-tiba di bagian otak. Kejang juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu kejang parsial dan hanya menyerang salah satu sisi otak dan kejang umum yang mempengaruhi kedua sisi otak. Kejang yang dialami tiap orang juga berbeda-beda. Ada yang kehilangan kesadaran, mengatupkan gigi, dan mendengus.
BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi, Ini 3 Bahaya Abu Vulkanik bagi Kesehatan
3. Afasia
Salah satu penyakit ini menjadikan anak-anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Tanda-tandanya bisa terlihat dari pilihan katanya yang kurang tepat. Selain itu, saat berbicara juga terputus-putus dan mengucapkan kalimat secara tidak lengkap.
Penyebab Cerebral Atrophy
Atrofi otak bisa menyerang anak sejak ia lahir atau karena cedera yang dialaminya. Berikut merupakan penyebab atrofi otak.
1. Kelumpuhan otak
2. Radang pada otak
3. Infeksi HIV atau penyakit AIDS
4. Stroke
5. Sifilis
6. Alzheimer
Bagi anak yang mengidap penyakit ini dari lahir, hal ini bisa dikarenakan penyakit yang ada pada ibunya saat mengandung. Contohnya yaitu malformasi rahim atau bentuk tidak normal rahim.
Dilansir dari alodokter.com, atrofi otak tidak mempunyai penanganan yang spesifik untuk mengembalikan kondisi otak seperti semula. Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan hal-hal yang sederhan. Antara lain menjaga makanan tetap seimbang, istirahat yang cukup, rutin mengecek kesehatan, dan berhenti merokok.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Fakta Menarik dari 'Smugglers', Film Baru Korea yang Penuh Bintang Korea
-
Disney Rilis 'Haunted Mansion' Tayang Juli di Bioskop, Moviegoer Merapat!
-
Film 'Galaksi' Adaptasi Wattpad Tayang di Bioskop Agustus 2023, Sudah Siap?
-
Rumbling Lanjut, Attack on Titan Final Season Tayang Musim Gugur Mendatang!
-
Doraemon Nobita's Sky Utopia Hadir di Bioskop Indonesia Bulan Juli Ini!
Artikel Terkait
Health
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
-
6 Jenis Tanaman yang Dapat Mengatasi Bau Mulut, Ada Apel hingga Kemangi
-
Cognitive Offloading: Ketika Otak Tak Lagi Jadi Tempat Menyimpan Informasi
Terkini
-
Review Film Godaan Setan yang Terkutuk: Saat Teror Datang di Rumah Sendiri
-
Mulai Proses Syuting, Film Horor Korea Salmokji Umumkan Para Pemain
-
The Haunted Palace Sukses Besar, Intip 5 Drama Korea Seru Yook Sungjae Lainnya
-
Yogyakarta Kota Ketiga Tur SAMA SAMA: Kolaborasi Dere, Idgitaf, Kunto Aji, Sal Priadi, Tulus 2025
-
Blak-blakan! Dimas Drajad Akui Ingin Comeback ke Timnas Indonesia