Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Calvin Verdonk saat memperkuat Timnas Indonesia di laga melawan Australia (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Awal yang manis didapatkan oleh klub Calvin Verdonk, NEC Nijmegen di pentas Eredivisie Belanda. Pada kompetisi kasta tertinggi di sistem persepakbolaan Negeri Kincir Angin tersebut, klub yang diperkuat oleh full back kiri Timnas Indonesia itu sukses melakukan pembantaian atas lawan-lawannya di pekan-pekan awal liga.

Bukan hanya satu atau dua lawan saja yang menjadi korban, hingga pekan ketiga guliran Eredivisie, Calvin Verdonk dan kolega sukses membantai semua lawannya dengan skor yang cukup mutlak.

Bagaimana tidak, sepertimana dilansir laman data transfermarkt, tiga klub pertama yang menjadi lawan NEC Nijmegen, yakni Excelsior (9/8/2025), Heracles Almelo (16/8/2025) dan NAC Breda (24/8/2025), semuanya ditundukkan dengan margin skor minimal tiga gol.

Dari laman yang sama diinformasikan, setelah menghancrukan Excelsior lima gol tanpa balas di pekan perdana, NEC Nijmegen berhasil menjungkalkan tuan rumah Heracles Almelo dengan skor 4-1, dan terakhir, menumbangkan Breda dengan skor 3-0.

Total, dari tiga laga yang dijalani, NEC Nijmegen berhasil mendentumkan 12 gol, dan hanya kebobolan satu gol saja. Sebuah pencapaian yang tentunya sangat positif, dan menjadi modal berharga untuk mengarungi persaingan sisa musim yang tentunya masihlah teramat panjang. 

Hasil Berharga di Awal Musim, namun Bisa Jadi Modal Semu untuk Meraih Gelar Juara

Selalu mengakhiri pertarungan dengan raihan tiga poin di tiga laga awal, sekaligus membuat lawan-lawannya terbabat habis dengan margin gol yang cukup meyakinkan tentunya menjadi sebuah modal besar bagi NEC Nijmegen untuk menghidupkan persaingan guna menjadi yang terbaik di pentas Eredivisie.

Rentetan kemenangan besar nan meyakinkan, tentunya memunculkan harapan dari para penggemar, capaian tersebut dapat dikulminasikan menjadi raihan gelar juara di akhir musim mendatang.

Namun sayangnya, jika berkaca dengan kondisi saat ini, tentunya keinginan tersebut masih dalam tarap keinginan yang bisa saja dikatakan terlalu dini. Pasalnya, selain perjalanan musim yang masih panjang, ketiga lawan yang telah dihadapi oleh Calvin Verdonk dan koleganya di NEC Nijmegen sendiri belum bisa dikatakan sebagai representasi kekuatan utama di kompetisi Liga Belanda musim ini.

Baik Excelsior, Heracles Almelo maupun NAC Breda, tentunya tak bisa dijadikan sebagai tolok ukur utama kekuatan klub di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Belanda tersebut. Pasalnya, ketiganya sendiri merupakan deretan tim gurem yang pada sejarahnya lebih sering tampil sebagai penggembira di persaingan persepakbolaan Belanda, meskipun kadang-kadang juga bisa memberikan kejutan yang fluktuatif dalam beberapa momen.

Ketiga klub yang dibantai oleh Verdonk dan Nijmegen di tiga pekan awal, tentunya tak bisa disamakan levelnya dengan klub raksasa Liga Belanda sekelas juara bertahan PSV Eindhoven, Feyenoord, FC Utrech atau mungkin Raja Diraja Eredivisie, Ajax Amsterdam yang telah memiliki koleksi sebanyak 36 gelar juara liga.

Sehingga, ditakutkan nantinya capaian positif yang telah didapatkan oleh Nijmegen ini justru hanya akan menjadi semacam modal semu bagi mereka dalam mengarungi liga, yang mana hal tersebut bisa semakin menghilang seiring dengan bertambahnya matchday yang digulirkan di kompetisi.

Terlebih lagi, dengan peserta Eredivisie yang berjumlah 18 klub, besar kemungkinan hasil "bantai-bantai" di tiga pertandingan awal ini akan terkikis seiring dengan berjalannya waktu jika mereka tampil tak konsisten, mengingat masih ada lebih dari 30 pertandingan lainnya yang akan menentukan siapa yang akan menjadi pemuncak klasemen di akhir musim, sekaligus menggondol gelar juara yang sesungguhnya.

Namun, tentu saja kemenangan besar di tiga pertandingan pertama ini akan tetap menjadi sebuah modal sejati bagi Calvin Verdonk dan Nijmegen. Jika mereka menjadikan tiga hasil pertama ini sebagai motivasi tersendiri, dan mereka tampil dengan stabil pun konsisten, maka akan sangat mungkin apa yang mereka dapatkan di tiga matchday awal Eredivisie musim ini tak lagi sekadar modal semu dalam perburuan titel juara di akhir musim. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS