Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Hilda Ayu Darmawati
Ilustrasi stres (Pexels/Pedro Figueras)

Ketika mendengar kata "stres", apa yang terlintas di benak kalian? Tekanan, beban, atau kecemasan? Mungkin hampir semua orang pernah mengalaminya. Ada berbagai macam jenis, penyebab, dan dampak dari stres. Akan tetapi, kalian tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa strategi untuk mengelola stres. Penasaran? Yuk, simak artikelnya!

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), stres adalah reaksi fisik atau mental terhadap penyebab eksternal, seperti banyaknya pekerjaan rumah atau kesehatan yang buruk. Stres dapat terjadi satu kali atau dalam jangka pendek, atau dapat terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang lama.

Stres dapat dibagi menjadi dua jenis. Stres yang merugikan dan merusak disebut distres dan stres positif yang bermanfaat disebut eustress. 

Penyebab Stres

1. Merasakan banyak tekanan.
2. Sedang menghadapi perubahan besar dalam hidup.
3. Mengkhawatirkan sesuatu.
4. Tidak memiliki banyak kendali atas hasil suatu situasi.
5. Mempunyai tanggung jawab yang sangat besar.
6. Tidak ada cukup pekerjaan, aktivitas, atau perubahan dalam hidup.
7. Mengalami diskriminasi, kebencian atau pelecehan.
8. Mengalami masa ketidakpastian.

Dampak Stres   

1. Sistem Saraf Pusat dan Sistem Endokrin

Sistem saraf pusat berperan dalam memberikan respons terhadap segala hal yang terjadi di tubuh. Sistem saraf pusat memberi informasi cepat ke seluruh tubuh mengenai tindakan yang harus dilakukan. Gejala stres kronik biasanya meliputi kecemasan, depresi, dan perubahan emosional. Kamu mungkin juga akan mengalami sakit kepala atau insomnia.

2. Sistem Pernapasan dan Jantung serta Pembuluh Darah

Sistem pernapasan, jantung, dan pembuluh darah dipengaruhi oleh hormon stres. Selama merespons stres, laju pernapasan kamu akan meningkat sebagai mekanisme penyesuaian untuk menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Jika kamu memiliki masalah pernapasan seperti asma, stres dapat menyulitkan pernapasan. Jantung juga memompa darah lebih cepat saat stres. Hormon stres menyebabkan pembuluh darah menyusut dan tekanan darah meningkat. Stres kronik dapat menyebabkan peningkatan risiko hipertensi karena membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya.

3. Sistem Pencernaan

Saat stres, hati menghasilkan glukosa darah untuk meningkatkan energi. Gula darah yang tidak digunakan akan diserap kembali oleh tubuh. Jika kamu mengalami stres yang berkepanjangan, tubuh kamu tidak dapat lagi menyimpan glukosa berlebihan, sehingga risiko terkena diabetes tipe 2 dapat meningkat. 

Peningkatan hormon, pernapasan, dan detak jantung juga dapat memperburuk sistem pencernaan. Kamu mungkin mengalami refluks asam lambung. Stres tidak langsung menyebabkan luka pada lambung, tetapi dapat memperburuk luka yang sudah ada. Gejala yang muncul meliputi mual, muntah, atau sakit perut. Selain itu, stres bisa mempengaruhi pergerakan makanan di dalam usus, yang dapat menyebabkan diare atau sembelit.

4. Sistem Otot

Stres menyebabkan otot berkontraksi untuk melindungi diri dari cedera. Jika mengalami stres yang konstan, otot tidak memiliki kesempatan untuk santai. Otot yang tegang atau berkontraksi dapat menyebabkan keluhan seperti sakit kepala, nyeri di bahu dan punggung, serta pegal-pegal seluruh tubuh.

5. Sistem Reproduksi dan Seksualitas

Stres mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta kehidupan seksual. Pada pria, meski produksi testosteron meningkat, stres kronis dapat menurunkan kadar testosteron tersebut. Sedangkan bagi wanita, stres dapat mengganggu siklus menstruasi sehingga semakin menyakitkan. 

6. Sistem Kekebalan Tubuh

Stres merangsang sistem kekebalan tubuh. Orang yang stres lebih rentan terhadap virus-virus seperti influenza atau common cold. Stres dapat memperlambat proses pemulihan dari penyakit atau cedera.
 
Strategi Manajemen Stres

1. Mengidentifikasi Sumber Stres

Langkah pertama dalam manajemen stres adalah mengidentifikasi sumber-sumber stres yang ada dalam hidup kita. Dengan mengetahui sumber stres, kita dapat mulai mencari cara untuk mengatasinya.   

2. Mengubah Cara Pandang terhadap Stres

Stres tidak selalu merupakan hal yang negatif. Stres dapat menjadi motivasi bagi kita untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk mengubah cara pandang kita terhadap stres, sehingga kita dapat menghadapinya dengan lebih positif.

3. Mengelola Waktu dengan Baik

Salah satu sumber stres yang umum adalah manajemen waktu yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola waktu dengan baik, agar kita dapat menyelesaikan tugas-tugas kita tepat waktu dan tidak merasa kewalahan.

4. Membuat Prioritas

Penting untuk membuat prioritas dalam hidup kita, agar kita dapat fokus pada hal-hal yang paling penting. Dengan membuat prioritas, kita dapat menghindari mengambil tanggung jawab yang berlebihan dan menimbulkan stres.

5. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membantu kita lebih tahan terhadap stres. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang sehat, dan cukup tidur.

6. Berlatih Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan deep breathing, dapat membantu kita untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.

Kesimpulan

Stres merupakan kondisi yang berdampak luas pada kesehatan fisik dan mental, serta kualitas hidup secara keseluruhan. Beberapa penyebabnya menyebabkan dampak yang signifikan. Ini menunjukkan betapa pentingnya memahami strategi manajemen stres demi kesehatan jangka panjang.

Hilda Ayu Darmawati

Baca Juga