Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Skuat Timnas Indonesia U-20 di laga perdana Piala Asia U-20 melawan Iraq (pssi.org)

Piala Asia U-20 grup A telah menyelesaikan matchday pertamanya pada Rabu, 1 Maret 2023 lalu. Empat negara yang menjadi penghuni grup, yakni Indonesia, Uzbekistan, Iraq dan Suriah, telah menuai hasil perjuangan masing-masing. Indonesia yang berhadapan dengan Iraq, harus mengakui keunggulan sang lawan dengan skor 0-2 melalui gol yang dicetak oleh Hayder Abdulkareem dan Mohammed Jameel.

Pun demikian halnya dengan Suriah yang berhadapan dengan Uzbekistan di laga selanjutnya. Wakil Timur Tengah tersebut juga harus kandas dari sang tuan rumah dengan skor identik, dua gol tanpa balas melalui gol yang dilesakkan oleh Abbosbek Fayzullaev dan Zakaria Al Ramadan.

Secara perhitungan, konstelasi klasemen grup A menempatkan Uzbekistan dan Iraq sebagai dua tim teratas grup, disusul oleh Suriah dan Indonesia di posisi ketiga dan keempat. Jika menilik poin dan selisih gol yang didapatkan, dua tim teratas dan dua tim terbawah di grup A sama-sama memiliki hasil yang identik.

Uzbekistan dan Iraq yang berada di posisi pertama dan kedua, memiliki poin tiga dan selisih gol surplus dua, sementara Suriah dan Indonesia berada di posisi ketiga serta keempat dengan selisih gol minus dua tanpa perolehan poin. 

Tentu sebagian dari kita akan bertanya-tanya, mengapa Indonesia yang memiliki poin dan selisih gol yang identik dengan Suriah, ditempatkan di posisi juru kunci? Bagi teman-teman yang mempertanyakan hal tersebut, ada penjelasan gamblang mengenai hal tersebut.

BACA JUGA: Digugat Cerai, Indra Bekti Minta Maaf ke Aldila Jelita: Maafin Aku Jadi Suami Belum Sempurna

Penempatan Indonesia di posisi juru kunci tak lepas dari aturan yang ditetapkan oleh AFC. Melalui laman the-afc.com, salah satu poin penentuan posisi diklasemen merujuk pada poin kedisiplinan yang didapatkan oleh para penghuni grup. Semakin banyak kartu yang didapatkan oleh sebuah tim, maka poin kedisiplinan akan dikurangi.

Seperti contoh, Indonesia dan Suriah sama-sama memiliki selisih gol minus dua. Namun, Indonesia harus menempati posisi juru kunci karena tercatat mendapatkan poin kedisiplinan -3 hasil dari tiga kartu kuning yang didapatkan oleh Hokky Caraka (menit 22), Hugo Samir (menit 70) dan Ressa Aditya (menit 90+3).

Sementara Suriah, hanya mendapatkan poin kedisiplinan -1 melalui kartu kuning yang didapatkan oleh Khaled Al Hejjeh pada menit ke 83. Pun demikian halnya dengan penentuan posisi pertama dan kedua. Uzbekistan berhak menjadi pemuncak karena hanya memiliki poin kedisiplinan -2 melalui dua kartu kuning N. Abdurrazoqov (31), B. Asqarov (45), sementara Iraq, mendapatkan poin kedisiplinan -4 dari satu kartu kuning Mustafa Qabeel (61), dan kartu kuning plus kartu merah Charbel Shamoon (45+1).

Nah, bagaimana? Sudah jelas ya teman-teman? Sayangnya, aturan ini menjadikan Indonesia sebagai korban ya! Karena aturan poin kedisiplinan, skuat Garuda harus rela mejadi penghuni dasar klasemen.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

M. Fuad S. T.