Buah kepel (Stelechocarpus burahol) merupakan buah asli Indonesia yang biasanya sangat subur jika tumbuh di daerah tropis. Buah ini memiliki bentuk yang unik, yaitu lonjong dan berukuran sedang. Daging buahnya berwarna putih dan memiliki rasa yang manis dan segar.
Buah kepel memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain:
- Membantu menurunkan berat badan
- Meningkatkan kesehatan jantung
- Menjaga kesehatan pencernaan
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menjaga kesehatan kulit
Namun, di balik manfaatnya, ada juga beberapa mitos yang beredar seputar konsumsi buah kepel. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta seputar konsumsi buah kepel:
Mitos: Buah kepel dapat menyebabkan diare.
Fakta: Buah kepel mengandung serat yang tinggi, sehingga dapat membantu melancarkan pencernaan. Namun, konsumsi buah kepel yang berlebihan dapat menyebabkan diare.
Mitos: Buah kepel dapat menyebabkan alergi.
Fakta: Buah kepel memang dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang, terutama pada orang yang memiliki alergi terhadap makanan lain. Gejala alergi buah kepel dapat berupa gatal-gatal, ruam, dan bengkak.
Mitos: Buah kepel dapat menyebabkan keguguran.
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Namun, konsumsi buah kepel dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan kontraksi rahim, sehingga sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.
Mitos: Buah kepel dapat meningkatkan libido.
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Namun, buah kepel memang mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan seksual.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengonsumsi buah kepel secara aman, yaitu:
- Mulailah dengan mengonsumsi buah kepel dalam jumlah yang sedikit untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi.
- Jika Anda memiliki alergi terhadap makanan lain, sebaiknya hindari mengonsumsi buah kepel.
- Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi buah kepel.
Buah kepel merupakan buah yang kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, konsumsi buah kepel juga perlu dilakukan dengan bijak untuk menghindari risiko alergi dan efek samping lainnya sebagaimana yang diulas oleh sumber tulisan dari jurnal LIPI karya Melisnawati H. Angio*, Elok Rifqi Firdiana Melisnawati H. Angio dan Elok Rifqi Firdiana.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Tranformasi Mutu Layanan JKN, BPJS Kesehatan Jamin Tak Ada Diskriminasi Peserta di Rumah Sakit
-
Berinovasi dalam Meningkatkan Mutu Layanan, BKIM Provinsi Jawa Tengah Dapat Penghargaan dari BPJS Kesehatan
-
BPJS Kesehatan Terus Dorong Peningkatan Akses Layanan bagi Peserta JKN
-
Sistem Kesehatan Jerman Mulai Ambruk, Ini Alasannya
-
Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini 6 Makanan yang Kaya akan Zinc
Health
-
Apakah Susu Rendah Lemak Benar-Benar Lebih Sehat? Ini Penjelasannya
-
Mata Lelah Gara-gara Layar? Ini 6 Jurus Sakti Biar Gak Cepat Rusak
-
Otak Lemot Karena Scroll Media Sosial? Ini Cara Detoks Simpel dan Efektif
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Jangan Diremehin! Ini 5 'Rahasia Sakti' Tahu yang Bikin Badan Lebih Sehat
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan