Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Safitri Dina Prameswari
Ilustrasi Pengidap skizofrenia (Freepik.com/freepik)

Skizofrenia paranoid merupakan salah satu gangguan mental yang umum terjadi di Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan adanya gangguan pada empat aspek, yaitu asosiasi, afek, ambivalensi, dan autisme. Dalam artikel ini, kitakan mengeksplorasi pengalaman seorang pengidap skizofrenia paranoid.

Menyadur dari Psikoislamedia Jurnal Psikologi, berikut ini adalah keadaan yang dirasakan oleh orang yang mengidap skinzofrenia.

1. Halusinasi Auditori yang Mencekam

Salah satu poin utama yang dirasakan oleh pengidap skizofrenia paranoid adalah adanya halusinasi auditori yang mencekam. Mereka sering mendengar suara-suara yang tidak nyata, seringkali berupa suara-suara mengancam atau menyuruh mereka untuk melakukan tindakan tertentu. Hal ini menyebabkan kegelisahan dan ketakutan yang mendalam.

2. Waham yang Membingungkan Realitas

Waham adalah sebuah keyakinan yang keliru yang dipertahankan secara kuat atau terus menerus, namun tidak sesuai dengan kenyataan. Orang yang mengalami waham meyakini bahwa apa yang ada dalam pikirannya adalah benar.

Pengalaman berikutnya yang dirasakan oleh penderita skizofrenia paranoid adalah adanya waham yang membingungkan realitas. Mereka dapat memiliki keyakinan yang kuat akan suatu kejadian atau situasi, padahal hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada. Misalnya, mereka mungkin yakin bahwa orang-orang di sekitar mereka berencana untuk menyakiti atau mengendalikan mereka.

3. Perasaan Takut Diamati dan Dikendalikan

Pengidap skizofrenia paranoid juga merasakan perasaan konstan bahwa mereka sedang diamati, dievaluasi, atau bahkan dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini menyebabkan mereka merasa tidak aman dan waspada dalam berinteraksi dengan orang lain.

4. Kesulitan dalam Berhubungan Sosial

Penderita skizofrenia paranoid umumnya mengalami kesulitan dalam berhubungan sosial. Mereka cenderung mencurigai niat orang lain dan merasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan sosial yang ramai. Akibatnya, mereka cenderung mengisolasi diri dan membatasi interaksi dengan lingkungan sekitar.

5. Rasa Putus Asa dan Kurangnya Harapan

Pengidap skizofrenia paranoid seringkali merasa putus asa dan kehilangan harapan dalam hidup. Gangguan mental yang mereka alami seringkali membuat mereka kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mencapai tujuan-tujuan mereka. Hal ini dapat menyebabkan depresi dan perasaan negatif lainnya.

6. Tantangan dalam Menjaga Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan minum obat menjadi salah satu tantangan utama bagi penderita skizofrenia paranoid. Beberapa dari mereka mungkin enggan atau lupa untuk mengonsumsi obat secara teratur, yang dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan dan menyebabkan risiko kekambuhan.

7. Dukungan Sosial sebagai Faktor Penentu

Dalam mengatasi skizofrenia paranoid, dukungan sosial memainkan peran penting. Pengidap skizofrenia membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, atau tenaga medis dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi. Dukungan sosial yang memadai dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

8. Usaha Membangun Coping Skill yang Efektif

Penderita skizofrenia paranoid perlu belajar dan mengembangkan berbagai strategi coping yang efektif dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Hal ini meliputi cara mengatasi stres, menghadapi halusinasi dan waham, serta meningkatkan keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Skizofrenia paranoid membawa pengalaman yang kompleks dan menantang bagi para penderitanya. Halusinasi auditori, waham, perasaan takut diamati, serta kesulitan dalam berhubungan sosial menjadi beberapa poin utama yang mereka rasakan. Pentingnya dukungan sosial dan upaya untuk mengembangkan coping skill yang efektif menjadi kunci dalam membantu mereka menghadapi kenyataan paralel yang mereka alami.

Safitri Dina Prameswari