Anoreksia seringkali dihubungkan dengan gangguan makan yang menimbulkan rasa takut ekstrem untuk mengonsumsi makanan karena memiliki citra tubuh yang negatif. Akan tetapi, anoreksia juga dapat terjadi pada perilaku seksual. Kondisi ini menyebabkan kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seks baik pada pria maupun wanita.
Para penderita gangguan seks ini selalu diliputi oleh rasa takut dan jijik dengan keintiman seksual, sehingga mereka cenderung menghindari berbagai hal atau aktivitas yang berbau seks, seperti dilansir oleh Psychology Today.
Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya sexual anorexia. Melansir dari laman Very Well Mind, berikut diantaranya.
1. Ketidakseimbangan hormon
2. Pasca melahirkan
3. Menyusui
4. Mengonsumsi obat
5. Kelelahan
6. Riwayat mengalami pelecehan seksual
7. Perilaku negatif terhadap seks
8. Pemahaman agama terkait seks
9. Masalah dengan pasangan
10. Masalah komunikasi
Dari 10 penyebab tersebut, sebagian besar kasus sexual anorexia terjadi akibat trauma masa lalu yang berkaitan dengan pelecehan seksual. Penelitian mengungkapkan bahwa penolakan terhadap segala hal yang berbau seks merupakan mekanisme bawah sadar untuk menghindari flashback (ingatan kilas balik) akan trauma tersebut. Mekanisme psikologis ini juga bisa disertai dengan gejala lainnya seperti gelisah, stres, dan serangan panik.
BACA JUGA: 5 Alasan Wanita Lebih Rentan Mengalami Depresi Dibandingkan Pria
Melansir dari laman Healthline, para pengidap sexual anorexia umumnya mengalami beberapa tanda dan gejala khusus, meliputi:
1. Rasa takut dengan perasaan yang intens
2. Rasa takut dengan seksualitas mereka sendiri
3. Berusaha menghindari perasaan suka pada seseorang
4. Ketakutan berlebih terhadap infeksi menular seksual
5. Memiliki keraguan terhadap diri sendiri
6. Merasa tidak membutuhkan hubungan seks atau hubungan emosional dengan orang lain.
7. Malu dan membenci diri sendiri ketika mengingat pengalaman seksual yang pernah dilakukan
8. Memiliki pandangan negatif tentang seks, penampilan tubuh, serta aktivitas seksual
Untuk mengatasi gangguan seksual ini, ada 2 terapi yang dapat dilakukan, yakni :
1. Terapi Hormonal
Bagi pria atau wanita yang mengalami sexual anorexia akibat pengaruh hormon, maka terapi hormonal menjadi jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini. Misalnya pada kasus disfungsi ereksi pada pria akibat rendahnya kadar testosteron, atau pada wanita yang berada pada fase perimenopause dan menopause yang memiliki kadar estrogen rendah.
2. Terapi emosional
Terapi emosional biasanya diberikan pada orang-orang yang mengalami masalah dengan komunikasi dan konflik resolusi bersama pasangan. Atau bisa juga diterapkan pada seseorang yang pernah mengalami riwayat pelecehan seksual, kelelahan, pasca melahirkan, dan menyusui.
Jenis terapi emosional tersebut berupa konsultasi pasangan, pelatihan, atau konsultasi bersama para pakar seks, seperti dilansir pada laman sehatq.
Itulah tadi pembahasan tentang sexual anorexia. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Usai Libas Arab, Calvin Verdonk Girang Peluang Lolos Piala Dunia Semakin Dekat
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Timnas Indonesia Bakal Angkat Kaki dari Stadion GBK Saat AFF 2024, Ini Penyebabnya
-
Dipanggil STY ke AFF Cup 2024, Pratama Arhan Belum Pasti Jadi Pemain Inti?
-
Cerdas dalam Berkendara Lewat Buku Jangan Panik! Edisi 4