Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ahmad Zubairi
Haaland, penyerang City.[Twitter.com/@ErlingHaaland]

The Citizens sukses mendatangkan mega bintang Borussia Dortmund, Erling Haaland pada Mei 2022. Kedatangan bomber timnas Norwegia itu ke Etihad Stadium menjadi buah bibir hingga beberapa hari. Mulai dari sebelum direkrut secara resmi oleh Manchester City hingga setelahnya. 

Bersama Borussia Dortmund, Erling Haaland sangat lihai, pandai dan mumpuni. Bahkan, bersama Marco Reus, ia menjadi andalan di lini depan. Gol-gol nya sejak bersama raksasa Jerman itu, juga tidak sedikit. Intinya, Haaland di Dortmund sangat mematikan. 

Tapi, kepindahannya ke Manchester City patut kita telusuri. Apakah tebusan 75 juta euro itu, akan benar-benar berarti, atau malah sebaliknya? Memang, sih harga Haaland tidak cukup mahal dibandingkan pemain kelas dan ternama macam Hazard, Kepa, Coutinho dan lainnya. Namun, kemampuannya, jangan diragukan.

Tapi begini, yang Haaland bela saat ini untuk menata musim depan adalah raja Premier League. Dan di liga domestik Inggris ini, tidak seperti di Bundesliga. 

Baiklah. Kita coba bahas poin yang pertama dulu. Tentang Manchester City. Pep Guardiola mendatangkan Haaland agar City bisa lebih tajam di lini depan. Praktis, agar sodoran umpan De Bruyne dan Mahrez tentunya kian bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan baik oleh Haaland, lalu diakhiri dengan gol, kemenangan, dan begitu seterusnya. 

Pep Guardiola adalah tipikal pelatih yang tak henti-hentinya berpikir. Dia terus mencari ide untuk melakukan keajaiban. Dan semua pemain, harus patuh, tunduk dan mengikuti instruksinya dengan baik sesuai arahannya. Tak terkecuali Haaland. Apakah Haaland akan kuat? 

Poin kedua. Di Bundesliga Haaland boleh jadi penyihir yang membuat lini belakang lawan kocar-kacir. Sebab, saingannya di sana, hanya tiga atau empat tim saja yang mampu menyeimbangi pertarungan Dortmund. Terlebih itu adalah Bayern Munchen. Dan itu-itu saja. Tidak terlalu berat saingannya. Wajar saja bila Erling Haaland selalu mencetak gol.

Sedangkan di Inggris, beda. Sangat berbeda. Di Liga Jerman, Haaland boleh sesumbar untuk mencetak gol banyak. Tapi di Liga Inggris, jangan coba-coba. Semua tim adalah kutukan. Lihat, bagaimana Chelsea yang acap kali ditahan imbang oleh tim yang tidak diunggulkan, dan juga teliti bagaimana perebutan tahta peringkat empat besar musim 2021. Ngeri bukan?

Semua tim, apalagi sepuluh besar, sangat wajib diwaspadai. Dan tentunya, sulit dihadapi. Ingat, ini Liga Inggris, Haaland. 

Ini masih dalam konteks liga domestik. Belum merambat ke ajang bergengsi di Eropa. Apakah Erling Haaland akan subur bersama Manchester City?

Ahmad Zubairi