Permainan yang luar biasa dipertontonkan oleh The Blues saat menjamu Setan Merah. Mengurung mati-matian pertahanan besutan Ralf Rangnick hingga penguasaan bola mencapai 65 persen, tapi gagal meraup kemenangan karena gol balasan dari sang mega bintang asal Portugal Cristiano Ronaldo.
Thomas Tuchel, jika diklaim kecewa, tentu saja iya. Siapa yang tidak kecewa jika anak asuhnya sudah mapan menguasai bola, tembakan juga lumayan banyak, tapi, penyelesaian akhir tak mampu berbuah gol. Sakit dan nyesek? Bisa jadi.
Terlebih, Chelsea memang lebih dominan sang superior ketimbang sang tuan rumah, Manchester United. Dari total 21 tembakan Werner dan kawan-kawannya, enam di antaranya, adalah tepat sasaran. Kurangnya, tak mampu membuat gawat David de Gea kebobolan.
Bahkan, Chelsea memang sudah menekan sejak babak pertama. Tapi, itu semua hanyalah serangan yang sia-sia. Semua serangan yang dilancarkan, tak ada satu pun yang berbuah gol kejayaan. Harus menunggu di babak kedua untuk menemukan momentum manis itu.
Itu pun, di babak kedua harus menunggu sampai menit ke-60. Artinya, betapa solidnya Manchester United dalam bertahan. Betapa pandainya Varane dan kolega membuat Kai Havertz dan rekannya-rekannya ngos-ngosan tanpa hasil yang diinginkan. Iya, baru menit ke-60 Chelsea bisa memecah kebuntuan itu lewat Marcos Alonso.
Tiga poin sang tamu, The Blues sudah tampak terlihat terang di depan mata. Ia akan pulang dengan menyisakan penderitaan bagi tuan rumah, Setan Merah. Tapi, nyatanya, itu adalah angan-angan belaka. Bagaikan mimpi di siang bolong. Keunggulan polesan Thomas Tuchel tersebut hanya mampu dirasakan dua menit saja. Mbuh.
Pasalnya, sang mega bintang, Cristiano Ronaldo mampu menyamakan kedudukan. Sepakannya membuat Mendy tak berdaya. Buyar sudah harapan Chelsea untuk membuat Setan Merah merana di kandangnya.
Kalau bukan karena Ronaldo, mungkin saja kemenangan tipis 1:0 Chelsea akan bertahan dan membuat The Reds menelan kekalahan. Untungnya, Ronaldo mampu menyelamatkan kekalahan itu. Jika tidak, maka itu akan menjadi kekalahan ketiga setelah dibekuk Liverpool dan Arsenal.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
-
Revolusi Sepak Bola: AI Tingkatkan Produktivitas Gol Klub Liga Inggris
-
AFF Makin Tertampar! Bahkan Tim Sekelas Brunei Putuskan Tarik Bintangnya dari ASEAN All Stars
-
Jadi Penyanyi Seriosa, Chelsea Islan Cerita Persiapan Comeback Akting di Film Rose Pandanwangi
-
Profil Tyias Browning, Bek Naturalisasi China Jebolan Liga Inggris yang Perlu Diwaspadai Indonesia
-
Hiatus Akting 2 Tahun, Chelsea Islan Diam-Diam Siapkan Diri untuk Debut Sebagai Produser
Hobi
-
Demi Wujudkan Ambisi Kalahkan Vietnam, Malaysia Sampai Lakukan 3 Hal Ini Jelang Pertarungan
-
Jelang Pertarungan, Pelatih Malaysia Kirimkan Sinyal "Perang Terbuka" pada Timnas Vietnam
-
PSIS Semarang Turun Kasta, 5 Tim Ini Saling Sikut Demi Hindari Degradasi
-
Persija Jakarta Perpanjang Tren Positif di Kandang, Tuah JIS Jadi Sorotan
-
3 Skenario PS Barito Putera Bertahan di Liga 1, Nasib Ditentukan Klub Lain?
Terkini
-
World of Street Woman Fighter Umumkan Ketiga Juri, Tayang Perdana 27 Mei
-
Ulasan Novel The Vanishing Half: Diskriminasi Warna Kulit di Tengah Tekanan Sosial
-
Agar yang Redup Kembali Hidup dalam Seni Menemukan Kembali Diri Sendiri
-
Mengupas Cara Netflix dan Spotify Membentuk Hiburan Gen Z
-
Drama Thriller Forest of Humans Tunjuk Seo Ye Ji sebagai Pemeran Utama