Scroll untuk membaca artikel
Bimo Aria Fundrika
ilustrasi ahli kimia [shutterstock]

Teknologi medis terus berkembang. Salah satu inovasi terbaru adalah terapi CAR-T Cell, metode pengobatan kanker darah berbasis imunoterapi.

Terapi ini memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Tingkat keberhasilannya tinggi, terutama pada pasien Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)—jenis leukemia yang umum pada anak-anak—dan B-Cell Lymphoma.

“Terapi CAR-T Cell telah disetujui sejak 2017 dan terus berkembang dengan berbagai program turunan,” kata Senior Consultant dan Haematologist di Parkway Cancer Centre, Dr. Dawn Mya Hae Tha, Selasa (06/03/2025). 

Bagaimana cara kerjanya? Sel T, jenis sel darah putih yang meningkatkan kekebalan tubuh, diambil dari pasien. Sel ini kemudian dimodifikasi di laboratorium agar mampu mengenali dan melawan sel kanker tertentu. Setelah rekayasa selesai, sel dikembalikan ke tubuh pasien untuk menghancurkan kanker.

Mengenal Tahapan Kanker Darah penyakit yang dialami Ani Yudhoyono. (Dok. Infografis Suara.com)

“Sel imun yang telah dimodifikasi akan bereaksi aktif terhadap sel kanker. Mereka bisa menyembuhkan pasien atau menghancurkan sel kanker tersebut,” tambah Dr. Dawn.

Seperti terapi lain, CAR-T Cell juga memiliki efek samping. Salah satunya adalah Cytokine Release Syndrome (CRS)—kondisi saat tubuh melepaskan sitokin ke dalam darah, menyebabkan peradangan seperti flu, demam, atau mual.

Selain CAR-T Cell, ada juga terapi antibodi bispesifik (bispecific antibody therapy). Mekanismenya mirip, tetapi tersedia dalam bentuk obat siap pakai tanpa perlu rekayasa sel. Ini menjadi alternatif menjanjikan bagi pasien limfoma.

“Pengujian mutasi genetik kini menjadi bagian penting dalam pengobatan kanker darah. Jika mutasi spesifik terdeteksi, terapi target dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas sekaligus meminimalkan efek samping,” jelas Dr. Dawn.

Penulis: Kayla Riasya Salsabila