Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ahmad Mursyid Amri
Dua penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Lionel Messi (kiri) dan Neymar tengah berdiskusi untuk melakukan tendangan bebas dalam laga 16 besar Coupe de France (Piala Liga Prancis) kontra Marseille di Stade Velodrome, Kamis (9/2/2023) dini hari WIB. [AFP]

PSG lagi-lagi harus tersingkir dari Coupe de France. Kekalahan ini membuat Messi dan kawan-kawan gagal memenangkan kompetisi tersebut musim ini.

Mereka tersingkir saat menantang tuan rumah Marseille pada babak 16 besar. Hasil minor ini pun memperpanjang rekor buruk PSG yang harus tersingkir lebih awal dari ajang tersebut selama dua musim berturut-turut.

BACA JUGA: Bahas Childfree, Kiky Saputri Ogah Ikut: Lagi Pusing Gonta-ganti Gaya Bikin Anak

Marseille bermain dengan cukup solid pada laga tersebut. Mereka bahkan dapat unggul lebih awal pada menit ke-31 lewat kotak penalti. Namun, keunggulan tersebut tidak bertahan lama, Sergio Ramos mampu menyamakan kedudukan 1-1 pada akhir babak pertama.

Nahasnya, pada awal babak kedua PSG tampak sedikit kewalahan, sehingga harus kembali kebobolan. Gol tercipta pada menit ke-57 melalui Ruslan Malinovskyi. Hasil itu pun bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Kekalahan PSG atas Marseille pada Rabu, 8 Februari 2023 di Stadion Orange Velodrome akan sangat membekas. Khususnya sang mega bintang Lionel Messi.

Pasalnya, sejak bermain untuk PSG dua tahun terakhir. Ia belum berhasil memberikan performa terbaik di Coupe de France. Hal ini membuat Messi harus bekerja lebih keras jika ingin menyempurnakan gelarnya bersama PSG.

Pemain asal Argentina itu boleh jadi memenangkan seluruh trofi bersama Barcelona di Spanyol. Lalu memenangkan Copa America, Piala Dunia, Olimpiade, dan Finalissima untuk negaranya. Tetapi, bersama PSG Messi masih memiliki banyak pekerjaan rumah.

Di sisi lain kekalahan PSG di Coupe de France bisa jadi membuktikan bahwa Messi tidak lagi setangguh yang dibayangkan banyak orang.

Ketiadaan Mbappe yang dibekap cedera membuat La Pulga agak kesulitan menembus pertahanan lawan kala melawan Marseille. Ditambah Neymar yang baru saja sembuh dari cedera.

Namun, bisa jadi faktor tersebut bukan alasan utama Messi tidak kembali ke performa terbaiknya. Dikabarkan bahwa pemain berusia 35 tahun itu sedang diambang dilema. Hal itu karena kontraknya bersama PSG. Seperti yang diketahui bahwa dalam waktu 4 bulan lagi kontrak bersama Les Parisiens akan berakhir.

Isu yang beredar adalah Messi mulai merasa tidak nyaman dengan PSG. Hal itu disebabkan oleh perilaku manajemen dan suporter PSG yang tidak memberikan penghargaan kala dirinya memenangkan Piala Dunia dua bulan lalu. Sesuatu hal yang sangat kontras jika dibandingkan dengan rekan-rekan setimnya di Argentina.

Meski demikian, performa Messi bersama PSG musim ini tidak buruk. Bahkan bisa dikatakan sebagai kebangkitan kembali sang pemenang 7 Ballon d’Or.

Hal tersebut dapat kita saksikan dari statistik permainan yang ditampilkan Messi di Ligue 1 musim ini. Ia tercatat telah membukukan 10 gol, 10 assist, serta beberapa kali memberikan umpan kunci untuk PSG.

Kehadiran Messi bahkan disebut oleh sang pelatih sebagai pembeda. Hal tersebut sebagaimana dikatakan Christophe Galtier beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Wajah Amanda Manopo Tampil Kembali di Televisi Jadi Omongan: Auranya Beda

“Saya meminta tim untuk bekerja demi Messi. Messi harus dibebaskan dari tugas-tugas tertentu, sehingga dia bisa mendapat operan dan ruang yang sudah sangat langka di sepakbola saat ini,” ujar Galtier dikutip dari Mirror, media kenamaan asal United Kingdom.

“Lalu dari ruang yang begitu kecil, Messi bisa menjadi pembeda,” sambungnya.

Kini, tugas berat akan menanti Messi dan kawan-kawan. Tanggal 14 Februari PSG bakal menghadapi Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions. Bisakah La Pulga membantu timnya, meski Mbappe cedera dan Neymar sedang tidak dalam performa terbaiknya?

Ahmad Mursyid Amri