Siapa yang tidak mengenal Sapardi Djoko Damono? Sastrawan kelahiran Solo ini telah banyak menghasilkan karya sastra yang begitu dikenal luas oleh masyarakat, baik itu karya sastra yang berupa puisi, cerpen, novel, atau bahkan esai serta kritik sastra.
Siapapun yang ingin menciptakan sebuah karya sastra ada baiknya bila belajar dari seorang Sapardi Djoko Damono, bagaimana cara beliau agar dapat produktif berkarya dan menciptakan karya-karya yang luar biasa.
Kendati pun demikian, Sapardi Djoko Damono mengaku tak punya tips dan trik tertentu dalam prosesnya menciptakan karya sastra, beliau hanya perlu banyak membaca dan hanya perlu 'mengalir' saja.
Lalu apa saja saran-saran dari Sapardi Djoko Damono bagi mereka yang ingin menulis karya sastra?
1. Banyak Membaca
Tanpa membaca, kita akan kesulitan menuangkan ide atau perasaan. Tanpa membaca juga, kita akan kesulitan dalam menyusun ide atau perasaan ke dalam kata-kata.
Membaca sejatinya adalah mempelajari bagaimana seorang pengarang pada bukunya itu berpendapat, dan bagaimana caranya agar kita bisa merangkai kata-kata seperti pada buku pengarang tersebut.
2. Beri Jarak Terhadap Emosi
Terkadang apabila kita hendak menulis sebuah karya sastra, kita cenderung terdorong oleh perasaan dalam diri kita. Hal itulah yang oleh Pak Sapardi disarankan untuk dihindari, karena dengan melibatkan perasaan kita secara penuh ke dalam tulisan, dikhawatirkan karya sastra yang dihasilkan tak akan jauh berbeda dari sebuah 'curhatan'.
Selain itu, melibatkan perasaan secara penuh juga membuat tulisan menjadi kurang logis, karena perasaan amat berubah-ubah kondisinya.
3. Amati Lingkungan Sekitar
Memang sebagian karya sastra bersifat fiksi (khayalan), tapi bukan berarti apa yang terkandung dalam karya sastra hanya bersifat khayalan atau bualan. Karya sastra memanglah indah, tapi sang pengarang tak perlu mengawang-awang untuk menciptakan sebuah karya sastra yang indah.
Sang pengarang hanya perlu mengamati lingkungan sekitar, dan kemudian mengolahnya menjadi sebuah karya sastra yang bisa dijadikan bahan renungan.
4. Jangan Meniru Karya Sendiri
Jika kita ingin berkembang dalam menulis karya sastra, janganlah untuk kita meniru karya-karya yang telah kita ciptakan sebelumnya. Karena hal tersebut membuat pikiran kita menjadi mandeg dan membuat sudut pandang kita menjadi terbatas.
Itu tadi merupakan saran-saran yang diberikan oleh Sapardi Djoko Damono kepada siapapun yang ingin berproses menciptakan karya sastra. Itu saja yang ingin saya sampaikan, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat. Di akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
Hobi
-
Dari Lapangan ke Lifestyle: Futsal sebagai Bahasa Gaul Anak Muda
-
Jurus Slow Living Paling Mudah: Kenapa Membaca Bikin Hidup Lebih Tenang?
-
Statistik Minor Rafael Struick di Liga dan Panggilan Timnas Indonesia yang Terasa Kian Menjauh
-
Futsal sebagai Cerminan Ekonomi Mikro di Lingkup Generasi Muda
-
Bantai-Bantai Awal Musim Klub Calvin Verdonk dan Modal Perjalanan Semu Menuju Titel Juara
Terkini
-
4 Exfoliating Toner Korea dengan Kandungan BHA, Ampuh Bantu Lawan Komedo!
-
Upside Down oleh Chanyeol: Tekad Kuat untuk Tak Menyerah pada Diri Sendiri
-
FYP Lagi Aneh, Muncul Tren 'Mama Muda' Menor dan Perang Fans Dadakan di TikTok
-
Sinopsis New Tokyo Coast Guard, Drama Terbaru Ryuta Sato dan Shigeaki Kato
-
5 Hal Berharga Dibahas dalam Buku Life is Yours, Hidup Bukan Perlombaan!