Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ahmad Zubairi
Chelsea vs Arsenal (Instagram.com/@arsenal)

Dua tim tangguh London akan saling duel. Akan saling bentrok untuk merebutkan sebuah kemenangan. Laga ini tak sekadar laga. Ada semacam harga diri yang harus dipertahankan. Derby London, antara Arsenal kontra Chelsea memang selalu menyajikan duel yang keras, intensitas dan ritme permainan yang tinggi. 

Sebagaimana duel El Clasico pada umumnya. Di Liga 1 ada Arema kontra Persebaya. El Clasico yang lazim dan santer disebut El Clasico atau Derby Jatim (Jawa Timur). Bila kedua tim ini bertemu, tak jarang laga memang berjalan jauh lebih mendebarkan jantung. 

Di Spanyol ada Real Madrid kontra Barcelona. Di Italia, ada Inter Milan versus AC Milan. Di Inggris, selain Arsenal kontra Chelsea, pun juga ada Manchester City dengan Manchester United. Bila klub tersebut sudah berpapasan, tak jarang membuat kita bangga dan kecewa. Bila menang kadang kita bersorak, bila kalah, kita yang disoraki. Dan, itu sah-sah saja. Selama tidak ada kalimat-kalimat rasis dan ujaran kebencian di dalamnya. Demi apa? Agar lebih terasa dan bergairah mendukung tim kebanggaannya. 

Stamford Bridge akan menjadi saksi nyata pada Kamis 21/04/2022. Siapakah yang bakal unjuk gigi dalam laga lanjutan Premier League pekan ke-25 tersebut. Jika dilihat dari papan klasemen, The Blues memang sangat unggul. Pasalnya, besutan Thomas Tuchel itu berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Sementara di kubu sang tamu, Arsenal berada di posisi ketujuh. 

Chelsea di atas kertas memang layak menang. Selaim idealnya karena bermain di kandang, pun juga dari kekuatan individu terlihat lebih kompleks. Mulai dari Havertz, Mount, Werner dan lain-lain. Jadi, Mikel Arteta selaku pelatih Arsenal, harus lebih hati-hati. Biar tidak jadi bulan-bulanan dan lumbung gol Chelsea. 

Sebab di pertemuan pertama, Arsenal telah menelan pil pahit di kandangnya. Kalah 2:0 atas Chelsea. Iya, itu di kandangnya, loh kalah 2:0. Apalagi kini datang ke markas Chelsea. Jelas, si tuan rumah tak sudi bila harus kalah. Alih-alih harus takluk terhadap peringkat ketujuh. Jelas tidak diinginkan. Derby London adalah pertaruhan harga diri. Malu bila menelan kekalahan dan inisiatif untuk menang adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dan Chelsea jelas menanam rasa itu di sanubarinya. 

Ahmad Zubairi