Scroll untuk membaca artikel
Aulia Hafisa | Abdillah Qomaru Zaman
Ilustrasi tentang penyakit rabies (pexels.com/Alexas Fotos)

Rabies adalah salah satu penyakit menular yang sangat berbahaya dan mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan, seperti anjing, kucing, dan hewan liar lainnya. Penyakit ini dapat menyebar melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi rabies. Virus rabies dapat menginfeksi sistem saraf pusat manusia dan menyebabkan gejala yang sangat berbahaya dan mematikan.

Gejala dari rabies pada manusia dapat berkembang secara bertahap setelah terinfeksi, dan dapat memakan waktu hingga beberapa bulan sebelum muncul gejala. Awalnya, gejala rabies pada manusia dapat mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, dan lelah. Namun, setelah itu, gejala akan semakin memburuk dan dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, kesulitan bernapas, dan kematian.

Pasien rabies yang menderita hydrophobia akan merasa takut dan mengalami kejang saat mencoba menelan air, sehingga terlihat seolah-olah mereka takut pada air. Hydrophobia merupakan salah satu ciri khas rabies yang ganas. Selain itu, pasien rabies juga sering mengalami perubahan kesadaran dan kondisi mental yang fluktuatif, serta aerophobia yang disertai dengan kejang.

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran rabies. Langkah pertama adalah dengan memastikan bahwa hewan peliharaan kita telah divaksinasi dengan vaksin rabies. Vaksin rabies yang efektif dapat membantu melindungi hewan peliharaan kita dari penyakit ini dan mencegah penyebaran rabies pada manusia.

Selain itu, hindari kontak langsung dengan hewan liar seperti kelelawar, rubah, dan anjing liar yang tidak dikenal. Jangan membiarkan anak-anak bermain dengan hewan liar atau hewan yang tidak dikenal tanpa pengawasan yang tepat. Jika tergigit atau terkena cakaran oleh hewan yang tidak dikenal, segera cari perawatan medis dan beri tahu petugas medis bahwa Anda mungkin terpapar rabies.

Segera mencuci luka dengan sabun dan air selama 15 menit juga dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi rabies. Selain itu, hindari kontak dengan hewan yang telah mati akibat rabies atau dengan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.

Bagi mereka yang bekerja dengan hewan, seperti dokter hewan atau peternak, pastikan untuk mengikuti protokol keamanan yang tepat untuk mencegah penyebaran rabies. Protokol ini meliputi penggunaan pakaian pelindung dan tindakan keamanan saat menangani hewan yang terinfeksi.

Untuk melindungi diri dari penyakit ini, kita juga dapat mengikuti beberapa langkah pencegahan lainnya. Misalnya, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air setelah bersentuhan dengan hewan atau benda yang mungkin terkontaminasi dengan virus rabies.

Dalam kasus yang parah, pengobatan dengan vaksin rabies dapat diberikan untuk mencegah infeksi rabies pada manusia. Namun, pengobatan ini harus dimulai sesegera mungkin setelah terpapar virus rabies.

Dari artikel ini, kita dapat menyimpulkan bahwa rabies adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan jika tidak diobati dengan cepat. Rabies dapat menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, seperti anjing, kucing, rakun, dan kelelawar. Beberapa gejala rabies yang paling umum meliputi demam, sakit kepala, kesulitan menelan, dan kejang-kejang.

Namun, kita dapat melakukan beberapa langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran rabies. Hal ini meliputi menghindari kontak dengan hewan liar, memastikan bahwa hewan peliharaan kita telah divaksinasi terhadap rabies, dan segera mencari perawatan medis jika kita telah digigit oleh hewan yang tidak dikenal atau terinfeksi rabies.

Abdillah Qomaru Zaman