Scroll untuk membaca artikel
Agatha Vidya Nariswari | Dwi Putra
Ilustrasi trauma masa kecil (Pexels/RODNAE Productions)

Setelah dilakukan beberapa penelitian, ditemukan bahwa perilaku seseorang pada masa dewasa dapat dipengaruhi oleh pengalaman trauma yang dialaminya pada masa kecil. Beberapa peristiwa traumatis seperti pelecehan seksual, perundungan, atau kekerasan dari orang tua dapat membentuk perilaku dan emosi negatif yang terus melekat pada diri seseorang hingga dewasa. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa trauma yang dialami oleh anak dapat meninggalkan luka psikis yang terus berdampak pada kehidupan seseorang hingga dewasa.

Adanya luka psikis tersebut pada diri seseorang dapat berdampak pada beberapa aspek kehidupan, seperti kesulitan dalam mengatur emosi, kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi, serta kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dikutip dari CLSD Fakultas Psikologi UGM, berikut penjelasannya:

1. Hyperarousal

Salah satu contoh dampak dari trauma masa kecil adalah hyperarousal, kondisi di mana seseorang tidak bisa mengatur emosinya dengan baik karena trauma di masa sebelumnya. Individu dengan hyperarousal cenderung bereaksi berlebihan dan mencari pelarian atau lari dari tanggung jawab. Selain itu, hyperarousal juga ditandai dengan kewaspadaan yang berlebihan.

2. Perkembangan Otak

Trauma masa kecil juga dapat berdampak pada perkembangan otak seseorang. Anak-anak yang mengalami pengalaman traumatis pada usia 6-12 tahun yang memicu stres, memiliki kortisol yang merespon lebih lemah dalam situasi yang memicu stres dibandingkan mereka yang tidak mengalami pengalaman traumatis. Kortisol adalah hormon yang dihasilkan untuk mempersiapkan individu menghadapi hal yang dianggap sebagai ancaman. Anak-anak yang mengalami trauma masa kecil dapat mengalami kesulitan belajar di sekolah dan sulit berkonsentrasi apalagi saat ingatan trauma kembali muncul di kepala mereka.

3. Sulit Jalin Relasi

Selain itu, individu yang pernah mengalami trauma masa kecil cenderung sulit menjalin relasi dengan orang lain. Kesulitan dalam menjalin hubungan ini ditandai dengan perilaku yang menunjukkan sifat manipulatif, hingga perilaku agresif dan kekerasan.

Untuk membantu berdamai dengan luka masa kecil yang dialami, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh individu, seperti mengenal inner child melalui kegiatan seperti menulis jurnal, refleksi diri, melakukan self-care, atau berkonsultasi dengan para profesional. Hal ini dapat membantu individu dalam mengatasi dampak dari trauma masa kecil dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Dwi Putra