Dua tim tangguh London akan saling duel. Akan saling bentrok untuk merebutkan sebuah kemenangan. Laga ini tak sekadar laga. Ada semacam harga diri yang harus dipertahankan. Derby London, antara Arsenal kontra Chelsea memang selalu menyajikan duel yang keras, intensitas dan ritme permainan yang tinggi.
Sebagaimana duel El Clasico pada umumnya. Di Liga 1 ada Arema kontra Persebaya. El Clasico yang lazim dan santer disebut El Clasico atau Derby Jatim (Jawa Timur). Bila kedua tim ini bertemu, tak jarang laga memang berjalan jauh lebih mendebarkan jantung.
Di Spanyol ada Real Madrid kontra Barcelona. Di Italia, ada Inter Milan versus AC Milan. Di Inggris, selain Arsenal kontra Chelsea, pun juga ada Manchester City dengan Manchester United. Bila klub tersebut sudah berpapasan, tak jarang membuat kita bangga dan kecewa. Bila menang kadang kita bersorak, bila kalah, kita yang disoraki. Dan, itu sah-sah saja. Selama tidak ada kalimat-kalimat rasis dan ujaran kebencian di dalamnya. Demi apa? Agar lebih terasa dan bergairah mendukung tim kebanggaannya.
Stamford Bridge akan menjadi saksi nyata pada Kamis 21/04/2022. Siapakah yang bakal unjuk gigi dalam laga lanjutan Premier League pekan ke-25 tersebut. Jika dilihat dari papan klasemen, The Blues memang sangat unggul. Pasalnya, besutan Thomas Tuchel itu berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Sementara di kubu sang tamu, Arsenal berada di posisi ketujuh.
Chelsea di atas kertas memang layak menang. Selaim idealnya karena bermain di kandang, pun juga dari kekuatan individu terlihat lebih kompleks. Mulai dari Havertz, Mount, Werner dan lain-lain. Jadi, Mikel Arteta selaku pelatih Arsenal, harus lebih hati-hati. Biar tidak jadi bulan-bulanan dan lumbung gol Chelsea.
Sebab di pertemuan pertama, Arsenal telah menelan pil pahit di kandangnya. Kalah 2:0 atas Chelsea. Iya, itu di kandangnya, loh kalah 2:0. Apalagi kini datang ke markas Chelsea. Jelas, si tuan rumah tak sudi bila harus kalah. Alih-alih harus takluk terhadap peringkat ketujuh. Jelas tidak diinginkan. Derby London adalah pertaruhan harga diri. Malu bila menelan kekalahan dan inisiatif untuk menang adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dan Chelsea jelas menanam rasa itu di sanubarinya.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
-
Prediksi Chelsea vs Arsenal di Liga Inggris, 21 April 2022
-
Jadwal Bola Malam Ini: Chelsea vs Arsenal hingga Juventus vs Fiorentina Live TVRI
-
Pastikan Finis Dua Besar di Championship, Fulham Kembali ke Premier League
-
Jelang Chelsea vs Arsenal, Tuchel Sebut Romelu Lukaku Tak Layak Bermain
-
Thomas Tuchel Beberkan Penyebab Merosotnya Performa Romelu Lukaku di Lini Depan Chelsea Musim Ini
Hobi
-
Piala AFF Wanita: Pelatih Timnas Indonesia Tekankan Pentingnya Disiplin
-
BRI Super League: Persijap Jepara Tetap Berbenah Walau Tahan Imbang PSM Makassar
-
BRI Super League: Pelatih PSIM Yogyakarta Puas Taklukkan Benteng Persebaya Surabaya
-
PSIM Yogyakarta Paling Gacor di Laga Perdana, Tiga Tim Promosi Bikin Kejutan!
-
BRI Super League: Peter de Roo Optimis Persis Solo Taklukkan Madura United
Terkini
-
Tayang Hari Ini, Our Golden Days Siap Jelajahi Ikatan Cinta hingga Kelurga
-
Ulasan Novel Ceros dan Batozar: Rahasia Kelahiran Tuan Muda Ali
-
Marhaenisme: Ideologi dari Soekarno yang Tak Lekang oleh Zaman
-
Tiba-Tiba Kena PHK, Lee Sung Min Cari Kerjaan Baru di Film No Other Choice
-
Sinopsis The Thirteen-Hongs in Canton, Drama Terbaru Zhu Ya Wen di iQiyi